NERACA
Jakarta- Janji pemerintah yang akan memberikan kompensasi berupa keringanan pajak bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan revaluasi asset, rupanya belum menjadi daya tarik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Padahal saat ini, total aset perseroan berupa tanah dan bangunan mencapai Rp 20 triliun.
Direktur Utama Semen Indonesia, Suparni mengatakan, perseroan belum berencana melakukan revaluasi asset karena belum menjadi kebutuhan mendesak. Apalagi, diklaimnya perseroan masih memiliki kemampuan mumpuni untuk mendukung pembiayaan."Kalau sisi kebutuhan kredit belum mendesak karena proyek masih bisa didanai dari internal cash dan pinjaman," ujarnya di Jakarta, Kamis (29/10).
Meski memandang revaluasi belum menjadi prioritas, Suparni mengaku, revaluasi aset ke depan bisa mengerek naik nilai perusahaan."Revaluasi bisa buat pengembangan lebih cepat. Nilai tinggi, pinjam bisa dapat lebih banyak dan pengembangan bisa lebih cepat," sebutnya.
Saat ini, aset seperti tanah dan bangunan milik perseroan tercatat bernilai Rp 20 triliun. Namun, Suparni belum bisa menyebut nilai aset terbaru karena harus menunggu penilaian atau appraisal."Nilai aset Rp 20 triliun. Itu nilai tanah tapi tanah nggak bisa diperjualbelikan, meski tanah mahal namun tanah hanya bisa diperuntukkan sewa," jelasnya.
Tahun depan, perseroan menyakini pendapatan akan tumbuh sebesar 5-6% dibandingkan dengan perolehan di akhir tahun ini. Kata Suparni, kenaikan tersebut akan didorong dengan kenaikan volume produksi perseroan yang sebesar lima persen di tahun 2016. Namun, dirinya enggan menyebutkan akan seperti apa perolehan laba bersih perseroan di tahun depan.”Tahun depan volume naik ke angka lima persen, tahun ini pada kisaran 28,6 juta ton. Jadi, kita akan naikkan hampir ke angka 30 juta ton. Jadi, bisa dihitung pendapatan akan naik pada kisaran itu atau 5-6 persen karena biaya ada sedikit naik. Kalau laba lihat nanti saja," jelasnya.
Selain itu, Suparni mengungkapkan peningkatan pendapatan perseroan pada tahun 2016 juga sejalan dengan proyek-proyek infrastruktur yang mulai berjalan sejak Agustus 2015.”Strategi kita maksimalisasi produksi karena kapasitas sudah full semua. Kita juga efisiensi tahun depan bahan bakar juga tidak naik, listrik juga akan turun ini baik dari segi biaya dari kami. Juga harga solar turun sedikit jadi distribusi tidak naik. Kita juga akan optimalkan biaya kapal. Kita juga ada packing plant baru," ucapnya.
Terkait dengan kinerja tahun ini, perseroan melihat tidak akan jauh berbeda dengan capain pada tahun 2014. Mengingat, buruknya capaian kinerja di awal tahun hingga semester pertama tahun ini. Tercatat, hingga kuartal III tahun ini perseroan masih mencatat terdapat penurunan baik pada pos pendapatan ataupun laba bersih.
Pendapatan turun sebesar Rp 19,11 triliun atau 1,2 %dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 19,35 triliun dan laba bersih juga turun sebesar 21,6% menjadi Rp 3,2 triliun dari Rp 4,08 triliun. (bani)
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer angkat bicara aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan mitra driver ojek online dan taksi online…
Sebagai fasilitator penyaluran bantuan sosial Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta khususnya dalam bidang pendidikan, Bank DKI lakukan penyaluran Kartu Jakarta…
Selenggarakan Halalbihalal dan juga sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan, INKINDO DKI Jakarta mengemukakan pentingnya para anggotanya memiliki BPJS Ketenagakerjaan. Ketua DPP INKINDO…
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer angkat bicara aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan mitra driver ojek online dan taksi online…
Sebagai fasilitator penyaluran bantuan sosial Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta khususnya dalam bidang pendidikan, Bank DKI lakukan penyaluran Kartu Jakarta…
Selenggarakan Halalbihalal dan juga sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan, INKINDO DKI Jakarta mengemukakan pentingnya para anggotanya memiliki BPJS Ketenagakerjaan. Ketua DPP INKINDO…