NERACA
Jakarta- Sepanjang tahun 2024, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatat rugi bersih sebesar Rp3 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp4 triliun. “Ini berdasarkan laporan unaudited untuk pada 2024, kami masih mengalami kerugian sekitar Rp3 triliun,”kata Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho di Jakarta, kemarin.
Berdasarkan data yang dipaparkan, Waskita Karya mengantongi pendapatan sebesar Rp10,6 triliun pada 2024 atau turun dari tahun sebelumnya yang meraih Rp11 triliun. Adapun dari sisi neraca keuangan, WSKT mencatat total aset sebesar Rp79,1 triliun atau turun sekitar 17,26% year on year (YoY). Liabilitas juga turun 19,15% YoY menjadi Rp70,5 triliun, dengan ekuitas mencapai Rp8,7 triliun atau melemah 33,33% YoY.
Di tengah kinerja keuangan yang masih tertekan, Hanugroho atau akrab disapa Oho menyatakan bahwa industri konstruksi pada tahun ini juga cukup menantang karena adanya penurunan pasar konstruksi imbas program efisiensi pemerintah. Untuk diketahui, pagu indikatif Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Tahun Anggaran 2025 kini ditetapkan sebesar Rp50,48 triliun. Jumlah itu menyusut sekitar Rp60,47 triliun dari pagu awal yang mencapai Rp110,95 triliun.
Dengan situasi tersebut, Oho menyampaikan emiten BUMN karya ini akan berupaya mencari peluang dengan melakukan pergeseran fokus ke departemen atau kementerian lainnya guna memperoleh proyek-proyek baru. “Di tengah kondisi bahwa adanya program efisiensi industri konstruksi, kami harus pandai-pandai bagaimana kami bisa mencari market baru,”kata Oho.
Sepanjang tahun 2024, PT Waskita Karya (Persero) Tbk membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp9,6 triliun. Perolehan ini menurun jika dibandingkan dengan realisasi 2023 sebesar Rp16,9 triliun. “Nilai kontrak baru tersebut diperoleh di tengah penyehatan keuangan perusahaan dan terbatasnya aktivitas tender sepanjang tahun lalu,”kata Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita seperti dikutip Bisnis.
Disebutkan, realisasi kontrak baru pada 2024 bersumber dari Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) yang mencapai 43,3%, pemerintah berkontribusi 34,95, dan sisanya berasal dari pengembangan usaha sebesar 21,8%. “Saat ini, Waskita fokus pada penyelesaian beberapa proyek yang dikelola sehingga dapat menyokong pendapatan usaha perusahaan dan berkomitmen menyelesaikan proyek-proyek dengan tepat waktu,” ujar Ermy.
Dirinya juga menambahkan Waskita juga berupaya adaptif terhadap perubahan di industri konstruksi ke depan. Menurutnya, dengan rekam jejak dan kapabilitas, perseroan optimistis dapat berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur. Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan nilai kontrak baru pada masing-masing segmen, baik konektivitas maupun sumber daya air. “Waskita optimistis bahwa pertumbuhan nilai kontrak baru dapat terjadi dengan tetap berkontribusi pada program-program strategis pemerintah,”kata Ermy.
Bantu tingkatkan transformais digital di sektor perhotelan Indonesia, Varnion Technology Semesta (Varnion), penyedia solusi teknologi dan layanan internet terkemuka di…
Dorong pertumbuhan investor dan juga edukasi serta literasi aset crypto di Indonesia, Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia dan Asosiasi Blockchain…
NERACA Jakarta- Kejar pertumbuhan bisnis tahun ini, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) menyiapkan belanja modal hingga US$525 juta atau…
Bantu tingkatkan transformais digital di sektor perhotelan Indonesia, Varnion Technology Semesta (Varnion), penyedia solusi teknologi dan layanan internet terkemuka di…
Dorong pertumbuhan investor dan juga edukasi serta literasi aset crypto di Indonesia, Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia dan Asosiasi Blockchain…
NERACA Jakarta- Kejar pertumbuhan bisnis tahun ini, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) menyiapkan belanja modal hingga US$525 juta atau…