BI Perlu Tambah Dosis Stabilisasi dalam Kebijakan Moneter

BI Perlu Tambah Dosis Stabilisasi dalam Kebijakan Moneter
NERACA
Jakarta - Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto menilai kebijakan moneter Bank Indonesia saat ini perlu diarahkan untuk menambah "dosis" stabilisasi daripada hanya diarahkan untuk mendorong dan mengejar pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Stabilitas terutama dalam konteks bagaimana menempatkan atau mem-balance (menyeimbangkan) antara pro-growth dengan pro-stability. Kalau melihat situasi sekarang, saya rasa kebijakan-kebijakan yang lebih ke arah stabilisasi perekonomian itu jauh lebih diperlukan," kata Eko dalam diskusi publik secara virtual di Jakarta, sebagaimana dikutip, kemarin.
Dalam hal ini, ujar Eko, bukan berarti arah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tidak penting. Namun, ia mengingatkan perekonomian juga tidak bisa tumbuh, apabila tidak dilakukan stabilisasi. Ia mencatat sentimen perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mempengaruhi nilai tukar rupiah. Dari waktu ke waktu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi cukup dalam.
Apabila dibandingkan dengan depresiasi di beberapa negara lain seperti China, India, Malaysia, Thailand, dan Singapura, Eko menyebutkan bahwa depresiasi yang terjadi pada nilai tukar rupiah sebetulnya sudah cukup dalam. Dengan kata lain, rupiah relatif lebih rentan dibandingkan dengan beberapa negara lain. Ia juga mengingatkan kemungkinan adanya dinamika-dinamika baru setelah pemberlakuan tarif Trump ke berbagai negara resmi diberlakukan setelah penundaan hingga 90 hari, sehingga, pengelolaan nilai tukar harus hati-hati dilakukan ke depan.
Dari sisi pemerintah, Eko mengingatkan bahwa target-target pembangunan ekonomi yang dipasang harus realistis agar kredibel sehingga memunculkan optimisme pasar. Apabila pemerintah ingin membuat kebijakan dengan menggandeng sektor keuangan, terutama Himbara, juga harus dipastikan bahwa program tersebut cukup firm untuk diterima di pasar. "Sehingga, itu yang akan membantu persepsi bahwa pemerintah punya respons yang tepat terhadap situasi ketidakpastian yang meningkat ini, dan harapannya dari situ confidence muncul," kata Eko.
Di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut, ia menambahkan bahwa pengoptimalan perdagangan regional menjadi penting untuk mengurangi dependensi ketidakpastian kebijakan AS. Kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain, seperti negara anggota ASEAN dan BRICS, harus lebih diperkuat dan dioptimalkan. "Kerja sama-kerja sama ini kan Indonesia banyak sekali membangun kerja sama ekonomi, tapi dalam konteks optimalisasi kadang-kadang tidak dilihat. Dan, ini mungkin saatnya untuk dilihat itu," kata Eko.

 

 

 

NERACA

Jakarta - Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto menilai kebijakan moneter Bank Indonesia saat ini perlu diarahkan untuk menambah "dosis" stabilisasi daripada hanya diarahkan untuk mendorong dan mengejar pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Stabilitas terutama dalam konteks bagaimana menempatkan atau mem-balance (menyeimbangkan) antara pro-growth dengan pro-stability. Kalau melihat situasi sekarang, saya rasa kebijakan-kebijakan yang lebih ke arah stabilisasi perekonomian itu jauh lebih diperlukan," kata Eko dalam diskusi publik secara virtual di Jakarta, sebagaimana dikutip, kemarin.

Dalam hal ini, ujar Eko, bukan berarti arah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tidak penting. Namun, ia mengingatkan perekonomian juga tidak bisa tumbuh, apabila tidak dilakukan stabilisasi. Ia mencatat sentimen perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mempengaruhi nilai tukar rupiah. Dari waktu ke waktu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi cukup dalam.

Apabila dibandingkan dengan depresiasi di beberapa negara lain seperti China, India, Malaysia, Thailand, dan Singapura, Eko menyebutkan bahwa depresiasi yang terjadi pada nilai tukar rupiah sebetulnya sudah cukup dalam. Dengan kata lain, rupiah relatif lebih rentan dibandingkan dengan beberapa negara lain. Ia juga mengingatkan kemungkinan adanya dinamika-dinamika baru setelah pemberlakuan tarif Trump ke berbagai negara resmi diberlakukan setelah penundaan hingga 90 hari, sehingga, pengelolaan nilai tukar harus hati-hati dilakukan ke depan.

Dari sisi pemerintah, Eko mengingatkan bahwa target-target pembangunan ekonomi yang dipasang harus realistis agar kredibel sehingga memunculkan optimisme pasar. Apabila pemerintah ingin membuat kebijakan dengan menggandeng sektor keuangan, terutama Himbara, juga harus dipastikan bahwa program tersebut cukup firm untuk diterima di pasar. "Sehingga, itu yang akan membantu persepsi bahwa pemerintah punya respons yang tepat terhadap situasi ketidakpastian yang meningkat ini, dan harapannya dari situ confidence muncul," kata Eko.

Di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut, ia menambahkan bahwa pengoptimalan perdagangan regional menjadi penting untuk mengurangi dependensi ketidakpastian kebijakan AS. Kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain, seperti negara anggota ASEAN dan BRICS, harus lebih diperkuat dan dioptimalkan. "Kerja sama-kerja sama ini kan Indonesia banyak sekali membangun kerja sama ekonomi, tapi dalam konteks optimalisasi kadang-kadang tidak dilihat. Dan, ini mungkin saatnya untuk dilihat itu," kata Eko.

BERITA TERKAIT

Kiprah Kartini Hulu Migas Membangun Ketahanan Energi

NERACA Jakarta - Kiprah perempuan di dunia hulu migas tidak dapat dipandang sebelah mata. Banyak kontribusi nyata yang diberikan oleh…

Pemerintah Sambut Investasi Rp27 Triliun untuk Cloud dari Microsoft

Pemerintah Sambut Investasi Rp27 Triliun untuk Cloud dari Microsoft NERACA Jakarta - Pemerintah RI menyambut baik investasi senilai Rp27 triliun…

Kemacetan di Priok, Semua Pihak Diminta Dukung Perbaikan

Kemacetan di Priok, Semua Pihak Diminta Dukung Perbaikan  NERACA Jakarta - Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (Indonesian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Kiprah Kartini Hulu Migas Membangun Ketahanan Energi

NERACA Jakarta - Kiprah perempuan di dunia hulu migas tidak dapat dipandang sebelah mata. Banyak kontribusi nyata yang diberikan oleh…

Pemerintah Sambut Investasi Rp27 Triliun untuk Cloud dari Microsoft

Pemerintah Sambut Investasi Rp27 Triliun untuk Cloud dari Microsoft NERACA Jakarta - Pemerintah RI menyambut baik investasi senilai Rp27 triliun…

Kemacetan di Priok, Semua Pihak Diminta Dukung Perbaikan

Kemacetan di Priok, Semua Pihak Diminta Dukung Perbaikan  NERACA Jakarta - Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (Indonesian…