NERACA
Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) optimistis mengejar pertumbuhan pendapatan di atas 20% tahun ini. Sebagai informasi, emiten yang bergerak di bisnis perdagangan komoditas, jasa angkutan laut, dan jasa pertambangan ini menjadi perusahaan ke-37 yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024.
Direktur Utama DAAZ, Mahar Atanta Sembiring memaparkan bahwa tahun ini perseroan masih memiliki kesempatan pertumbuhan yang baik di tengah pasar yang cukup solid dan juga didukung oleh pemerintahan baru di Indonesia yang berkomitmen mendukung program hilirisasi mineral dalam negeri.“Kalau dilihat dari sejarahnya memang pertumbuhan DAAS kita selalu di atas 20%. Tapi mungkin ke depan saya melihat masih ada kesempatan kita untuk tetap bertumbuh dengan baik. Apakah akan setinggi itu atau tidak saya rasa tergantung juga bagaimana dengan pertumbuhan global,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut, kedepannya perseroan akan terus melakukan ekspansi dengan menjangkau pasar luar negeri, serta terus melakukan pertambahan alat kerja sehingga dapat meningkatkan volume perdagangan baik pada customer yang sudah ada dan juga menjangkau customer baru di seluruh sektor perdagangan nikel dan batubara. “Saat ini kami fokus ke dalam negeri, tapi kita juga sudah melihat kesempatan yang ada ke luar negeri, terutama untuk batubara ya. Karena memang kalau dilihat dari neraca perdagangan batubara Indonesia itu kan lebih banyak ke luar negeri daripada di dalam negeri. Jadi kita berusaha juga untuk extend hubungan yang kita punya di dalam negeri ini dengan perusahaan-perusahaan yang membeli produk kami di dalam negeri untuk di luar negeri,” paparnya.
Tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan tumbuh 18% menjadi Rp 7,66 triliun dari tahun sebelumnya 2022 yaitu Rp 6,48 triliun. Sedangkan laba bersih pada tahun 2023 tercatat Rp 313,25 miliar atau turun 17% dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 379,91 miliar. Sementara itu, selama periode empat bulan yang berakhir pada 30 April 2024, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,58 triliun. Angka ini tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,49 triliun.
Kemudian laba bersih perseroan turun menjadi Rp 43,71 miliar dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 89,06 miliar. Pada aksi korporasi penawaran umum perdana saham atau initial public offering, perseroan menerbitkan dan menawarkan sebanyak 300 juta lembar dengan nominal Rp 100 per saham saham yang mewakili 15,02% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Harga final yang ditetapkan oleh Perseroan adalah sebesar Rp880 per saham. Dengan hasil IPO saham ini, DAAZ berhasil memperoleh tambahan modal sebesar Rp264 miliar. Adapun, dana yang diperoleh dari penawaran umum ini akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan perusahaan anak. Rencananya sebanyak 33.34% akan digunakan untuk pembelian bijih nikel dan modal kerja perseroan dan sebanyak 66.66% akan disalurkan melalui pinjaman digunakan untuk pembelian batubara, pembelian bahan bakar solar dan modal kerja di perusahaan anak.
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (12/11) sore, ditutup menguat di tengah…
NERACA Jakarta- Kemenangan Donald Trum pada pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024 memberikan kepastian pelaku pasar modal akan sentimen…
Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, langkah PT Bank Negara Indonesia (BNI) dalam menerbitkan obligasi…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (12/11) sore, ditutup menguat di tengah…
NERACA Jakarta- Kemenangan Donald Trum pada pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024 memberikan kepastian pelaku pasar modal akan sentimen…
Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, langkah PT Bank Negara Indonesia (BNI) dalam menerbitkan obligasi…