Perundingan Indonesia-Canada CEPA Masuki Putaran ke-10

NERACA

Bandung – Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) memasuki putaran ke-10 di   Bandung, Jawa Barat. Perundingan dijadwalkan berlangsung selama lima hari hingga Jumat, (8/11) mendatang.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Djatmiko Bris Witjaksono, sekaligus Ketua Delegasi Indonesia, mengatakan, kedua negara optimistis putaran ke-10 menjadi perundingan putaran terakhir.

Kedua Ketua Delegasi menyepakati bahwa pada putaran ini kedua belah pihak akan mengupayakan agar  seluruh isu runding dapat disepakati (substantially conclude). “Dengan semangat kolaboratif yang  telah terjalin sepanjang sembilan putaran sebelumnya, Indonesia dan Kanada optimistis bahwa perundingan putaranke-10 ini akan menjadi putaran terakhir,” ujar Djatmiko.

Perundingan putaran ke-10 Indonesia-Canada CEPA akan membahas dan menuntaskan 18 isu yang masih  tersisa. Beberapa diantaranya meliputi penyelesaian atas akses pasar barang, jasa, dan investasi; ketentuan asal barang; isu perdagangan dan pembangunan keberlanjutan; serta diskusi mengenai mineral kritis.

Direktur Perundingan Bilateral Kemendag RI, Johni Martha, sekaligus Wakil Ketua Tim Perunding Indonesia, menyatakan, perjanjian ini selain memperluas akses pasar, juga menciptakan peluang besar bagi produk-produk ekspor unggulan Indonesia.

Sementara itu, Associate Assistant Deputy Minister Global Affairs Canada Aaron Fowler selaku Ketua Delegasi Kanada meyakini bahwa Indonesia-Canada CEPA dapat memperkuat hubungan ekonomi dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Oleh karena itu, Kanada juga memiliki antusiasme yang sama untuk segera menyelesaikan proses perundingan. Hal ini mengingat kemitraan bilateral antara Indonesia dan Kanada telah terjalin selama 70 tahun.

Sekilas Perdagangan Indonesia-Kanada Kemendag RI mencatat,total perdagangan Indonesia-Kanada pada Januari–Agustus 2024 mencapai USD2,40 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar USD935,80 juta sedangkan impor Indonesia dari Kanada sebesarUSD1,46 miliar.

Sementara itu, pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapaiUSD3,44 miliar.Komoditas ekspor  andalan Indonesia ke Kanada adalah perlengkapan telepon, limbah dan barang bekas,karet alam, dan peralatan wisata (travel goods). Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari Kanada adalah gandum, pupuk, kedelai,dan serbuk kayu.

Tidak hanya itu, sebelumnya Pada Pertemuan konsultasi Menteri Ekonomi ASEAN dan Kanada (ASEAN Economic Ministers/AEM and  Canada Consultations) ke-13,  Indonesia mendorong penyelesaian perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas antara  ASEAN dan Kanada (ASEAN—Canada Free Trade Agreement/ACAFTA) secara substansial pada 2025.

Indonesia menjadi negara koordinator kerja sama sekaligus Ketua Runding ACAFTA dalam pertemuan konsultasi AEM dan Kanada ke-13 itu.

Indonesia mendorong para negosiator mempercepat perundingan ACAFTA untuk mencapai penyelesaian secara substansial dalam jangka waktu yang layak dan disepakati para pihak, dengan  memprioritaskan pertemuan fisik dan pelaksanaan pertemuan intersesi. Para negosiator juga perlu lebih  bersikap terbuka dalam menemukan jalan keluar terbaik dalam perundingan negosiasi ACAFTA agar dapat diselesaikan tepat waktu pada 2025.

Perundingan ASEAN dan Kanada sangat krusial untuk membangun ekonomi yang lebih kuat, tangguh,  inklusif, dan berkelanjutan. Hal ini terutama untuk mendukung terjalinnya perjanjian kerja sama ASEAN-Kanada, karena Kanada dapat menjadi mitra perdagangan bebas ASEAN yang pertama di kawasan Amerika Utara.

ASEAN dan Kanada harus menemukan titik temu atas isu baru terkait perdagangan dan pembangunan    berkelanjutan, fasilitasi perdagangan, isu-isu pertanian di bawah skema perdagangan barang, dan   aturan asal barang. Indonesia selalu menekankan pentingnya pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Lebih lanjut, peningkatan dialog, kapasitas, dan kerja sama melalui inisiatif Mekanisme Penyebaran Ahli (Expert Deployment Mechanism/EDM) sangat diperlukan dalam memberikan pemahaman yang sama antarpihak untuk mempercepat perundingan.

Sekedar catatan, sebelumnya pada pertemuan Menteri-menteri Ekonomi ASEAN dengan Kanada merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan AEM ke-56. 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Kepala Desa Diajak Berkolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan

NERACA Jakarta –  Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengajak kepala desa seluruh Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh…

Indonesia - Inggris Berencana Kengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan

NERACA Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan pertemuan bilateral dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia H.E.…

Kemendag Lepas Ekspor Makanan Olahan ke 15 Negara

NERACA Tagerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas kontainer ke-400.000 produk makanan olahan produksi PT Mayora Indah Tbk ke 15 negara…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kepala Desa Diajak Berkolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan

NERACA Jakarta –  Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengajak kepala desa seluruh Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh…

Indonesia - Inggris Berencana Kengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan

NERACA Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan pertemuan bilateral dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia H.E.…

Perundingan Indonesia-Canada CEPA Masuki Putaran ke-10

NERACA Bandung – Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) memasuki putaran ke-10…