Pemerintah Perlu Dorong Lima Hal Saat Panen Raya

Pemerintah Perlu Dorong Lima Hal Saat Panen Raya
NERACA
Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyatakan, pemerintah perlu mendorong lima hal untuk mengakselerasi terwujudnya swasembada pangan sesuai Astacita Presiden Prabowo, setelah dilakukannya panen raya di 14 provinsi.
Ia menjelaskan lima hal tersebut yakni memperkuat infrastruktur pertanian, penguatan faktor produksi, kebijakan yang berpihak sektor pertanian, memperkuat pemasaran pertanian, serta menyiapkan alternatif penghidupan lain untuk petani. Menurut dia, dalam panen raya di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota ini, pemerintah harus turut memastikan suplai produksi yang dihasilkan bisa memenuhi permintaan dan kebutuhan pangan masyarakat.
"Yang terpenting kebutuhan atau permintaan pangan masyarakat terpenuhi. Artinya produksi nasional domestik mampu memenuhi permintaan pangan dari masyarakat," ujarnya. Esther menyampaikan, untuk penguatan faktor produksi bisa dilakukan melalui pemberian bibit dan pupuk berkualitas, teknologi yang memadai, serta memberikan bimbingan teknis kepada para petani.
Sementara untuk penguatan sisi pemasaran setelah panen, bisa ditempuh dengan penguatan akses pasar supaya tidak ada lagi tengkulak yang memainkan harga pangan. "Sisi pemasaran seperti marketing channel diperbaiki agar tidak ada tengkulak lagi dan harga stabil," ujarnya.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali peran vital petani dalam menjaga kedaulatan negara saat menghadiri panen raya padi serentak di 14 provinsi, yang dipusatkan di Majalengka, Jawa Barat, Senin. Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyampaikan penghargaan mendalam kepada petani sebagai tulang punggung bangsa. "Petani adalah produsen pangan. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI," kata Presiden di hadapan ribuan petani dan tamu undangan, diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin.
Kepala Negara juga mengapresiasi laporan dari beberapa daerah, termasuk Ngawi, Jawa Timur yang berhasil meningkatkan produktivitas padi dengan penggunaan pupuk yang lebih minim, sebagai langkah awal menuju pertanian yang mandiri dan berkelanjutan. "Kita akan uji coba, cari teknik dari mana saja, dan berbagi pengalaman antardaerah. Tujuannya satu, kita bisa buat pupuk sendiri di kampung kita sendiri," ujar Presiden Prabowo.

 

 

 

NERACA

Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyatakan, pemerintah perlu mendorong lima hal untuk mengakselerasi terwujudnya swasembada pangan sesuai Astacita Presiden Prabowo, setelah dilakukannya panen raya di 14 provinsi.

Ia menjelaskan lima hal tersebut yakni memperkuat infrastruktur pertanian, penguatan faktor produksi, kebijakan yang berpihak sektor pertanian, memperkuat pemasaran pertanian, serta menyiapkan alternatif penghidupan lain untuk petani. Menurut dia, dalam panen raya di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota ini, pemerintah harus turut memastikan suplai produksi yang dihasilkan bisa memenuhi permintaan dan kebutuhan pangan masyarakat.

"Yang terpenting kebutuhan atau permintaan pangan masyarakat terpenuhi. Artinya produksi nasional domestik mampu memenuhi permintaan pangan dari masyarakat," ujarnya. Esther menyampaikan, untuk penguatan faktor produksi bisa dilakukan melalui pemberian bibit dan pupuk berkualitas, teknologi yang memadai, serta memberikan bimbingan teknis kepada para petani.

Sementara untuk penguatan sisi pemasaran setelah panen, bisa ditempuh dengan penguatan akses pasar supaya tidak ada lagi tengkulak yang memainkan harga pangan. "Sisi pemasaran seperti marketing channel diperbaiki agar tidak ada tengkulak lagi dan harga stabil," ujarnya.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali peran vital petani dalam menjaga kedaulatan negara saat menghadiri panen raya padi serentak di 14 provinsi, yang dipusatkan di Majalengka, Jawa Barat, Senin. Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyampaikan penghargaan mendalam kepada petani sebagai tulang punggung bangsa. "Petani adalah produsen pangan. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI," kata Presiden di hadapan ribuan petani dan tamu undangan, diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin.

Kepala Negara juga mengapresiasi laporan dari beberapa daerah, termasuk Ngawi, Jawa Timur yang berhasil meningkatkan produktivitas padi dengan penggunaan pupuk yang lebih minim, sebagai langkah awal menuju pertanian yang mandiri dan berkelanjutan. "Kita akan uji coba, cari teknik dari mana saja, dan berbagi pengalaman antardaerah. Tujuannya satu, kita bisa buat pupuk sendiri di kampung kita sendiri," ujar Presiden Prabowo.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Kapasitas Pabrik AC di Indonesia, LG Kucurkan Dana Rp374 Miliar

NERACA Bekasi – PT LG Electronics Indonesia (LG) mengumumkan kesiapannya dalam mengoperasikan pabrik penyejuk udara atau Air Conditioner (AC) di…

Rumah BUMN SIG di Rembang Sukses Bikin 495 UMKM Naik Kelas dan Serap 1.869 Tenaga Kerja

  NERACA Jakarta – Kontribusi Rumah BUMN (RB) Rembang yang dikelola oleh PT Semen  Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama anak…

Pemerintah Siap Kasih Insentif Mobil Hidrogen

  NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan akan membahas pemberian insentif untuk mobil…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Tingkatkan Kapasitas Pabrik AC di Indonesia, LG Kucurkan Dana Rp374 Miliar

NERACA Bekasi – PT LG Electronics Indonesia (LG) mengumumkan kesiapannya dalam mengoperasikan pabrik penyejuk udara atau Air Conditioner (AC) di…

Rumah BUMN SIG di Rembang Sukses Bikin 495 UMKM Naik Kelas dan Serap 1.869 Tenaga Kerja

  NERACA Jakarta – Kontribusi Rumah BUMN (RB) Rembang yang dikelola oleh PT Semen  Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama anak…

Pemerintah Siap Kasih Insentif Mobil Hidrogen

  NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan akan membahas pemberian insentif untuk mobil…