Green Building Wisma BCA Foresta - Investasi Jangka Panjang BCA Untuk Generasi Lebih Baik

Sekilas tidak ada yang istimewa melihat gedung Wisma BCA Foresta yang berada di BSD City Tangerang Selatan, Banten. Namun bila menelusuri lantai demi lantai akan terasa suasana ruang perkantoran yang berbeda dengan yang lainnya, konsep terbuka tanpa ada sekat atau open working space dan penggunaan energi yang hemat dan ramah lingkungan terlihat jelas dari gedung yang memiliki luas bangunan lebih dari 45 ribu m2.

Menawarkan konsep green building untuk pembangunan berkelanjutan, sepertinya bukan sekedar jargon saja di awal tetapi juga diaplikasikan dari penggunaan keseharian. Sebut saja, mengurangi emisi karbon dengan penggunaan equipment yang hemat energi, memaksimalkan pencahayaan alami yang masuk ke area gedung, penjagaan kualitas udara yang semuanya memberikan manfaat ekonomis karena dapat menurunkan biaya operasional dan biaya pemeliharaan.

Selain itu, berbagai teknologi ramah lingkungan telah diterapkan di Wisma BCA Foresta ini. Gedung ini sudah menggunakan Building Automation System, penggunaan kaca double glass (low E), air minum reverse osmosis, serta pemanfaatan air recycle dan rain water. Selain itu, Wisma BCA Foresta juga menggunakan modul solar panel yang menyerap tenaga matahari dan mengubahnya menjadi sumber energi listrik.

Disampaikan SVP Logistic & Building BCA, Victor Teguh Sutedja, untuk penggunaan kaca lapis dua ini sangat diperhitungkan dengan matang agar tidak banyak sinar matahari yang masuk ke dalam gedung. Nantinya, dengan penggunaan kaca low energy ini maka pemakaian listrik untuk air conditioner (AC) gedung dapat diminimalkan. Pasalnya, kata dia, hampir 70% penggunaan listrik di satu gedung perkantoran ialah untuk AC gedung. "Jadi spesifikasi kaca ini khusus ada dua lapis, di tengahnya itu divakum udaranya sehingga bisa tahan panas dan sangat efisien. Inilah yang menyebabkan AC kita bisa sangat efisien," jelasnya.

Tak hanya itu, penghematan pemakaian listrik gedung juga ditunjang oleh teknologi canggih di mana dalam penggunaan AC berbasis air juga dilengkapi dengan sensor-sensor yang terhubung dengan perangkat lunak. "Sensor-sensor dan software aplikasi ini dapat mengingatkan kita kalau ini sudah tidak efisien. Part-part mana yang bermasalah di titik-titik mana yang menjadi tidak efisien,"ucapnya.

Kata Victor, penerapan green building Wisma BCA Foresta ini merupakan investasi jangka panjang dan pastinya memberikan berbagai manfaat secara ekologis, serta menurunkan biaya operasional dan biaya pemeliharaan.”Komitmen untuk mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) senantiasa kami perkuat melalui berbagai inisiatif dan kegiatan. BCA sendiri bersinergi dengan berbagai instansi maupun organisasi dalam mewujudkan gedung ramah lingkungan ini. Kami merancang gedung ini sebagai percontohan untuk gedung-gedung lainnya di seluruh penjuru tanah air,”ujarnya.

