NERACA
Jakarta-Tren buyback saham tengah marak ditengah volatilitas pasar saham, hal inipula yang dilakukan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak-banyaknya 0,2% dari saham disetor erseroan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektus yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Pada aksi korporasi tersebut, perseroan akan tetap memperhatikan jumlah saham free float yang harus dipenuhi sesuai peraturan yang berlaku. BREN menyiapkan dana sebesar Rp2 triliun untuk program pembelian kembali (buyback) saham tersebut. Biaya buyback dari kas perseroan.
Pembelian kembali saham BREN akan dilakukan selama tiga bulan, terhitung sejak tanggal 21 Maret 2025 sampai dengan 23 Juni 2025. Buyback saham BREN dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sehubungan dengan aksi korporasi tersebut, Manajemen Perseroan telah menunjuk PT BNI Sekuritas untuk mengeksekusi buyback saham BREN di BEI. Manajemen BREN yakin bahwa pelaksanaan transaksi buyback tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha perseroan. Pasalnya, perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk membiayai transaksi pembelian saham tersebut.
Selain itu, pembelian kembali saham diharapkan juga dapat memberikan fleksibilitas untuk mencapai struktur permodalan yang efisien serta mencerminkan kinerja perseroan melalui harga saham perseroan di ursa. Manajemen perseroan berencana menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasuri dengan jangka waktu tidak lebih dari tiga tahun.
Saham treasuri ini sewaktu-waktu dapat dialihkan atau dijual kembali oleh perseroan, baik melalui bursa efek maupun di luar bursa efek. Sebagai informasi, BREN mengantongi pendapatan sebesar US$596,82 juta sepanjang 2024. Capaian itu naik tipis 0,31% dari US$594,93 juta pada 2023.
Pendapatan Barito Renewables Energy bersumber dari pendapatan kontrak dengan pelanggan penjualan listrik US$278,36 juta, penjualan uap US$122,02 juta, biaya manajemen US$37.000, penjualan kredit karbon US$1.000, pendapatan sewa operasi US$156,76 juta, dan pendapatan sewa pembiayaan US$39,63 juta.
Pendapatan konsolidasi tumbuh didorong oleh kontribusi dari energi angin, meskipun terdapat gangguan tak terencana pada unit 2 Darajat. Saat ini, energi angin berkontribusi sekitar 4% terhadap total pendapatan konsolidasi. BREN mencatat EBITDA sebesar US$515 juta atau naik 2,7% dari US$502 juta pada 2023. Margin EBITDA perseroan juga melebar dari 84,4% pada 2023 menjadi 86,3% pada 2024.
EBITDA yang lebih tinggi mendorong laba bersih BREN tumbuh dobel digit pada 2024. Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) itu naik 13,67% year-on-year (YoY) dari US$107,41 juta menjadi US$122,1 juta. Laba bersih BREN pada 2024 setara dengan Rp1,97 triliun dengan asumsi kurs US$16.129 per dolar AS. (bani)
Sambut mudik Lebaran 2025, PT PGN Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina kembali menggelar program Mudik Gratis Bersama PGN. Program…
Sukses membukukan kinerja keuangan positif di tahun 2024, emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) optimsi…
Emiten taksi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat pendapatan Rp5,04 triliun pada 2024 atau tumbuh 14% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan…
Sambut mudik Lebaran 2025, PT PGN Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina kembali menggelar program Mudik Gratis Bersama PGN. Program…
Sukses membukukan kinerja keuangan positif di tahun 2024, emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) optimsi…
Emiten taksi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat pendapatan Rp5,04 triliun pada 2024 atau tumbuh 14% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan…