Samakan Persepsi, Penyelesaian Perundingan I-EU CEPA Terus Didorong

NERACA

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaksanakan pertemuan virtual dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE) Maros Sefcovic. Pertemuan ini membahas upaya mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) serta memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.

Perundingan I-EU CEPA telah dilakukan sebanyak 19 putaran dalam sembilan tahun terakhir. I-EU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral komprehensif yang dilakukan Indonesia dengan negara mitra. Secara umum, I-EU CEPA mencakup tiga pilar utama yaitu akses pasar perdagangan barang dan jasa, investasi dan pengadaan publik, harmonisasi regulasi perdagangan, serta kerja sama dan peningkatan kapasitas.

Dalam pertemuan kali ini, Komisioner Sefcovic menekankan pentingnya momentum dalam membahas kerangka waktu penyelesaian perundingan I-EU CEPA yang realistis dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Kondisi perdagangan global yang diwarnai perang tarif membutuhkan strategi mitigasi yang tepat guna memastikan kelancaran arus perdagangan dan investasi antara Indonesia dan UE.

Menanggapi hal tersebut, Airlangga kembali menegaskan komitmen Indonesia dalam menyelesaikan proses perundingan. “Terdapat urgensi bagi Indonesia dan UE untuk segera menyelesaikan proses negosiasi yang akan menjadi peluang baru bagi Indonesia dan negara-negara anggota UE untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi,” ungkap Airlangga.

Menanggapi hal ini, Komisioner Sefcovic juga menyampaikan komitmen serta harapan pihak UE untuk dapat segera menuntaskan perundingan IEU CEPA pada semester pertama 2025. “Struktur pasar dan ekonomi yang berbeda antara UE dan Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang pasar,” ujar Komisioner Sefcovic.

Meskipun terdapat beberapa isu tersisa pada proses negosiasi, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia tidak membatasi peluang untuk masuknya investasi. “Dengan diselesaikannya I-EU CEPA, Indonesia berharap dapat mengundang investor asal UE untuk dapat menjajaki pasar di Indonesia,” jelas Airlangga.

Pemerintah Indonesia dan UE berkomitmen untuk terus mencari solusi terhadap tantangan yang ada demi memperkuat hubungan perdagangan bilateral yang saling menguntungkan. Dengan ditandatanganinya I-EU CEPA, diharapkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa dapat semakin erat serta memberikan manfaat bagi kedua pihak dalam menghadapi tantangan global yang semakin dinamis.

Sebelumnya, Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kemajuan dalam Putaran ke-17 Perundingan Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang berlangsung pada 26 Februari—1 Maret 2024 di Bandung.

Pada putaran ini keduanya berhasil menjaga  momentum positif dengan menyelesaikan tiga bab secara  teknis dan mendorong diskusi akses pasar di bidang barang, jasa, dan investasi. Ketiga bab tersebut yakni Bab Kerja Sama Sistem Pangan Berkelanjutan, Hambatan Teknis Perdagangan, dan Ketentuan Institusional.

Pada putaran ini,  Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perundingan Perdagangan Internasional (PPI), Kementerian Perdagangan (Kemendag).  Sementara itu, Delegasi Uni Eropa dipimpin Deputy Head of Unit for South and South East Asia, Australia, and New Zealand European Commission, Fabien Gehl.

Sebanyak 12 isu perundingan dibahas dalam putaran ini. Isu tersebut diantaranya perdagangan barang,  perdagangan jasa, investasi, kerja sama sistem  pangan berkelanjutan, perdagangan dan pembangunan  berkelanjutan, ketentuan asal barang, energi dan bahan mentah, hambatan teknis perdagangan, subsidi,kekayaan intelektual, ketentuan institusional, dan klausul antipenipuan.

Seperti diketahui, Uni Eropa merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada 2023, total  perdagangan keduanya tercatat sebesar USD30,8 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar USD16,7 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar USD14,1 miliar.

Sebelumnya Menteri Perdaganngan, Budi Santoso mengungkapkan, “kami akan menyelesaikan semua perjanjian perdagangan secepat-cepatnya. Tujuannya, agar produk-produk Indonesia mempunyai daya saing tinggi sehingga lebih mudah memasuki pasar global.”.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Kemenkop Bakal Perkuat Ekosistem Petani Tebu Jatim untuk Ketahanan Pangan Sektor Gula

NERACA Mojokerto - Kementerian Koperasi (Kemenkop) bersama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) bakal memperkuat ekosistem petani tebu di Jatim, khususnya…

Kemitraan kembangkan UMKM

NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan UMKM membutuhkan semangat kemitraan untuk mengembangkan skala…

Perdagangan Karbon Berikan Manfaat Bagi Industri

NERACA Jakarta – Tidak saja mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) tahun 2060, perdagangan karbon memberikan sejumlah manfaat bagi…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kemenkop Bakal Perkuat Ekosistem Petani Tebu Jatim untuk Ketahanan Pangan Sektor Gula

NERACA Mojokerto - Kementerian Koperasi (Kemenkop) bersama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) bakal memperkuat ekosistem petani tebu di Jatim, khususnya…

Kemitraan kembangkan UMKM

NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan UMKM membutuhkan semangat kemitraan untuk mengembangkan skala…

Perdagangan Karbon Berikan Manfaat Bagi Industri

NERACA Jakarta – Tidak saja mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) tahun 2060, perdagangan karbon memberikan sejumlah manfaat bagi…