NERACA
Jakarta -Sepanjang tahun 2024, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan sebesar Rp 977,4 miliar. Angka itu tumbuh signifikan hingga 40,38% dibandingkan 2023 sebesar Rp 696,3 miliar. Di saat yang sama, laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 53,2 miliar atau melonjak 924,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak Rp 5,2 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Direktur Utama Itama Ranoraya, Heru Firdausi Syarif menilai, kinerja perusahaan sepanjang 2024 merupakan momentum pertumbuhan yang kuat. “Berbagai inisiatif strategis telah berjalan sesuai dengan rencana dan melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk penambahan kemitraan baru dengan mitra bisnis yang memiliki potensi besar untuk memperluas jangkauan pasar,"ujarnya.
Menurut Heru, IRRA berhasil mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan tingkat pencapaian sebesar 96,13%. Pencapaian ini menggarisbawahi konsistensi perusahaan dalam mencapai sasaran kinerja yang ambisius, yang didorong oleh pertumbuhan signifikan di berbagai segmen bisnis.
Lebih lanjut Heru mengatakan, segmen Alat Kesehatan Elektronik Medik Steril memberikan kontribusi paling signifikan dengan pendapatan mencapai Rp 534,8 miliar. Diikuti oleh segmen In Vitro Diagnostics yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 351,9 miliar. Sementara segmen produk Kesehatan lainnya menyumbang Rp 48,8 miliar dan segmen Alat Kesehatan Non Elektronik Medik Steril berkontribusi sebesar Rp 41,7 miliar.“Keseluruhan pencapaian ini didorong oleh tingginya permintaan di pasar alat kesehatan, yang menghasilkan penjualan sangat positif. Hal ini juga didukung oleh pengembangan beberapa lini bisnis baru yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan,” tambah Heru.
Pada akhir Desember 2024, Heru mengatakan, arus kas IRRA tercatat mengalami defisit sebesar Rp 64,6 miliar, yang disebabkan oleh strategi ekspansi bisnis yang tengah dijalankan perusahaan. Ekspansi ini berdampak pada peningkatan kebutuhan pendanaan operasional. “Meskipun demikian, perusahaan terus melakukan pengelolaan kas secara hati-hati dan efektif untuk memastikan likuiditas tetap terjaga dengan baik,” paparnya.
Dalam upaya meningkatkan keberlanjutan usaha dan memperluas pangsa pasar, IRRA juga menargetkan pertumbuhan bisnis melalui ekspansi produk dan yang dilakukan pada 2024. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perusahaan yang lebih besar pada 2025, seiring dengan realisasi dan implementasi inisiatif tersebut.
Selain itu, perseroan juga telah dan akan terus memperluas jaringan distribusi produk ke seluruh wilayah di Indonesia, guna memastikan aksesibilitas alat kesehatan yang dapat dijangkau di berbagai daerah. Kinerja IRRA selama 2024 menunjukkan hasil yang sangat positif, dapat dilihat dari peningkatan volume penjualan secara signifikan.“Hal ini didorong oleh penerapan langkah-langkah strategis yang tepat dan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi di tengah perubahan pasar,” ucap Heru.
Perusahaan juga akan fokus pada penguatan dan perluasan kerjasama dengan mitra baru, serta memperkuat kemitraan yang telah ada. Selain itu, IRRA berencana untuk menambah cabang baru di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membuka peluang baru yang mendukung pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas jangka panjang perusahaan.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berharap ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 yang digelar bersama Pemerintah…
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berkomitmen mempercepat realisasi proyek strategis nasional di sektor hilirisasi mineral, seperti akselerasi pembangunan…
NERACA Jakarta—Sepanjang tahun berjalan 2025, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 10 perusahaan tercatat yang telah diputuskan untuk dihapus…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berharap ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 yang digelar bersama Pemerintah…
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berkomitmen mempercepat realisasi proyek strategis nasional di sektor hilirisasi mineral, seperti akselerasi pembangunan…
NERACA Jakarta—Sepanjang tahun berjalan 2025, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 10 perusahaan tercatat yang telah diputuskan untuk dihapus…