Tren industri properti dalam negeri masih tumbuh, apalagi pemerintahan baru yang mengejar target pembangunan tiga juta rumah untuk menekan angka backlog perumahan memberikan harapan baru bagi pelaku industri properti akan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hal ini pula yang menjadi alasan JLL Indonesia dalam laporan Jakarta Propertu Market Review di kuartal tiga 2024, menyoroti stabilitas di sektor perkantoran dan retail dengan pertumbuhan yang signifikan pada harga sewa kantor kelas A di Central Business District (CBD). Asal tahu saja, Jakarta Property Market Review kuartal tiga 2024 dari JLL Indonesia ini menawarkan pandangan yang komprehensif tentang lanskap properti yang dinamis di kota ini, mulai dari perkantoran dan retail hingga kondominium dan logistik. Sebut saja bisnis perkantoran di CBD Jakarta tetap stabil, dengan tingkat hunian sekitar 70%.
Yunus Karim, Head of Research di JLL Indonesia mencatat bahwa hunian di area non-CBD juga menunjukkan stabilitas, yaitu di angka 71%, di mana tingkat serapan terbesar ada di Jakarta Selatan. “Kami melihat adanya daya tarik positif pada ruang perkantoran kelas Premium, yang telah mencatat permintaan yang konsisten sejak awal 2023,”ujarnya di Jakarta, Selasa (29/10).
Lalu tingkat hunian retail di Jakarta tetap sehat, didorong oleh ekspansi berkelanjutan untuk brand-brand makanan dan minuman serta fashion. "Jaringan restoran internasional secara aktif masuk atau memperluas bisnis mereka di Indonesia, sementara sektor fashion juga menunjukan aktivitas dengan beberapa toko flagship yang dibuka pada kuartal ini," jelas Yunus Karim.
Meskipun tidak ada mal baru yang beroperasi pada kuartal ini, beberapa mal dijadwalkan buka pada akhir tahun, sehingga menciptakan momentum tambahan di sektor retail Jakarta. Sementara Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory menekankan, pertumbuhan harga sewa yang signifikan: “Gedung Grade A, khususnya Grade Premium, mengalami kenaikan harga sewa sebesar 0,7% yang menandai pemulihan penting dalam bisnis penyewaan kantor. Ini merupakan titik balik harga sewa menjadi positif sejak pertengahan tahun 2015,”ungkapnya.
Sementara penjualan kondominium di Jakarta pada triwulan ini sebagian besar berasal dari proyek-proyek yang baru diluncurkan seperti Two Sudirman yang berlokasi di kawasan CBD dan satu menara baru dari LRT City Tebet.
Vivin Harsanto, Head of Advisory di JLL Indonesia menilai, para pembeli lebih tertarik dengan pembangunan yang memiliki akses transportasi yang baik, terutama di wilayah Bodetabek. “Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) dari pemerintah semakin mendukung penjualan kondominium yang siap huni, sehingga pembeli dapat memanfaatkan persyaratan pembelian yang menguntungkan,”tuturnya.
Dia mencatat bahwa developer memanfaatkan strategi penjualan yang inovatif, seperti menawarkan program pembayaran yang fleksibel dan jaminan sewa, untuk menarik basis pembeli yang lebih berhati-hati. Kemudian sektor lainnya yaitu pergudangan modern logistik di Jabodetabek mempertahankan tingkat hunian yang stabil sebesar 90%, didorong oleh permintaan yang kuat dari berbagai industri dengan komposisi penyewa baru menunjukkan diversifikasi, mencakup sektor-sektor seperti industri kendaraan listrik, produk turunan listrik, farmasi, alat kesehatan, ritel, peralatan rumah tangga, furnitur, dan bahan baku di Bekasi, Bogor, Cikarang, dan Karawang.
Farazia Basarah, Country Head dan Head of Logistics & Industrial di JLL Indonesia mengatakan, selain developer lokal, pelaku internasional tengah menjajaki peluang untuk ekspansi melalui kolaborasi strategis maupun ekspansi bisnis dalam bentuk fasilitas Built-to-Suit ataupun gudang penyimpanan berpendingin (cold storage).”tuturnya.
Dia menambahkan, satu proyek telah mencapai penyelesaian di area Cibitung, dan diperkirakan terdapat sekitar tiga bangunan yang akan rampung hingga akhir tahun 2024, tersebar di lokasi-lokasi seperti Bogor, Jakarta, dan Karawang. “Penyedia jasa logistik tetap menjadi penyewa dominan dalam sektor pergudangan modern,”jelasnya.
Kedepan sektor pergudangan masih akan tumbuh positif dan daerah yang akan mengalami pertumbuhan adalah di Surabaya, Kendal, Kalimantan Timur , Aceh dan Sumatera Utara. Sektor pariwisata Indonesia terus pulih, meningkatkan minat investor yang mengantisipasi apresiasi nilai pada properti perhotelan.
Julien Naouri, Senior Vice President of Investment Sales & Acquisitions, JLL Hotels and Hospitality Group, Asia Pacific, mencatat, dengan momentum peningkatan di sektor pariwisata, minat investor di Indonesia tetap kuat karena mereka memperkirakan nilai properti akan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perdagangan. Optimisme ini ditegaskan oleh potensi pertumbuhan yang menarik di Indonesia..
Palugada, apa lu mau gua ada. Mungkin kalimat intulah yang tepat menggambarkan jelinya Erajaya Group sebagai perusahaan ritel membaca peluang…
NERACA Jakarta – Sampai dengan kuartal tiga 2024, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan laba sebesar Rp2,01 triliun (Rp90 per…
NERACA Jakarta – Dalam rangka meneningkatkan literasi dan minat investasi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan…
Palugada, apa lu mau gua ada. Mungkin kalimat intulah yang tepat menggambarkan jelinya Erajaya Group sebagai perusahaan ritel membaca peluang…
NERACA Jakarta – Sampai dengan kuartal tiga 2024, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan laba sebesar Rp2,01 triliun (Rp90 per…
NERACA Jakarta – Dalam rangka meneningkatkan literasi dan minat investasi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan…