NERACA
Jakarta – Kejar pertumbuhan produksi, emiten tambang emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melakukan beberapa program lanjutan atas temuan prospek emas baru di wilayah tambang di Sulawesi Utara (Sulut). Temuan ini mempunyai prospek untuk dikembangkan dan yang mempunyai hasil cukup positif.
Edi Permadi, Presiden Direktur PSAB dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, berdasarkan simulasi produksi atas hasil optimisasi potensi inventori emas (PEA inventory) dan analisa keekonomian awal (preliminary economic assessment), prospek baru ini menghasilkan indikasi keekonomian yang menggembirakan dan dengan kapasitas pabrik (mill throughput) 1,3 juta ton ore per tahun. “Prospek ini diharapkan menghasilkan emas 70 sampai 100 ribu ons (lebih dari 2 sampai 3 ton per tahun) selama lebih dari 10 tahun,”ujarnya.
Sebagai tindak lanjut atas temuan prospek emas baru di wilayah tambang dari salah satu anak perusahaannya yang berada di Sulawesi Utara, PSAB telah melakukan beberapa program lanjutan yang mempunyai hasil cukup positif. Tindak lanjut yang telah dilakukan oleh perseroan selama tahun 2024 ini bertujuan untuk melihat besaran potensi target-target eksplorasi emas, penentuan metode pemprosesan dan studi analisa ekonomi awal (preliminary economic assessment).
Edi mengemukakan, program-program lanjutan ini merupakan tindak lanjut dari eksplorasi awal yang telah dilakukan selama tahun 2023. Dengan hasil positif ini, perseroan berharap pelaksanaan program pemboran lanjutan dan program pengembangan lainnya dapat segera dilakukan agar prospek ini dapat menjadi suatu tambang yang ekonomis.
Program-program yang telah dilakukan diantaranya pemetaan geologi detail dan pengambilan contoh batuan detail, analisa spectral, pemodelan sumber daya emas, estimasi target-target eksplorasi, simulasi inventori emas, studi dan analisa metalurgi awal, serta analisa keekonomian awal (preliminary economic assessment/PEA). Selain itu, pemetaan zona awal lingkungan dan keragaman hayati juga telah dilakukan oleh Perseroan.
Edi menjelaskan, mineralisasi emas di prospek ini merupakan mineralisasi emas primer tipe epitermal sulfida rendah (low sulfidation epithermal) yang terdiri dari tiga urat kuarsa utama (quartz veins) yang mengandung emas yaitu Oboy, Odik dan Mangkasep. Hasil pemodelan dan estimasi target eksplorasi dari urat utama, yaitu Oboy (OMV atau Oboy Main Vein) ini menghasilkan target eksplorasi dengan kisaran 10 sampai 15 juta ton, dengan kisaran kadar 1,5 sampai 2,5 g/t emas. Pemodelan dua urat lainnya, yaitu Odik dan Mangkasep menghasilkan target eksplorasi dengan kisaran 7 sampai 10 juta ton, dengan kadar berkisar 1 sampai 3 g/t emas.
Melihat besarnya potensi target eksplorasi dan kadar yang cukup tinggi ini, prospek ini mempunyai potensi besar untuk bisa dikembangkan menjadi sebuah tambang emas yang ekonomis. Oleh karena itu, pengujian metalurgi awal (preliminary metallurgical test work), optimisasi potensi inventori emas (PEA inventory) dan analisa keekonomian awal (preliminary economic assessment) juga dilakukan. Sebanyak 959kg sampel batuan bijih yang mengandung emas, yang mewakili 5 jenis bijih yang berbeda, telah diambil untuk dilakukan studi pengujian metalurgi yang bertujuan untuk melihat karakteristik bijih dan potensi recovery.
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…
NERACA Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Meski demikian, ada…
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…
NERACA Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Meski demikian, ada…