NERACA
Jakarta – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengajak kepala desa seluruh Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) untuk menyukseskan Swasembada Pangan dan program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Salah satunya dengan menggerakan pangan lestari sebagai upaya bersama dalam memperkuat kemandirian pangan,” ujar Amran dalam kegiatan Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan yang dihadiri ratusan Anggota APDESI di lapangan utama kantor Kementerian Pertanian (Kementan).
Selain itu, Amran juga mengajak para kepala desa untuk mendukung penuh upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan secara cepat dan singkat. Para abdi desa ini diharapkan menjadi ujung tombak dalam melakukan cetak sawah dan klaster pertanian modern.
“Klaster pertanian modern ini harus kita capai dan saya menargetkan nanti ke depan mungkin ada 1.000 desa yang menjalankan klaster ini,” kata Amran.
Menurut Amran saat ini pemerintah telah mempersiapkan berbagai kebutuhan petani mulai dari penambahan kuota pupuk bersubsidi, teknologi mekanisasi yang tersedia secara merata, dan sumber daya manusia (sdm) unggul yang disiapkan mulai dari kampus sampai pelatihan-pelatihan
“Pemerintah menambah anggaran pupuk hingga 100 persen dan ini berkat kebaikan Bapak Presiden. Kemudian mengambil pupuknya juga tidak perlu kartu tani, bapak ibu hanya perlu menggunakan KTP. Kalau ada yang halangi lapor ke polisi setempat. Bapak Presiden telah mencanngakan swasembada. Ini harus kita capai,” jelas Amran.
Tidak hanya itu, sebelumnya Amran juga mengungkapkan bahwa pihaknya terus mendorong transformasi sektor pertanian Indonesia melalui pembangunan korporasi pertanian dengan pendekatan clustering dan pemanfaatan teknologi modern. Rancangan pertanian padi korporasi yang diusung ini sejalan dengan konsep Corporatized Modern Rice Farming yang sukses diterapkan di Arkansas, Amerika Serikat.
Salah satu pertanian korporasi yang ditinjau Amran yaitu Brantley Farming Co di Arkansas yang telah berkembang pesat dan merefleksikan tren global mengenai konsolidasi lahan serta optimalisasi teknologi pertanian. Perubahan signifikan di wilayah ini terjadi berkat transformasi dari model pertanian skala kecil yang dikelola keluarga (small scale family-owned rice farm operation) menjadi pengelolaan skala besar berbasis korporasi. Pengadopsian teknologi modern dalam setiap tahap produksi menjadi faktor kunci yang membuat sentra pertanian padi Arkansas mampu bersaing di pasar global.
Ciri khas dari pertanian korporasi Brantley Farming Co di Arkansas salah satunya adalah adanya investasi bersama dalam kelompok untuk mengintegrasikan teknologi pertanian presisi (precision agriculture). Dengan menggunakan traktor dan drone yang dipandu GPS serta citra satelit, petani dapat mengoptimalkan proses tanam, irigasi, serta aplikasi pestisida dan pupuk.
Selain itu, otomatisasi dalam penanaman, penyemprotan, hingga pemanenan telah mampu menekan kebutuhan tenaga kerja dan biaya produksi secara signifikan. Lebih lanjut, analisis berbasis big data digunakan untuk manajemen tanah, prediksi hasil panen, dan pemantauan efektivitas input produksi seperti varietas bibit padi unggul. Konsep ini juga mengadopsi integrasi vertikal, menggabungkan usaha budidaya dengan pengolahan dan pemasaran, termasuk ekspor.
Pada kegiatan ini, turut ditandatangani kesepakatan bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Desa dan Pemangunan Daerah Tertinggal. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan hubungan kerja sama dalam pengembangan pertanian di pedesaan sehingga program prioritas pertanian dapat terwujud, sekaligus memperkuat ekonomi da meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes) Yandri Susanto bersyukur dengan adanya kerja sama ini karena mengelola Indonesia perlu kolaborasi agar program atau target bisa dicapai.
Yandri menyebutkan desa miliki banyak potensi termasuk pangan maka penandatanganan kerja sama ini diharapkan bisa menggenjot Swasembada Pangan.
Lebih lanjuit, Yandri menguraikan, anggaran Dana Desa dari 2015 hingga 2024 mencapai Rp609 Triliun. Tahun 2023 capai Rp70 Triliun dan 2025 capai Rp71 Triliun.
"Minimal 20 persen dari Dana Desa itu akan kita fokuskan untuk Ketahanan Pangan dan Swasembada Pangan," jelas Yandri.
NERACA Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan pertemuan bilateral dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia H.E.…
NERACA Bandung – Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) memasuki putaran ke-10…
NERACA Tagerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas kontainer ke-400.000 produk makanan olahan produksi PT Mayora Indah Tbk ke 15 negara…
NERACA Jakarta – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengajak kepala desa seluruh Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh…
NERACA Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan pertemuan bilateral dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia H.E.…
NERACA Bandung – Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) memasuki putaran ke-10…