Komitmen Peduli Lingkungan

Maka tak heran, investasi teknologi ramah lingkungan yang dilakukan BCA untuk pembangunan Wisma BCA merupakan asset dan komitmen perseroan untuk peduli pada lingkungan. Bahkan kedepannya, 71 kantor cabang BCA di Indonesia akan menerapkan konsep energi berbasis lingkungan meskipun tidak semasif Wisma BCA Foresta. Asal tahu saja, pada penghujung tahun 2021, Wisma BCA Foresta meraih sertifikasi Greenship Platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Disampaikan Victor, mendapatkan sertifikasi tersebut bukan merupakan target utama perseroan dibalik pembangunan Wisma BCA tetapi kepedulian dan komitmen perseroan untuk mendukung bisnis berkelanjutan. Sementara Komisaris BCA, Cyrillus Harinowo mengatakan, pembangunan berkelanjutan merupakan tugas seluruh korporasi dan organisasi, tidak terkecuali bagi industri perbankan. BCA sebagai bagian dari perbankan nasional telah selayaknya mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis ekonomi hijau."Pembangunan ini sudah merupakan panggilan bersama yang penting bagi keberlangsungan bumi, untuk masa depan lebih baik generasi mendatang. Kehadiran green building yang dilengkapi berbagai fasilitas berbasis ramah lingkungan juga menjadi sebuah kebanggaan bagi BCA, terlebih saat ini sudah ada fasilitas SPKLU,”ujarnya.

Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Wisma BCA Foresta tak hanya diperuntukkan bagi karyawan BCA, tetapi dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. Fasilitas ini beroperasi selama 24 jam dalam tujuh hari. Terdapat dua jenis mesin charging yang tersedia di Wisma BCA Foresta.

Mesin charging pertama berkapasitas 7 kW mampu melakukan pengisian selama enam jam. Sementara mesin kedua memiliki kapasitas 22 kW dan dapat melakukan pengisian selama dua jam. SPKLU tersebut langsung terhubung dengan aplikasi EV Cuzz yang dapat diakses melalui smartphone dengan mengunduh di Google Play dan App Store. Dengan demikian, masyarakat dapat melakukan pembayaran langsung melalui aplikasi.

Untuk melakukan pengisian daya, pengendara dapat melakukan dengan self-service dan masyarakat akan dikenakan tarif pengisian bahan bakar kendaraan listrik di SPKLU ini sekitar Rp 1.400-1.600 per kWh. Sedangkan untuk mesin pengisian berkapasitas 7 kW, masyarakat perlu membayar sekitar Rp 93.000 untuk mengisi penuh baterainya. Nantinya baterai tersebut dapat digunakan untuk menempuh perjalanan 200-300 kilometer. Pengisian kendaraan listrik ini membutuhkan waktu sekitar 6 jam untuk mesin pengisian 7 kW dan sekitar 2 jam untuk mesin pengisian 22 kW.

Kata Hera F. Haryn, EVP Secretariat and Corporate Communication BCA, hadirnya SPKLU menjadi layanan perseroan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh nasabah dan masyarakat Indonesia. Dimana hadirnya SPKLU ini, diyakini Hera akan memberikan dampak positif bagi lingkungan hidup. Selain itu, hadirnya SPKLU juga untuk menjawab kebutuhan pengguna kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang tiap tahunnya bertambah. Dimana menurut Kementerian Perhubungan 16 Maret 2022, terdapat 16.060 unit kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Tanah Air dan berpeluang terus bertambah.

Tidak hanya itu, SPKLU di Wisma BCA Foresta mendapatkan sambutan hangat dan respon positif bagi masyarakat sekitar yang memiliki kendaraan listrik karena cukup membantu di tengah keterbatasan infrastruktur SPKLU saat ini. “Saat ini masyarakat, khususnya milenial sudah terbuka dan melek akan pentingnya penggunaan energi ramah lingkungan untuk masa depan lebih baik lagi, maka hadirnya SPKLU banyak diburu masyarakat sekitar yang sengaja datang untuk mengisi bahan bakar baterai,”tandasnya.

Partisipasi Swasta

Menyadari pembangunan berkelanjutan bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata, tetapi perlu peran swasta dan termasuk industri keuangan telah mendorong BCA untuk selalu ambil bagian dengan komitmen menerapkan prinsip ESG dalam menjalankan bisnisnya.”BCA sebagai bagian dari perbankan nasional telah selayaknya mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis ekonomi hijau. Selain itu, pembangunan ini sudah merupakan panggilan bersama yang penting bagi keberlangsungan bumi dan untuk masa depan lebih baik generasi mendatang,”katanya.

