NERACA
Medan – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, memastikan bahwa empat komponen utama yang mendukung peningkatan produksi padi dan jagung nasional telah terpenuhi dengan baik. Keempat komponen tersebut adalah ketersediaan benih unggul, anggaran normalisasi irigasi, pupuk subsidi, dan penyerapan gabah oleh Bulog.
Namun, Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar menekankan bahwa tantangan terbesar kini terletak pada Bulog untuk melakukan penyerapan gabah yang sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) dalam empat bulan ke depan.
“Yang keempat, yang paling krusial adalah bagaimana Presiden sudah memutuskan HPP. Berdasarkan pantauan kami setiap hari dan laporan dari sejumlah daerah termasuk dari Sumatera Utara untuk harga pembelian HPP padi masih banyak yang di bawah HPP. Tentu saja ada banyak faktor, karena itu kami mengusulkan untuk serapan beras dan jagung di bulan bulan ini dilakukan dengan cara keroyokan,” kata Mas Dar dalam rapat koordinasi Kemenko Bidang Pangan di Kota Medan, Sumatera Utara.
Di sisi lain, Mas Dar juga menyampaikan kabar baik mengenai ketersediaan pupuk, yang saat ini mengalami kenaikan signifikan dari 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton.
Selain itu, Mas Dar menegaskan bahwa pemerintah pusat akan terus mendukung pembangunan irigasi di daerah dengan mempercepat usulan dari pemerintah daerah agar dapat segera direalisasikan.
“Untuk irigasi, saya ingin sampaikan bahwa pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk ikut membantu membangun irigasi di setiap daerah. Karena itu saya minta usulan daerah dipercepat karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian akan memberesi semua,” ujar Mas Dar.
Dalam hal distribusi pupuk, Mas Dar mengungkapkan bahwa mekanisme telah disederhanakan, sehingga PT. Pupuk Indonesia kini langsung mendistribusikan pupuk ke kelompok tani atau pengecer tanpa melalui banyak tahapan birokrasi.
Mas Dar menyampaikan bahwa pemerintah juga memastikan daftar penerima pupuk subsidi telah diserahkan pada bulan Desember, sehingga petani bisa langsung menebus pupuk pada bulan Januari.
“Sekarang dari PT. Pupuk Indonesia langsung ke gapoktan atau pengecer. Kami ingin sampaikan bahwa biasanya daftar penerima pupuk subsidi baru kita berikan bulan April karena proses mengular. Berkat arahan Bapak Presiden dan juga arahan Pak Menko daftar itu sudah kita serahkan di bulan Desember sehingga Bulan Januari bisa langsung ditebus,” ungkap Mas Dar.
Berdasarkan proyeksi dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Krangka Sampel Area (KSA), Wamentan Sudaryono optimistis produksi padi dan jagung pada periode Maret hingga April 2025 akan melimpah, dengan produksi diperkirakan mencapai 9 juta ton pada Maret dan 9,5 juta ton pada April.
Namun, Mas Dar menegaskan bahwa keberhasilan swasembada pangan akan sangat bergantung pada peran aktif Bulog dalam menyerap gabah sesuai HPP dalam beberapa bulan mendatang.
“Lagi-lagi ini kita harus kroyokan. Karena KSA BPS diprediksi produksi Maret 9 juta, April 9,5 juta. Ini Bulog harus punya peran yang sangat besar. Daya ungkitnya harus besar dengan membeli gabah sesuai HPP. Jangan sampai kita habis diskusi tapi kita habis waktu disini. Ingat, menurut hitungan kami swasembada ditentukan di 3 bulan ke depan,” jelas Mas Dar.
Sebelumnya Mas Dar juga meminta Bulog untuk segera melakukan penyerapan gabah dari petani yang telah memasuki puncak musim panen padi di tahun ini seusai dengan HPP yang telah ditetapkan pemerintah yaitu sebesar Rp 6500/kilogram (kg).
Mas Dar pun menjelaskan, kebijakan HPP gabah ini bertujuan untuk menjaga dan melindungi harga dasar gabah dan beras di tingkat petani. Kebijakan ini juga menjadi instrumen untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani dalam negeri.
“Pembelian sesuai HPP itu perlu dilakukan agar petaninya sejahtera dan supaya petaninya untung. Kalau untung, mereka semangat dan kalau semangat, menanamnya juga semangat. Maka panenya banyak. Kalau panenya banyak, gak perlu impor lagi. Kalau gak impor, makin semangat menanamnya lagi. Maka ini ngulung terus, gitu, Pak ya. Jadi, saya minta itu yang pertama,” tegas Mas Dar.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengucapkan, “kami sungguh bahagia dan mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya mewakili petani Indonesia. Harga gabah kini dinaikkan dari Rp6.000 menjadi Rp6.500/kg, sedangkan HPP jagung meningkat dari Rp5.000 menjadi Rp5.500/kg. Kebijakan ini merupakan wujud nyata keberpihakan Presiden terhadap kesejahteraan petani Indonesia.”
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat keberadaan Masyarakat Hukum Adat (MHA) di wilayah pesisir dan pulau-pulau…
NERACA Jakarta – Selama 2024 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat peningkatan kinerja Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dengan total…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan kegiatan strategis bedah unit pengolah ikan (UPI) skala mikro kecil guna…
NERACA Medan – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, memastikan bahwa empat komponen utama yang mendukung peningkatan produksi padi dan jagung nasional…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat keberadaan Masyarakat Hukum Adat (MHA) di wilayah pesisir dan pulau-pulau…
NERACA Jakarta – Selama 2024 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat peningkatan kinerja Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dengan total…