NERACA
Jakarta – Di kuartal tiga 2024, PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) membukukan laba Rp2,09 triliun atau melonjak 123,58% YoY dari Rp937,26 miliar per kuartal III/2023. Laba per saham dasar JPFA juga meningkat dari Rp81 menjadi Rp180. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Sedangkan pertumbuhan pendapatan hanya mencapai 9% dari Rp 37,76 triliun menjadi Rp 41,28 triliun. Emiten unggas ini menyebutkan penjualan neto yang paling besar bersumber dari segmen peternakan komersial Rp17,08 triliun dan pakan ternak Rp11,04 triliun. Dua segmen unggulan JPFA itu kompak tumbuh positif masing-masing 8,88% YoY untuk peternakan komersial dan 9,89% YoY untuk pakan ternak.
Selain itu, kocek JPFA juga diisi dari penjualan neto segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen Rp6,39 triliun, budidaya perairan Rp3,5 triliun, pembibitan unggas Rp2,39 triliun, serta perdagangan dan lain-lain Rp1,54 triliun. Penjualan itu dikurangi potongan penjualan Rp684,14 miliar. Penjualan lokal mendominasi top line JPFA dengan nilai Rp40,6 triliun, sedangkan penjualan ekspor hanya Rp673,89 miliar sepanjang Januari-September 2024.
Pada saat yang sama, beban pokok penjualan JPFA tercatat naik dari Rp31,84 triliun menjadi Rp33,33 triliun. Adapun, beban penjualan dan pemasaran tercatat Rp1,57 triliun, serta beban umum dan administrasi Rp2,58 triliun. JPFA menggenggam total aset Rp35,53 triliun. Adapun, total liabilitas JPFA mencapai Rp19,04 triliun dan total ekuitasnya Rp16,48 triliun hingga 30 September 2024.
Sebelumnya, Tim Riset Samuel Sekuritas menilai saham emiten unggas terdorong oleh sentimen positif kebijakan pemerintah. "Saham unggas menarik, karena ada dukungan kebijakan pemerintah yang menguntungkan, termasuk program makan siang gratis," tulis Samuel Sekuritas dalam risetnya.
Selain itu, kuota impor anak ayam umur sehari kategori Grand Parents Stock (GPS) yang lebih rendah pada 2024 dan seterusnya. Akan tetapi, emiten unggas diproyeksikan akan mendapatkan hambatan dari La Nina yang memengaruhi harga bahan baku. "Ke depannya, kami mengantisipasi kenaikan lebih lanjut dalam harga bahan baku, didorong oleh musim hujan dan potensi dampak La Nina," tulis Samuel Sekuritas.
Sementara BRI Danareksa Sekuritas merevisi naik target harga saham hingga kinerja keaungan PT Japfa Comfeed Tbk tahun ini, seiring dengan lompatan laba bersih perseroan hingga September 2024. Realisasi laba tersebut telah melampaui perkiraan Danareksa dan consensus analis.
Palugada, apa lu mau gua ada. Mungkin kalimat intulah yang tepat menggambarkan jelinya Erajaya Group sebagai perusahaan ritel membaca peluang…
NERACA Jakarta – Sampai dengan kuartal tiga 2024, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan laba sebesar Rp2,01 triliun (Rp90 per…
NERACA Jakarta – Dalam rangka meneningkatkan literasi dan minat investasi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan…
Palugada, apa lu mau gua ada. Mungkin kalimat intulah yang tepat menggambarkan jelinya Erajaya Group sebagai perusahaan ritel membaca peluang…
NERACA Jakarta – Sampai dengan kuartal tiga 2024, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan laba sebesar Rp2,01 triliun (Rp90 per…
NERACA Jakarta – Dalam rangka meneningkatkan literasi dan minat investasi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan…