Dalam rangka memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia, mahasiswa pencinta alam Universitas Budi Luhur (UBL) mengadakan aksi menolak penggunaan kemasan plastik sekali pakai termasuk kemasan galon sekali pakai yang sudah memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.
Data statistik menunjukkan jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5,4 juta ton per tahun atau 14% dari total produksi sampah Indonesia.“Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day setiap tanggal 5 Juni, kami melakukan pawai di lingkungan kampus dan melakukan orasi di depan pintu masuk kampus yang bertepatan berada di jalan raya untuk menyuarakan bahaya penggunaan sampah plastik sekali pakai terhadap lingkungan,” ujar Ketua Makopala Universitas Budi Luhur, Yoga di Jakarta, kemarin.
Dirinya ingin mengimbau masyarakat khususnya civitas kampus, untuk bisa mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai, salah satunya galon sekali pakai. “Selain itu, kita juga ingin mengajak semua pihak agar memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah plastik itu sembarangan dan kalau bisa jangan pakai kemasan plastik yang sekali pakai,” katanya.
Saat mengadakan aksi penolakan dan pawai, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Makopala Universitas Budi Luhur membawa berbagai jenis sampah plastik sekali pakai yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar seperti galon sekali pakai dan botol-botol plastik untuk menunjukkan bahwa sampah-sampah inilah yang menjadi perusak lingkungan selama ini.
Yoga menuturkan, kegiatan serupa pernah dilakukan Makopala Universitas Budi Luhur pada tahun 2021 dan 2022 lalu. Hasilnya, kesadaran para mahasiswa di Universitas Budi Luhur untuk tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai mulai tercipta. “Sekarang sudah banyak kawan mahasiswa yang membawa tumbler dari rumah. Apalagi pihak kampus juga telah menyediakan beberapa dispenser air galon guna ulang yang bisa dimanfaatkan para mahasiswa untuk mengisi ulang air minumnya saat sudah habis,” tuturnya.
Selain itu, kata Yoga, keberadaan bank sampah di wilayah kampus juga menjadi penyemangat bagi para mahasiswa untuk dengan sadar mengumpulkan sampah-sampah plastik sekali pakai di wilayah kampus dan menyetorkannya ke bank sampah. “Apalagi setiap sampah plastik yang disetorkan para mahasiswa itu ada harganya, bisa berupa uang dan juga emas,” tukasnya.
Muhammad Rafli, relawan bank sampah Universitas Budi Luhur, mengatakan sampah-sampah plastik sekali pakai yang disetorkan para mahasiswa akan dikelola menjadi barang-barang bermanfaat seperti tas, dompet, gantungan kunci dan lain-lain. “Setelah sampah plastik itu terkumpul, kami dari bank sampah akan mengolahnya menjadi kerajinan tangan untuk kemudian dijual,” ucapnya.
Ketua BEM Universitas Budi Luhur, Irma Yuli Fajri ingin mengajak semua mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan hidup dengan tetap menjaga lingkungan. “Selain tidak membuang sampah sembarangan, kami juga ingin mendorong masyarakat khususnya kawan-kawan mahasiswa agar mau mengelola sampah yang sudah ada. Karena sampah plastik itu terurainya lama, kita sebaiknya harus mengelola sampah-sampah tersebut dengan baik,” ujarnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada lingkungan, PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) mengajak kurang lebih 40 jurnalis untuk…
Mewujudkan akses kebutuhan air bersih menjadi upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan angka penyakit. Berdasarkan data dari Badan Pusat…
Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak terkecuali sektor keuangan. Lewat aksi penanaman 100 bibit…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada lingkungan, PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) mengajak kurang lebih 40 jurnalis untuk…
Mewujudkan akses kebutuhan air bersih menjadi upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan angka penyakit. Berdasarkan data dari Badan Pusat…
Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak terkecuali sektor keuangan. Lewat aksi penanaman 100 bibit…