Jantra Grupo Patok Harga IPO Rp118 Per Saham

NERACA 

Jakarta - Calon emiten di bidang perawatan, perbaikan, dan perdagangan suku cadang dan aksesori kaki-kaki kendaraan, PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI), mematok harga penawaran umum perdana saham atau IPO (initial public offering) sebesar Rp118 per unit.  Dari IPO tersebut, perseroan meraih dana  Rp53,1 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pada aksi korporasi tersebut, perseroan melakukan penawaran umum 450 juta saham dan dimulai, Selasa 4-6 Maret 2025. Penjatahan saham KAQI, dan distribusi saham secara elektronik dilakukan pada 6 dan 7 Maret 2025. Sedangkan pencatatan saham KAQI di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Maret 2025.

Jumlah saham yang ditawarkan KAQI  tersebut mencapai 21,68% dari modal disetor Perseroan setelah IPO saham. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek KAQI adalah PT RHB Sekuritas Indonesia. Dana hasil IPO setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sebesar 76,56%  akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure), sekitar 31,65%  dalam rangka pembukaan 5 (lima) cabang bengkel baru yang terletak di Kota Bandung, Bekasi, Surabaya, dan Semarang.

Sisanya, sebesar 7,01% akan digunakan oleh perseroan untuk kegiatan operasional (operational expenditure), termasuk namun tidak terbatas pada pembelian persediaan suku cadang, sewa kendaraan operasional, dan pengembangan aplikasi, serta sisanya akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada perusahaan anak.

Per 31 Agustus 2024, KAQI membukukan pendapatan sebesar Rp39,10 miliar, tumbuh 14,26% dari Rp34,22 miliar pada periode sama 2023. Laba bersih perseroan melambung 310,54% menjadi Rp7,34 miliar pada Januari-Agustus 2024, jika dibandingkan Rp1,78 miliar pada Januari-Agustus 2023.

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, ada 23 perusahaan besar yang antre untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Berdasarkan POJK Nomor 53/POJK.04/2017, perusahaan skala besar adalah yang memiliki aset di atas Rp 250 miliar.“Hingga saat ini, terdapat 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.

Selain 23 perusahaan beraset di atas Rp 250 miliar, BEI juga mencatat 1 perusahaan skala menengah dengan aset antara Rp 50-250 miliar yang masuk pipeline IPO. Sementara berdasarkan klasifikasi sektornya, calon emiten dari sektor konsumen primer mendominasi dengan jumlah tujuh perusahaan, disusul empat perusahaan dari sektor industri.

BERITA TERKAIT

ADRO Anggarkan Belanja Modal US$525 Juta

NERACA Jakarta- Kejar pertumbuhan bisnis tahun ini, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) menyiapkan belanja modal hingga US$525 juta atau…

Adhi Karya Bukukan Laba Bersih Rp252,49 Miliar

NERACA Jakarta- PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan laba bersih di tahun 2024 sebesar Rp252,49 miliar. Jumlah ini naik…

Waskita Karya Bukukan Rugi Bersih Rp3 Triliun

NERACA Jakarta- Sepanjang tahun 2024, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatat rugi bersih sebesar Rp3 triliun. Angka ini lebih…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

ADRO Anggarkan Belanja Modal US$525 Juta

NERACA Jakarta- Kejar pertumbuhan bisnis tahun ini, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) menyiapkan belanja modal hingga US$525 juta atau…

Adhi Karya Bukukan Laba Bersih Rp252,49 Miliar

NERACA Jakarta- PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan laba bersih di tahun 2024 sebesar Rp252,49 miliar. Jumlah ini naik…

Waskita Karya Bukukan Rugi Bersih Rp3 Triliun

NERACA Jakarta- Sepanjang tahun 2024, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatat rugi bersih sebesar Rp3 triliun. Angka ini lebih…