NERACA
Jakarta - Pada 20 Februari, Cilegon resmi memiliki Wali Kota dan Wakil Wali Kota baru, yaitu Robinsar dan Fajar Hadi Prabowo. Pasangan ini sebelumnya ditetapkan sebagai pemenang Pilkada 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cilegon pada 9 Januari 2025.
Pelantikan tersebut menandai berakhirnya masa kepemimpinan Helldy Agustian, yang telah memimpin kota industri ini selama hampir 4 tahun terakhir. Seiring dengan transisi kepemimpinan, jejak dan warisan yang ditinggalkan Helldy menjadi catatan penting bagi masyarakat Cilegon dan pemimpin yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan.
Infrastruktur, Pondasi Kota yang Kian Kokoh
Salah satu capaian yang paling kentara dari kepemimpinan Helldy adalah pembangunan infrastruktur yang masif. Sejumlah proyek besar berhasil direalisasikan, seperti pembangunan palang pintu kereta api, gedung MUI, fasilitas UMKM, rumah sakit baru, dan beberapa SMP Negeri.
Selain itu, perbaikan serta pembangunan jalan dan gorong-gorong untuk memperlancar arus transportasi dan mengurangi risiko banjir, termasuk perbaikan Jalan Lingkar Selatan (JLS), menjadi bukti nyata upaya modernisasi yang dilakukan. “Pak Helldy selalu menekankan bahwa pembangunan infrastruktur bukan hanya soal proyek fisik, tapi juga soal bagaimana masyarakat bisa merasakan manfaatnya secara langsung,” ujar seorang pejabat di Pemerintah Kota Cilegon.
Pada 19 Februari 2025, Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, meresmikan Cilegon Creative Store di Cilegon Center Mall (CCM). Cilegon Creative Store ini berfungsi sebagai pusat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di CCM, yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk-produk lokal.
Selain itu, Pemerintah Kota Cilegon telah memulai pembangunan gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Industri Kecil Menengah (IKM) di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Cilegon. Pembangunan ini dilakukan secara bertahap dan direncanakan akan berlanjut untuk mendukung UMKM di masa mendatang, sebagai upaya pemberdayaan ekonomi lokal.
Mengutamakan Akses dan Kualitas Pendidikan
Selain infrastruktur fisik, Helldy juga menaruh perhatian besar pada pembangunan sumber daya manusia. Program beasiswa penuh bagi mahasiswa sarjana menjadi salah satu kebijakan yang banyak diapresiasi, memberikan peluang lebih besar bagi generasi muda untuk menempuh pendidikan tinggi. Pelatihan keterampilan serta program magang bagi lulusan SMA/SMK juga menjadi upaya konkret untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.
“Alhamdulillah, berkat beasiswa dari Pemkot, saya bisa melanjutkan pendidikan ke universitas,” kata Rafi, salah satu penerima manfaat program beasiswa. “Ini bukan hanya tentang saya, tapi juga tentang harapan bagi banyak anak muda Cilegon yang ingin mengubah masa depan mereka.”
Di akhir masa jabatannya, Helldy Agustian meresmikan pendirian Gedung SMPN 14 dan SMPN 15 Kota Cilegon, yang dilaksanakan di Aula Sekretariat Daerah Kota Cilegon (19/2). Peresmian ini melengkapi pembangunan empat SMP Negeri baru di Kota Cilegon selama masa kepemimpinannya, termasuk SMPN 12 dan 13 yang telah diresmikan sebelumnya.
Di waktu yang bersamaan, Helldy juga meresmikan empat gedung pemerintahan baru, yang mencakup Gedung Dinas Sosial (Dinsos), Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kantor Kelurahan Kubangsari, dan Gedung Assessment Center. "Alhamdulillah, di akhir masa jabatan ini, kami dapat meresmikan gedung-gedung baru yang akan meningkatkan pelayanan publik di Kota Cilegon. Semoga fasilitas ini bisa dimanfaatkan dengan baik demi kepentingan masyarakat," ujar Helldy.
