Lotte Chemical Bidik Volume Penjualan 300 KT

NERACA

Jakarta- Tahun ini, PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) membidik volume penjualan polyethylene berkisar 300 kilo ton (KT) tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dari realisasi tahun lalu sebanyak  344 KT.“Dari sisi kuantitas, volume penjualan paling tidak bisa dikejar sama dengan realisasi tahun lalu. Kondisi pasar tahun ini agak susah,”kata Direktur Lotte Chemical Titan, Calvin Wiryapranata di Jakarta, kemarin.

Tahun lalu, perseroan mengantongi pendapatan US$ 375 juta dari penjualan polyethylene. Sedangkan total pendapatan bersih sebesar US$ 376,2 juta. Masing-masing pendapatan berasal dari penjualan domestik sebanyak 319 KT atau US$ 348 juta dan ekspor 25 KT atau US$ 27 juta. “Namun tahun ini, kami tidak memprediksi pendapatan karena harga bahan baku yang fluktuatif serta harga jual polyethylene yang masih rendah,” imbuh Calvin.

Disebutkan, pendapatan Lotte Chemical turun 21%, dibandingkan 2022. Faktor utamanya, penurunan volume penjualan dan harga rata-rata masing-masing sebesar 5,7% dan 15,8%. Laba usaha perusahaan petrokimia ini juga mengalami penurunan, yakni 325% (yoy) pada 2023. Hal ini terjadi setelah rata-rata margin spread turun signfikan, antara harga jual polyethylene dan bahan baku utama sebesar US$ 22 per metrik ton.

Pelemahan kinerja tersebut, turut disebabkan penurunan permintaan akibat perlambatan ekonomi global, disertai inflasi tinggi menyebabkan pasar PE tertekan. Di sisi lain, terdapat pasokan produk petrokimia dari pabrik baru di regional yang semakin memperketat kompetisi.“Kemudian harga bahan baku ethylene akibat permintaan yang melonjak dari produsen polimer regional,” imbuh Calvin.

Sebagai informasi, emiten petrokimia ini menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2024 sebanyak US$ 9 juta atau setara Rp 147,5 miliar (asumsi kurs Rp 16.389 per dolar AS). Disampaikan Calvin, realisasi belanja modal hingga kuartal pertama 2024 sebesar 30% dari total capex US$ 9 juta. Adapun untuk penggunaan capex, perseroan menggunakan untuk melakukan turnaround atau peremajaan fasilitas pabrik."Capex estimasi US$ 9 juta, total sebagian atau sekitar US$ 4 juta terkait turnaround. Sedangkan Capex normal sebesar US$ 5 juta. Estimasi ini tentu saja bergeser, sedangkan kuartal satu 2024 sudah spend sekitar 30% dari total US$ 9 juta,” kata Calvin

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi dengan Petronas - Volta Targetkan Produksi 900 Ribu Motor Listrik

NERACA Jakarta – Genjot pertumbuhan penjualan motor listrik, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melalui PT Volta Indonesia Semesta (Volta)…

Perkuat Bisnis Jalan Tol - Nusantara Infra Ikut Konsorsium Tol Trans Jawa

NERACA Jakarta – Perkuat bisnis di jalan tol, PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui anak usahanya PT Margautama Nusantara (MUN) masuk…

Unggulkan Custom Order - TRIS Optimis Penjualan Meningkat di 2024

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan penjualan, PT Trisula Internasional Tbk (TRIS) siapkan strategi bisnis dengan mengunggulkan kemampuan mereka untuk memenuhi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kolaborasi dengan Petronas - Volta Targetkan Produksi 900 Ribu Motor Listrik

NERACA Jakarta – Genjot pertumbuhan penjualan motor listrik, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melalui PT Volta Indonesia Semesta (Volta)…

Perkuat Bisnis Jalan Tol - Nusantara Infra Ikut Konsorsium Tol Trans Jawa

NERACA Jakarta – Perkuat bisnis di jalan tol, PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui anak usahanya PT Margautama Nusantara (MUN) masuk…

Unggulkan Custom Order - TRIS Optimis Penjualan Meningkat di 2024

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan penjualan, PT Trisula Internasional Tbk (TRIS) siapkan strategi bisnis dengan mengunggulkan kemampuan mereka untuk memenuhi…