Dapur Satelit Siap Wujudkan Program MBG

NERACA

Sumedang – Pelaksanaan Progam Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan baru, Presiden Prabowo Subianto, mendapat dukungan antuasias dari kalangan pemerintah daerah dan sektor swasta. Salah satunya, uji coba kegiatan Dapur Satelit: Solusi End to End Program Makan Bergizi di Sumedang, Jawa Barat.

Dapur satelit ini merupakan kerja sama riset dan pengembangan antara pemerintah kabupaten dan Perusahaan teknoligi di Sumedang, Technolife Group.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman menilai, dapur satelit sebagai salah bentuk dukungan teknologi dari sektor swasta agar Program MBG berjalan lebih optimal. Dalam operasinya, dapur satelit memanfaatkan energi terbarukan yang mampu menyediakan 600 porsi per hari makanan. Menu yang disajikan pada peluncuran program dapur satelit untuk para murid SDN Sirah Cai adalah nasi, ayam, sop bola jamur, tempe, puding, dan susu.

"Dapur Satelit ini seperangkat dukungan teknologi agar program Makan Siang Bergizi lebih optimal. Kelebihannya, pertama prosesnya cepat dengan menggunakan energi terbarukan dan menjamin gizi berimbang. Dapat dioperasikan oleh dua hingga empat orang saja, tapi bisa memberikan layanan optimal untuk 300 sampai 600 porsi," ucap Herman.

Herman menjelaskan, dapur satelit merupakan solusi terbaik untuk menjalankan Program MBG agar berjalan optimal, berkualitas, dan akuntabel. "Ini baru gagasan dan uji coba, tentu nanti tindak lanjutnya kita melihat situasi dan kondisi. Mudah-mudahan bermanfaat agar program ini bisa dikerjakan dengan lancar. Program Makan Siang Bergizi paling tidak tahap uji cobanya berjalan lancar dan dengan Dapur Satelit program ini lebih optimal," harap Herman.

Menurut Pj. Bupati Sumedang, Yudia Ramli, Kabupaten Sumedang telah melaksanakan uji coba Program MBG selama dua bulan secara partisipatif dengan melibatkan ibu-ibu PKK sebagai tim penyedia makanan. ”Nah saat ini kita ada salah satu alternatif solusi dengan menggunakan teknologi. Mudah-mudahan uji coba ini akan menjadi salah satu solusi kita bisa mengatasi kecepatan dan higienis berkelanjutan. Tadi disampaikan juga diberikan kepada anak-anak itu dalam keadaan bagus, itu luar biasa," terang Yudia.

Uji coba Program MBG menggunakan dapur satelit dilakukan selama enam hari ke depan di 2 sekolah dasar, yakni SDN Sirahcai, Jatinangor serta SDN Pamoyanan, Jatigede. "Rencananya uji coba ini antara Pemda Sumedang dan Technolife akan dilakukan di dua sekolah yaitu di Sirahcai dan di Pamoyanan. Seperti kemarin yang SD ini menjadi tempat yang diuji coba selama dua bulan, kita lanjutkan 6 hari di sini dan 6 hari di Pamoyanan," katanya.

Founder Technolife Group, Evi Lusviana mengatakan, dapur satelit merupakan solusi agar pelaksanaan Program MBG dapat berjalan secara efektif dan efisien. ”Pemerintah hanya perlu membangun dapur pusat (central kitchen) dan dapur satelit. Sehingga, pemerintah tidak perlu mmebangun dapur besar di daerah-daerah yang memerlukan anggaran besar dan waktu yang lama untuk siap dioperasikan,” ujarnya.

Dapur satelit sangat efektif dan efisien dilokasikan di sekolah-sekolah. Apalagi, dapur ini memiliki mekanisme knock down yang dapat dibangun dalam waktu 6-10 jam dengan jumlah personil pemasangan 4-6 orang. "Kami riset, kami pengalaman di TNI dengan Dapur Mobil. Dengan itu, Dapur satelit dapat diimplementasikan dengan mudah oleh Pemerintah dan efisien budget," terang Evi.

Pasalnya, menurut Evi, memasak itu tidak mudah. ”(Kegiatan sebelumnya) banyak melibatkan ibu-ibu PKK dan kelelahan. Tapi dengan dapur satelit ini, dapur kami hanya 6 jam (beroperasi) dan penyajian hanya 3 jam. Bisa sampai 600, 1.000 sampai 3.000 porsi," terangnya.

Dengan dapur satelit, tidak hanya kebersihan bahan makanan dan lingkungan yang terjamin, gizi dan nutrisi juga akan tetap terjaga dan sesuai dengan ketentuan dari Kemenkes. ”Mudah-mudahan ini akan jadi kontribusi kepada pemerintah dalam penyelesaian program ini," harap Evi. 

CEO Technolife Group, Surachman Noviriyanto menambahkan, dapur satelit terdiri dari 3 tipe, yaitu tipe kecil (small), sedang (medium), dan besar (large). Tipe small dengan luasan 20 m2 cukup dengan kru masak berjumlah 2 orang, dapat memproduksi makanan 300-600 porsi dalam 3 jam. Tipe medium dengan luasan 42 m2 dengan kru masak berjumlah 4 orang, dapat memproduksi makanan 600-1.000 porsi dalam 3 jam. Tipe large dengan luasan 110 m2 cukup dengan kru masak 8 orang, dapat memproduksi makanan 1.000-3.000 porsi dalam waktu 3 jam.

"Dapur satelit dilengkapi dengan peralatan yang bersifat modular, baik sebagai peralatan persiapan, peralatan proses pembuatan makanan, peralatan penyimpan persediaan bahan makanan," pungkas Surachman.

BERITA TERKAIT

Standar Mutu Ekspor AS Dipastikan Aman

NERACA Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan keamanan hasil perikanan Indonesia memenuhi standar…

Koperasi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

NERACA Padang - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan bahwa koperasi khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) memiliki dua fungsi yaitu fungsi…

Inovasi Kunci Peningkatan Daya Saing Ekspor

NERACA Klaten – Suka tidak suka harus dilakukan kepada para pelaku usaha untuk membekali diri dengan berbagai inovasi produksi, manajerial,…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Standar Mutu Ekspor AS Dipastikan Aman

NERACA Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakinkan otoritas Amerika Serikat terkait mutu dan keamanan hasil perikanan Indonesia memenuhi standar…

Koperasi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

NERACA Padang - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan bahwa koperasi khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) memiliki dua fungsi yaitu fungsi…

Inovasi Kunci Peningkatan Daya Saing Ekspor

NERACA Klaten – Suka tidak suka harus dilakukan kepada para pelaku usaha untuk membekali diri dengan berbagai inovasi produksi, manajerial,…