NERACA
Tangerang – Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag) bahwa kontribusi industri fesyen menyumbang lebih dari 18 persen dari total industri kreatif Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB). Kontribusi sebesar ini sangat menggembirakan. Dengan perkembangan teknologi digital, industri modest fashion diharapkan semakin meningkat dan berkembang.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Moga Simatupang menegaskan, “pada 2022, industri fesyen menyumbang sekitar 18 persen dari total kontribusi industri ekonomi kreatif terhadap PDB. Nilainya mencapai Rp220 triliun. Industri ini juga menciptakan lapangan kerja bagi jutaan masyarakat Indonesia, mulai dari sektor produksi, distribusi, hingga pemasaran”.
Lebih lanjut Moga optimistis industri modest fashion akan semakin berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan devisa negara, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Gelaran Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 menandai momentum penting bagi perkembangan industri modest fashion Indonesia yang terus memberikan kontribusi terhadap perdagangan dalam negeri dan ekonomi nasional.
Moga juga memberi perhatian penuh pada kemajuan dunia digital dan media sosial. “Perkembangan teknologi digital membuka peluang bagi industri fesyen tanah air. Para pelaku usaha di industri ini bisa memasarkan produknya melalui e-commerce,” ujar Moga, Tangerang, Banten.
Menurut Moga, industri fesyen di Indonesia tidak hanya berkembang dari segi volume, tetapi juga dalam hal inovasi. Tren yang berkembang saat ini menunjukkan adanya pergeseran ke arah produk-produk yang tidak hanya mengedepankan dari segi desain, tetapi juga produk yang mengutamakan keberlanjutan dan etika produksi.
Selain itu, perkembangan teknologi digital seperti e-commerce dan media sosial telah membuka peluang baru bagi pelaku usaha modest fashion untuk memperluas pasar.
“Teknologi digital telah membuka pintu kesempatan baru bagi para desainer dan pelaku usaha modest fashion. Mereka kini dapat menjangkau konsumen dari berbagai penjuru dunia dengan lebih mudah dan efisien melalui platform digital. Hal ini juga mendukung transformasi bisnis yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan gaya hidup konsumen global,” ungkap Moga.
Moga menyampaikan Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia memiliki keunggulan dalam mengembangkan industri modest fashion. Hal ini terbukti dari kontribusi signifikan dari industri modest fashion yang menjadi salah satu penggerak utama di perekonomian nasional.
Moga juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendukung perkembangan industri ini.
“Mari kita bersama-sama membangun masa depan industri modest fashion yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan demi kesejahteraan bangsa. JMFW 2025 adalah bukti, dengan semangat dan kolaborasi, kita dapat mewujudkan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia,”jelas Moga.
Tidak hanya itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen mendorong perkembangan industri fashion dan industri olahraga di tengah meningkatnya tren gaya hidup sehat di masyarakat. Dalam partisipasi mendukung Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), Kemenperin melihat peluang besar pada tren tersebut sebagai ceruk pasar yang potensial bagi para pelaku industri pakaian, alas kaki, serta alat olahraga untuk tumbuh dan eksis di pasar lokal hingga internasional, sehingga mampu memperkuat dan memajukan sektor olahraga di tanah air.
“Dalam mendukung perkembangan olahraga di tanah air, saya melihat ada tiga subsektor industri yang harus menjadi perhatian kita bersama, yaitu industri pakaian olahraga, industri sepatu olahraga, dan industri alat olahraga,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Agus mengatakan, kinerja dan daya saing industri pakaian olahraga harus terus digenjot, lantaran sektor pakaian, tekstil, dan pakaian jadi menyumbang kontribusi ekonomi yang besar, meskipun dalam dua tahun terakhir, sektor industri pakaian jadi mengalami tantangan di pasar ekspor dan domestik. Pada triwulan I tahun 2024, kontribusi sektor industri pakaian jadi pada PDB industri pengolahan nonmigas masih mengalami kontraksi sebesar 3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
“Saya berharap ada langkah-langkah yang cepat dan jitu untuk mengakselerasi pertumbuhan sektor industri pakaian olahraga ini, khususnya untuk mendorong kinerja sektor industri pakaian jadi,” kata Agus.
Agus berharap semakin banyak jenama fesyen olahraga dalam negeri yang mampu memproduksi pakaian olahraga dengan berbagai fitur unggulan. Sebagai contoh, pakaian olahraga yang elastis, ringan, nyaman, breathable, mudah menyerap keringat, cepat kering dengan warna serta model yang bervariasi menjadi kunci utama untuk bersaing dengan jenama internasional, yang saat ini masih mendominasi pasar Indonesia. “Padahal secara harga, tentunya harga pakaian olahraga lokal jauh lebih terjangkau,” ujar Agus.
NERACA Jakarta – Dalam langkah strategis menuju transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia, Pertamina New &…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menekankan pentingnya peningkatan daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui integrasi dalam…
NERACA Ambon – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin keandalan pasokan dan suplai listrik di Indonesia…
NERACA Jakarta – Dalam langkah strategis menuju transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia, Pertamina New &…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menekankan pentingnya peningkatan daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui integrasi dalam…
NERACA Ambon – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin keandalan pasokan dan suplai listrik di Indonesia…