Pencapaian di Kuartal IV - Laba Maybank Indonesia Capai Rp755 Miliar

NERACA

Jakarta- Di tahun 2024, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) atau Maybank Indonesia membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp1,60 triliun. Selain itu, bank mencatat laba sebelum pajak pada triwulan IV –2024 (4QFY’24) sebesar Rp755 miliar, naik 34,5% dari Rp562 miliar pada Triwulan III – 2024 (3QFY’24). Demikian juga, laba sebelum pajak triwulan IV – 2024 (4QFY’24) naik 8,1% dibandingkan priode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp699 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan mengatakan, Maybank Indonesia telah menutup tahun 2024 dengan prospek yang menjanjikan, ditandai dengan pertumbuhan kredit yang sehat di seluruh segmen inti. Pertumbuhan ini membuka jalan bagi momentum pertumbuhan yang lebih kuat ke depan. Profitabilitas Bank tetap menjadi fokus untuk tahun mendatang, dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menjaga kualitas serta pengelolaan aset.“Upaya berkesinambungan Maybank Indonesia untuk memperkuat posisinya kembali di segmen nonritel tercermin dari pertumbuhan signifikan pada portofolio pembiayaan komersial dan UKM.”ujarnya.

Demikian pula dengan pembiayaan korporasi yang menyasar pada entitas lokal besar telah secara konsisten mendorong pertumbuhan yang kuat dan berkontribusi terhadap pendapatan Bank secara keseluruhan. Perseroan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10% di seluruh segmen inti menjadi Rp127,58 triliun pada 31 Desember 2024 dari Rp116,00 triliun tahun sebelumnya.

Kredit segmen non-ritel Community Financial Services (CFS) naik 19,7% menjadi Rp36,87 triliun dari Rp30,81 triliun yang didorong oleh pertumbuhan kredit komersial Business Banking sebesar 25,0%, kredit Usaha Kecil Menengah (SME+) sebesar 22,4% serta kredit segmen Retail SME (RSME) sebesar 14,1%.

Kredit segmen ritel CFS tumbuh 5,8% menjadi Rp46,00 triliun dari Rp43,47 triliun ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan otomotif anak usaha sebesar 5,9%, KPR sebesar 4,7%, serta bisnis ritel kartu kredit dan KTA sebesar 11,3%. Kredit korporasi Global Banking juga mencatat pertumbuhan sebesar 7,2% menjadi Rp44,71 triliun dari Rp41,72 triliun yang didukung pertumbuhan kredit segmen Large Local Corporates (LLC) yang signifikan sebesar 65,2% dan kredit segmen Financial Institution Group (FIG) yang tumbuh 10,1%.

Pembiayaan berkelanjutan* tercatat sebesar Rp22,09 triliun pada Desember 2024 didukung pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp17,12 triliun. Pada tahun yang sama, Bank membiayai sektor transportasi ramah lingkungan sebesar Rp346 miliar dan sektor energi terbarukan sebesar Rp56 miliar. Inisiatif pembiayaan berkelanjutan ini memberikan kontribusi sebesar 19,4% terhadap portofolio kredit Bank.

Pertumbuhan kredit yang dibukukan bank pada 2024 berkontribusi pada peningkatan aset konsolidasian sebesar 14,8% menjadi Rp197,18 triliun dari Rp171,80 triliun. Pendapatan Bunga (Interest Income) meningkat sebesar 10% seiring dengan meningkatnya saldo kredit dan pendapatan dari komposisi aktiva produktif yang lebih baik pada 2024. Beban bunga tetap tinggi sehingga menyebabkan Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) turun 1,8%. Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) terkontraksi sebesar 59 bps menjadi 4,4%.

Pendapatan fee-based naik sebesar 5,8% menjadi Rp2,15 triliun dari Rp2,04 triliun ditopang oleh pendapatan fees dari asset recovery yang dibukukan hampir dua kali lipat, serta kontribusi dari bisnis pembiayaan otomotif roda dua anak usaha dan pendapatan biaya terkait layanan Premier banking (Wealth Management). (bani)

BERITA TERKAIT

Dorong Pertumbuhan Bisnis - Graha Mitra Asia Gelar Berikan Apresiasi Bagi Pelanggan

Sebagai bentuk apresiasi atas loyalitas pelanggan dan juga komitmen mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan, PT Graha Mitra Asia Tbk menggelar Fortune…

Sharp Indonesia Bidik Penjualan Tumbuh 105%

Mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dinilai belum kondusif, PT Sharp Electronics Indonesia menargetkan pertumbuhan konservatif untuk bisnisnya. Bila tahun lalu penjualam…

Loyonya Saham Perbankan - Dollar Menguat dan Profit Taking Jadi Pemicu

NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, tren terkoreksinya saham perbankan Indonesia sepanjang tahun 2024 hingga awal tahun ini…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Dorong Pertumbuhan Bisnis - Graha Mitra Asia Gelar Berikan Apresiasi Bagi Pelanggan

Sebagai bentuk apresiasi atas loyalitas pelanggan dan juga komitmen mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan, PT Graha Mitra Asia Tbk menggelar Fortune…

Sharp Indonesia Bidik Penjualan Tumbuh 105%

Mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dinilai belum kondusif, PT Sharp Electronics Indonesia menargetkan pertumbuhan konservatif untuk bisnisnya. Bila tahun lalu penjualam…

Loyonya Saham Perbankan - Dollar Menguat dan Profit Taking Jadi Pemicu

NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, tren terkoreksinya saham perbankan Indonesia sepanjang tahun 2024 hingga awal tahun ini…