PGEO Siapkan Rp800 Miliar Buyback Saham

NERACA

Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masih mengkaji rencana aksi korporasi pembelian saham atau buyback. Dimana perseroan menaksirn bakal menggelontorkan dana sejumlah Rp 800 miliar untuk buyback saham. “Kami melihat 2,5% dari kapitalisasi pasar (market cap PGEO) Rp 33 triliun berarti dibutuhkan kurang lebih Rp 800 miliar. Dengan dana sebesar itu sebenarnya nggak akan mengganggu operasional kami, jika (buyback) kami jalankan,”kata Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio seperti dikutip investor di Jakarta, belum lama ini.

Perseroan akan melakukan buyback saham maksimal 2,5% dari posisi free float PGEO saat ini yang sebesar 10%. Ini sesuai dengan regulasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengatur minimal freet float sebesar 7,5%. Terlebih lagi, perseroan masih memiliki kas cukup tebal sekitar US$ 657 juta dan sisa dana IPO sebesar US$ 250 juta, serta dana dari hasil operasi perusahaan, sehingga PGEO memiliki ruang cukup lebar untuk mencetak pertumbuhan ke depan.

Perseroan juga mempunyai tambahan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 140 juta akibat merger dan akuisisi yang batal dilakukan pada tahun lalu, sehingga di samping mengkaji buyback saham, PGEO ingin meningkatkan serapan capex pada tahun ini.

Yurizki bilang, PGEO akan mengambil kesempatan buyback saham tersebut sesuai dengan time frame yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 6 bulan. “Within that range nanti ada keputusan konkret. Dari PGE, kami sudah assess arus kas kami no issue,” tegas dia.

Harga saham PGEO saat ini masih berfluktuasi dengan rentang harian bergerak di Rp 805-825. Menurut Yurizki, penguatan harga saham PGEO menuju level Rp 1.000 cukup besar. Mengingat, 13 dari 15 sekuritas yang mengulas saham PGEO sudah memberikan rekomendasi positif. Sedangkan, dua lainnya menyematkan peringkat netral dan hold.“Rata-rata target harga mereka sekitar Rp 1.200-1.600. Jadi, average target price PGEO masih Rp 1.300-an. Kami benchmark di situ. Bahkan, UBS Sekuritas target price-nya bullish di Rp 1.600, sehingga peluang upside menuju 1.000 sangat besar,” papar dia.

Keyakinan terhadap penguatan harga saham PGEO juga didukung dari profil EBITDA margin perseroan atau dua kali di atas industri. Pasalnya, EBITDA margin PGEO sekarang berkisar 80-85%. Padahal, jika EBITDA margin PGEO tersebut dikomparasikan dengan 12 entitas lainnya yang tersebar di Amerika, Indonesia, dan Asia Tenggara, margin dari entitas-entitas tersebut berada di level 40%. “Jadi, kami itu 80% outperforming dari rata-rata industri,” imbuhnya. 

BERITA TERKAIT

Permudah Interaksi Pelanggan - Sharp Hadirkan Layanan Purna Jual Berbasis AI

Dalam rangka meningkatkan layanan kepada konsumen, Sharp Indonesia dengan bangga memperkenalkan dua karakter cerdas, SALLI dan SANDI, yang siap hadir…

Publik Makin Geram - PT Pelabuhan Tiga Bersaudara Ajukan Kasasi

Masyarakat Kalimantan Timur dan publik kini semakin geram. Setelah sebelumnya diduga mengumpulkan uang hasil pungutan liar sebesar US$ 0,8 per…

PP Presisi Targetkan Kontrak Baru Tumbuh 15%

Sukses mencatatkan pertumbuhan kontrak baru di tahun 2024 sebesar 1,49% mendorong PT PP Presisi Tbk (PPRE) untuk menargetkan kontrak baru…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Permudah Interaksi Pelanggan - Sharp Hadirkan Layanan Purna Jual Berbasis AI

Dalam rangka meningkatkan layanan kepada konsumen, Sharp Indonesia dengan bangga memperkenalkan dua karakter cerdas, SALLI dan SANDI, yang siap hadir…

Publik Makin Geram - PT Pelabuhan Tiga Bersaudara Ajukan Kasasi

Masyarakat Kalimantan Timur dan publik kini semakin geram. Setelah sebelumnya diduga mengumpulkan uang hasil pungutan liar sebesar US$ 0,8 per…

PP Presisi Targetkan Kontrak Baru Tumbuh 15%

Sukses mencatatkan pertumbuhan kontrak baru di tahun 2024 sebesar 1,49% mendorong PT PP Presisi Tbk (PPRE) untuk menargetkan kontrak baru…