Meningkatkan Akses Kesehatan untuk Semua Warga Cilegon
Di sektor kesehatan, pembangunan rumah sakit baru serta peningkatan layanan kesehatan masyarakat menjadi bagian dari upaya menjamin akses yang lebih luas bagi warga Cilegon terhadap fasilitas kesehatan yang layak. Selain infrastruktur, program layanan kesehatan berbasis digital juga diperkenalkan untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi dan akses layanan medis.
Siti, seorang ibu rumah tangga, mengomentari soal fasilitas kesehatan tersebut. “Saya tidak membayangkan sebelumnya, hanya dengan KTP saja, kita bisa mendapatkan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.”
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon menambahkan bahwa program ini sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih inklusif dan efisien. Dengan adanya sistem layanan berbasis KTP, masyarakat tidak perlu lagi khawatir akan birokrasi yang rumit untuk mendapatkan perawatan medis.
Menghadapi Tantangan dan Warisan Kepemimpinan
Tidak semua perjalanan kepemimpinan berjalan tanpa hambatan. "Pemimpin itu bukan selalu benar, justru sering dianggap salah. Namun, yang jelas, tidak ada masalah yang tidak memiliki solusi."
Dalam berbagai keterbatasan, Helldy tetap dikenal sebagai pemimpin yang adaptif dan strategis. “Kepemimpinan bukan hanya tentang mencapai tujuan, tapi juga tentang bagaimana menghadapi tantangan dengan kepala tegak dan hati yang terbuka,” ungkapnya dalam salah satu kesempatan.
Selain memimpin Cilegon, Helldy Agustian juga mengemban peran strategis di tingkat nasional, antara lain sebagai Ketua Komisariat Wilayah 3 APEKSI, Wakil Ketua 4 APEKSI Nasional, dan Sekretaris Umum Nasional AKKOPSI. Peran ini menunjukkan pengakuan atas kepemimpinannya yang visioner dan kolaboratif, dan juga semakin diperhitungkan dalam skala yang lebih luas.
Meninggalkan Jejak, Membangun Harapan
Seiring dengan pergantian kepemimpinan, masyarakat Cilegon tentu akan terus mengenang berbagai inisiatif yang telah dicanangkan. Infrastruktur yang telah dibangun, kebijakan pendidikan yang diperjuangkan, serta visi modernisasi yang diterapkan akan menjadi dasar bagi pemimpin baru dalam melanjutkan pembangunan kota ini.
Di akhir masa jabatannya, Helldy menyampaikan harapan agar Cilegon terus berkembang dan masyarakat tetap menjadi mitra utama dalam pembangunan. “Kota ini tidak dibangun oleh satu orang, tapi oleh kita semua. Semoga setiap langkah yang telah kita tempuh bersama membawa manfaat yang berkelanjutan.”
Kini, dengan babak baru yang dimulai, tantangan bagi pemimpin baru adalah merawat dan mengembangkan warisan yang telah ditinggalkan. Pertanyaannya bukan lagi tentang apa yang telah dicapai, tapi bagaimana Cilegon akan melangkah ke depan dengan tongkat estafet yang telah diberikan. Cilegon telah berubah, dan perubahan itu adalah warisan yang tak ternilai.
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Ekonomi dan Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menyebutkan ada dua hal yang dapat dilakukan pelaku…
NERACA Jakarta - Pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 11 Tahun 2025 PMK 11/2025) yang mengatur penyesuaian…
NERACA Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dana desa bisa naik antara Rp6 hingga…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Ekonomi dan Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menyebutkan ada dua hal yang dapat dilakukan pelaku…
NERACA Jakarta - Pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 11 Tahun 2025 PMK 11/2025) yang mengatur penyesuaian…
NERACA Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dana desa bisa naik antara Rp6 hingga…