NERACA
Jakarta – Dalam langkah strategis menuju transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama anak perusahaannya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menandatangani Amandemen Perjanjian Perdagangan Kredit Karbon (PPKK). Penandatanganan ini dilakukan oleh CEO Pertamina NRE, John Anis, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, dan disaksikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.
Kolaborasi ini melanjutkan kontribusi Pertamina NRE dalam mengelola kredit karbon yang berasal dari proyek geothermal Lahendong Unit 5&6 yang berada di Lapangan Panas Bumi Tompaso, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Sejak peluncuran IDXCarbon pada 26 September 2023 hingga saat ini, Pertamina NRE telah mencatatkan penjualan sebesar 862 ribu ton CO2e kredit karbon dari Lahendong Unit 5 & 6 untuk volume 1 dan 2. Penjualan tersebut mencapai 96% dari pangsa pasar kredit karbon di Indonesia dan dengan demikian memperkuat peran Pertamina NRE sebagai aggregator pasar karbon di Pertamina Group. Melalui perjanjian tersebut Pertamina NRE penjualan kredit karbon sebesar 390 ribu ton CO2e untuk volume 3.
Dalam sambutannya, Simon menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi yang dilakukan untuk mendukung Net Zero Emission. "Indonesia memiliki karunia luar biasa dari Tuhan berupa potensi energi hijau yang melimpah, mulai dari matahari sepanjang tahun, hutan luas, hingga geothermal dan hydrogen. Saya sangat mengapresiasi kerja keras ini yang tentunya akan sangat bermanfaat dalam mendukung pemerintah untuk terus mendorong sektor energi kita maju ke transisi energi hijau. Dan tentunya suatu saat kita akan swasembada energi,” ungkap Simon.
"Sejak ditunjuk sebagai agregator karbon Pertamina pada 2022, Pertamina NRE telah aktif memimpin pasar karbon dengan menguasai 95% market share di IDXCarbon dan menjual hampir seluruh volume yang tersedia," ujar John Anis.
John juga menyampaikan bahwa Pertamina NRE tidak hanya fokus pada geothermal, tetapi juga akan memperluas portofolio bisnis karbon melalui proyek biogas, gas to power, dan solusi berbasis alam (nature-based solutions) di masa depan. “Tidak saja untuk kegiatan bisnis, bahkan untuk kegiatan sehari-hari, seperti event-event atau seminar kami juga meng-offset emisi karbonnya sehingga dapat disebut carbon neutral event,” tambah John.
Sementara itu, Direktur Utama PGE Julfi Hadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa PGE dengan pengalaman panjang sejak 2011 untuk kredit karbon, dan berkolaborasi dengan Pertamina NRE untuk mengoptimalkan potensi kredit karbon sebagai salah satu bentuk new revenue stream.
“Penandatanganan amandemen perjanjian hari ini merupakan langkah penting untuk mempercepat komersialisasi proyek geothermal kami, menjadikannya lebih strategis, dan menarik bagi para investor," ujar Julfi Hadi.
Pada kesempatan lainnya, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, Pertamina Group aktif dalam perdagangan karbon kredit sebagai komitmennya menjadi perusahaan yang berkelanjutan. Peran ini akan terus diperkuat, tak hanya dengan sinergi Pertamina Group tapi dengan berbagai institusi hingga akademisi, untuk mencapai target Net Zero Emission Indonesia.
"Pertamina juga mendorong seluruh anak usaha berkolaborasi, baik di dalam Pertamina Group maupun dengan berbagai pihak dalam rangka mendukung target Net Zero Emission 2060," jelas Fadjar.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) memperkuat bisnis rendah karbon untuk mendukung target transisi energi yang diusung oleh pemerintah Indonesia. Upaya ini sekaligus memperkuat bisnis Pertamina terus mengedepankan kemajuan inovasi dan teknologi untuk mereduksi emisi dari proses bisnisnya.
Pemerintah mendukung penuh BUMN untuk terus melakukan upaya untuk mencapai target transisi energi. Hashim menekankan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi perubahan iklim. Komitmen Pertamina dalam mendukung dekarbonisasi di Indonesia dan mempercepat target NZE 2060. Pertamina telah menetapkan inisiatif pengembangan energi bersih.
Hingga saat ini, Pertamina telah berhasil mengurangi emisi hingga 8,5 juta ton CO2 dari emisi Scope 1 & 2 sejak 2010, dan berencana untuk terus meningkatkan angka tersebut melalui kolaborasi dan inovasi teknologi​. Capaian tersebut buah hasil dari pengembangan implementasi biofuel, energi geotermal, dan teknologi rendah karbon seperti Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture and Utilization Storage (CCUS).
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menekankan pentingnya peningkatan daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui integrasi dalam…
NERACA Ambon – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin keandalan pasokan dan suplai listrik di Indonesia…
NERACA Jakarta - Batik sebagai warisan budaya Indonesia yang telah dikukuhkan oleh UNESCO pada tahun 2009 lalu, tengah menghadapi tantangan…
NERACA Jakarta – Dalam langkah strategis menuju transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia, Pertamina New &…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menekankan pentingnya peningkatan daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui integrasi dalam…
NERACA Ambon – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin keandalan pasokan dan suplai listrik di Indonesia…