Oleh karena itu, menerapkan prinsip ESG dalam menjalankan bisnis menjadi keharusan karena akan kembali lagi imbasnya kepada perseroan. Apalagi, BCA menjadi perusahaan yang tercatat di pasar modal dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mendapatkan perhatian dari investor. Ya, topik keberlanjutan dan inklusivitas saat ini merupakan topik yang hangat dibicarakan dan merupakan salah satu tujuan dari pertemuan Presidensi G20 Indonesia. Topik keberkelanjutan ini bukan hanya merupakan fokus para pemimpin dunia, melainkan juga menjadi perhatian masyarakat, khususnya generasi muda yang sangat memperhatikan masa depan yang berkelanjutan, di antaranya mengenai pelestarian lingkungan dan isu sosial lainnya. Kepedulian ini terlihat bukan hanya dari nilai-nilai kehidupan, tetapi juga dalam hal berinvestasi.

Terlebih tren investasi berkelanjutan atau dikenal dengan sustainable investment banyak diminati investor muda. Tercatat nilai aset dana kelolaan yang mengusung tema berkelanjutan di Asia (tidak termasuk Jepang) tercatat melonjak dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi US$ 71 miliar di triwulan pertama 2022, walaupun masih cukup jauh bila dibandingkan dengan Eropa yang telah mencapai US$ 2,2 triliun di periode yang sama.

Kata Priyo Santoso, Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM), para investor muda sekarang lebih mudah dalam memilih instrumen investasi yang berbasis konsep berkelanjutan, karena konsep ini telah mulai tersedia di pasar. “Investor pemula pun dapat mulai berinvestasi lewat reksa dana berbasis ESG. Pasalnya, investasi yang menerapkan filter ESG menjadi pendekatan yang tepat saat ini untuk menyadari semakin pentingnya peranan investasi terhadap keberlanjutan masa depan dan juga terhadap perekonomian bangsa,”ujarnya.

Saat ini, permintaan akan investasi berbasis ESG di Indonesia sendiri mulai menunjukkan tren kenaikan dan para investor muda sekarang lebih mudah dalam memilih instrumen investasi yang berbasis konsep berkelanjutan. Tidak hanya itu, salah satu alasan yang menarik para investor khususnya generasi muda terhadap investasi yang berkelanjutan adalah harapan agar perusahaan dan kegiatan bisnis dapat mengelola sumber daya alam secara ramah lingkungan serta memperhatikan kesejahteraan sumber daya manusia, sehingga diharapkan di masa depan generasi ini dapat tetap menikmati sumber daya alam yang ada dengan kualitas yang sama dan bahkan lebih baik. Semoga.

BERITA TERKAIT

Lawatan Perdana d Ke Luar Negeri - Ketum Kadin Pastikan Dampingi Presiden dan Para Menteri

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie memastikan, dirinya akan mendampingi lawatan perdana Presiden Prabowo Subianto ke…

Perjalanan Hidup Iwan Bule - Jenderal Multitalenta dari Sepak Bola Ke Pertamina

Terpilihnya Mochamad Iriawan atau lebih dikenal sebagai Iwan Bule, politisi partai Gerindra menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Simon…

Ditopang KPR, BTN Optimistis Pertumbuhan Kredit On Track

Di tengah masih tingginya biaya dana perbankan dan tantangan di perekonomian, penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN)…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Lawatan Perdana d Ke Luar Negeri - Ketum Kadin Pastikan Dampingi Presiden dan Para Menteri

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie memastikan, dirinya akan mendampingi lawatan perdana Presiden Prabowo Subianto ke…

Perjalanan Hidup Iwan Bule - Jenderal Multitalenta dari Sepak Bola Ke Pertamina

Terpilihnya Mochamad Iriawan atau lebih dikenal sebagai Iwan Bule, politisi partai Gerindra menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Simon…

Ditopang KPR, BTN Optimistis Pertumbuhan Kredit On Track

Di tengah masih tingginya biaya dana perbankan dan tantangan di perekonomian, penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN)…