NERACA
Jakarta – Sepanjang kuartal tiga 2024, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) membukukan laba Rp5,2 triliun (Rp45 per saham) turun 15,8% jika dibandingkan Rp6,2 triliun (Rp53 per saham) pada periode sama 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Penurunan laba HMSP tersebut, disebabkan antara lain oleh peningkatan beban pokok penjualan sebesar 2,54% menjadi Rp74,7 triliun pada kuartal III 2024, dari Rp72,8 triliun pada kuartal III 2023. Selain itu, penurunan laba HMSP juga dipicu oleh beban penjualan sebesar 2,3% jadi Rp5,3 triliun pada kuartal III 2024, dari Rp5,3 triliun pada kuartal III 2023.
Pada saat sama, beban umum dan administrasi meningkat 10,7%, dari Rp2,04 triliun jadi Rp2,26 triliun pada kuartal III 2024. Adapun beban lain-lain Perseroan membengkak 386% jadi Rp80,63 miliar, dari Rp16,58 miliar pada kuartal III 2023. Akumulasi kenaikan berbagai beban di atas menyebabkan, laba sebelum pajak emiten beraset Rp per September 2024 itu anjlok 15,06% menjadi Rp6,67 triliun pada kuartal III 2024 dibandingkan Rp7,85 triliun pada kuartal III 2023.
Kendati laba turun, penjualan HMSP pada kuartal III 2024 naik 1,34% menjadi Rp88,46 triliun, dari Rp87,29 triliun pada kuartal III 2023. Penyumbang terbesar pendapatan HMSP dari penjualan produk sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, sigaret putih mesin, dan sigaret putih tangan dan lainnya ke pihak ketiga di pasar lokal yang mencapai Rp87,15 triliun atau sekitar 98,52%.
Adapun penjualan ke pasar ekspor dan lainnya hanya menyumbang Rp1,3 triliun. Belum lama ini, pelaku pasar memprediksi kinerja HMSP dapat tumbuh positif di 2024. Hal itu didorong dari beberapa strategi yang diterapkan, salah satunya yaitu gencar meluncurkan produk baru. Jajaran e-vapor Philip Morris yaitu VEEV, baru-baru ini memulai debutnya di Indonesia pada awal bulan Juli 2024. VEEV yang diluncurkan di Indonesia akan memiliki dua varian dan masih akan diimpor dari PMI.
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta seperti dikuti Kontan berpendapatan adanya produk-produk baru dari HMSP ini merupakan upaya yang dilakukan dalam berinovasi. HMSP melakukan berbagai inovasi terbaru agar produknya padat lebih diterima oleh masyarakat.
Di sisi lain, Nafan juga melihat kinerja keuangan HMSP masih positif. Harapannya HMSP masih bisa mempertahannya kinerjanya. "Yang terpenting HMSP ini mau terus berinovasi ya, supaya meningkatkan penjualan dan menjadi katalis positif terhadap perusahaan," ujarnya.
Sementara analis BCA Sekuritas, Tarra Laurentia melihat fakta bahwa pasar sudah akrab dengan e-vapor, memungkinkan VEEV akan mendapat tingkat adopsi yang lebih cepat di Indonesia dibandingkan dengan IQOS. Hal itu karena mengharuskan pasar Indonesia untuk mengenal teknologi terbaru. "Kami percaya VEEV akan menghasilkan margin yang lebih baik dibandingkan dengan rokok konvensional dan IQOS," ungkap Tarra pada Risetnya.
Tarra melihat peluncuran VEEV secara keseluruhan merupakan hal yang positif bagi HMSP. Hal itu karena dapat menambah portofolio rokok alternatif.
Palugada, apa lu mau gua ada. Mungkin kalimat intulah yang tepat menggambarkan jelinya Erajaya Group sebagai perusahaan ritel membaca peluang…
NERACA Jakarta – Sampai dengan kuartal tiga 2024, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan laba sebesar Rp2,01 triliun (Rp90 per…
NERACA Jakarta – Dalam rangka meneningkatkan literasi dan minat investasi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan…
Palugada, apa lu mau gua ada. Mungkin kalimat intulah yang tepat menggambarkan jelinya Erajaya Group sebagai perusahaan ritel membaca peluang…
NERACA Jakarta – Sampai dengan kuartal tiga 2024, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan laba sebesar Rp2,01 triliun (Rp90 per…
NERACA Jakarta – Dalam rangka meneningkatkan literasi dan minat investasi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan…