NERACA
Jakarta - Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dyan Garneta PS mengatakan Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor ini pada triwulan I tahun 2024 sebesar 39,91% terhadap PDB Industri Non-Migas, dan 6,97% terhadap PDB nasional.
PDB (produk domesstik bruto) industri makanan dan minuman mengalami peningkatan menjadi 5,87% pada triwulan I tahun 2024 dibanding periode sebelumnya sebesar 5,33%.
Selain itu, dari sisi ekspor, pada triwulan I tahun 2024 industri makanan membukukan nilai sebesar USD 9,18 miliar, dengan nilai impor sebesar USD 4,27 miliar. Dengan demikian, sektor industri makanan masih melanjutkan neraca dagang positif di triwulan I tahun 2024 sebesar USD 4,91 miliar.
"Industri pengolahan rumput laut memiliki prospek bisnis yang menjanjikan karena didukung ketersediaan bahan baku yang melimpah dan peluang untuk pengembangan berbagai produk turunan yang bernilai tambah tinggi," ujar Dyan.
Sebagai negara penghasil budidaya rumput laut terbesar ke-2 di dunia, Indonesia merupakan tempat yang sesuai untuk pengembangan rumput laut mulai dari proses budidaya sampai dengan proses hilirisasi.
Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering, baik untuk konsumsi maupun bahan baku industri. Namun belum terlihat pertumbuhan yang signifikan untuk ekspor produk-produk hilir yang lebih memiliki nilai tambah. Sebesar 66,61% produk ekspor rumput laut Indonesia didominasi oleh rumput laut kering, sementara rumput laut olahan (karagenan dan agar-agar) masih sebesar 33,39%.
Pada tahun lalu, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah. Selama ini pemanfaatan olahan rumput laut sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman sebesar 77%, sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya hanya sebesar 23%. Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar.
The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar USD 11,8 miliar yaitu produk biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil. Pengembangan dan inovasi produk diharapkan dapat mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk potensial tersebut.
Adapun untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi hilirisasi industri rumput laut dalam negeri, saat ini Kemenperin senantiasa bersinergi dengan berbagai K/L melalui afirmasi program dan kebijakan sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional.
Kemenperin berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, mendorong program sertifikasi TKDN, dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan rumput laut.
Saya mengharapkan Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna dapat terlaksana dengan baik, membuka peluang pengembangan usaha peningkatan daya saing produk dalam negeri, meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.
Semoga kegiatan ini dapat mendorong perkembangan ragam produk hilir berbasis rumput laut dan menciptakan peluang kerja sama yang lebih baik dalam upaya peningkatan kinerja industri nasional.
Terkait dengan rumput laut, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan rencananya dalam pengembangan modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao dan Maluku Tenggara, tahun 2024 ini. Pengembangan ini untuk menggenjot industri hilir rumput laut nasional.
"Tahun ini kami berencana mengembangkan pemodelan lagi di dua lokasi tambahan Rote Ndao dan Maluku Tenggara, masing-masing seluas 50 hektare, dengan target produksi di setiap lokasi sebesar 2.187 ton rumput laut basah per tahun," ungkap Trenggono.
Stabilitas dan kualitas produksi di hulu menurutnya menjadi penopang tumbuhnya industri hilir rumput laut. Pada tahun 2022, budidaya rumput laut Indonesia menghasilkan 9,23 juta ton yang didominasi varian Cottonii sebagai bahan karagenan. disusul jenis rumput laut Sargassum, Gracilaria, Haliminea, dan Gelidium amanzii.
NERACA Jakarta – Ekonom Senior Burhanuddin Abdullah mengatakan industrialisasi sumber daya alam (SDA) yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat…
NERACA Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengungkapkan sejumlah strategi yang telah disiapkan untuk mencapai penyerapan beras dalam…
NERACA Jakarta – Pemerintah bergerak cepat merespon dinamika di masyarakat akibat perubahan tata kelola penjualan gas subsidi Liquified Petroleum Gas…
NERACA Jakarta – Ekonom Senior Burhanuddin Abdullah mengatakan industrialisasi sumber daya alam (SDA) yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat…
NERACA Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengungkapkan sejumlah strategi yang telah disiapkan untuk mencapai penyerapan beras dalam…
NERACA Jakarta – Pemerintah bergerak cepat merespon dinamika di masyarakat akibat perubahan tata kelola penjualan gas subsidi Liquified Petroleum Gas…