DAK Harus Dioptimalkan untuk Bedah UPI Skala Mikro

NERACA

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan kegiatan strategis bedah unit pengolah ikan (UPI) skala mikro kecil guna mendukung program prioritas swasembada pangan, hilirisasi dan makan bergizi gratis. Kegiatan tersebut sekaligus optimalisasi dana alokasi khusus (DAK) 2025 dan akan menjangkau 29 propinsi di seluruh Indonesia. 

 Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo menegaskan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) berperan penting sebagai penggerak perekonomian masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. "Kami sangat concern ke UMKM, mengingat lebih dari 90% dari total 4,77 juta pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan adalah UMKM," jelas Budi di Jakarta.

Dikatakan Budi, berdasarkan data Pusdatin KKP tahun 2024, pelaku usaha skala mikro dan kecil di bidang pengolahan hasil perikanan berjumlah 76.318 unit. Dari jumlah tersebut, 35,5% di antaranya terkonsentrasi di Pulau Jawa. 

 Budi pun menjabarkan usaha pengeringan ikan menjadi salah satu usaha yang banyak digeluti oleh pelaku UMKM dengan jumlah UPI sebanyak 17.033 unit atau 22,3%, disusul dengan usaha pengolahan berbasis lumatan ikan (surimi) sebanyak 18,1%, serta usaha pemindangan ikan sebanyak 9,9%.

 Jawab Tantangan UMKM Perikanan

 Dalam kesempatan ini, Budi juga mengungkapka  mutu dan kualitas produk menjadi salah satu tantangan yang dihadapi UPI mikro dan kecil. Alhasil, mereka kerap kesulitan mengembangkan usahanya, mengingat cara penanganan dan pengolahan yang masih tradisional atau sederhana. "Ruang produksi yang masih menyatu dengan dapur rumah tangga menjadi tantangan tersendiri dalam menghasilkan produk perikanan yang memenuhi jaminan mutu dan kemanan pangan," urai Budi. 

Karenanya, sebagai bentuk dukungan sekaligus meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM di bidang pengolahan hasil perikanan, Ditjen PDSPKP melakukan pendampingan pelaksanaan DAK yang disalurkan melalui Bappenas untuk kegiatan bedah UPI skala mikro dan kecil serta rehabilitasi bangunan dan pengadaan/perbaikan peralatan di sentra pengolahan.

"KKP hadir untuk memberikan penguatan  melalui perbaikan ruang produksi, sehingga produk yang dihasilkan UMKM terjamin mutu dan keamanannya," jelas Budi. 

Budi menjabarkan bedah UPI ditujukan agar UMKM bisa meningkatkan jaminan mutu keamanan hasil perikanan dan meningkatkan produktivitas produksi olahan. Sementara rehabilitasi sentra produksi merupakan kegiatan perbaikan bangunan  dan pemberian bantuan peralatan pengolahan kepada sentra pengolahan hasil perikanan yang disesuaikan dengan jenis produk olahan yang dihasilkan.

 Lanjutkan Program

Hal senada dengan Direktur Pengolahan Ditjen PDSPKP, Widya Rusyanto yang menyebut KKP telah melaksanakan bedah 224 UPI skala mikro kecil selama tahun 2024. Kegiatan tersebut bagian dari pendampingan pelaksanaan DAK yang tersebar di 97 kabupaten/kota serta rehabilitasi bangunan dan pengadaan/perbaikan peralatan di sentra pengolahan yang tersebar di 12 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Widya mengatakan output dari pendampingan pelaksanaan DAK bedah UPI dan rehabilitasi sentra ini di antaranya agar mereka bisa memperoleh sertifikat kelayakan pengolahan/Good Manufacturing Practices (SKP/GMP) mengingat bangunan UPI yang direhabilitasi telah memenuhi standar jaminan mutu dan keamanan pangan. 

"KKP melakukan pendampingan mulai dari perencanaan, desain atau layout ruang produksi dan peralatan pengolahan yang sesuai standar kelayakan pengolahan, hingga monitoring dan evaluasi,” kata Widya.  

Widya berharap, melalui program ini, UPI mampu memperluas akses pasar baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. "Melalui program DAK ini, pemerintah menargetkan UMKM dapat naik kelas, bahkan bisa go internasional,"  ungkap Widya. 

 Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya jaminan mutu dan kualitas produk perikanan yang dihasilkan oleh UPI di Indonesia. Menurutnya, jaminan mutu dibutuhkan untuk menambah nilai dan daya saing produk perikanan di pasar domestik maupun global.

Lebih lanjut, KKP juga telah menyiapkan UMKM untuk menjadi salah satu pilar ekonomi sirkular program makan bergizi gratis (MBG). Pelaku UMKM digandeng untuk mengolah dan memasarkan hasil perikanan untuk meningkatkan kinerja usahanya yang berujung peningkatan ekonomi bagi pelaku UMKM.

 

 

BERITA TERKAIT

Ekspor Produk-Produk Indonesia ke Korea Selatan Terus Ditingkatkan

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) berkomitmen untuk terus meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia ke Korea Selatan (Korsel).…

Kemenkop Siap Fasilitasi Gakoptindo Jadi Supplier Program MBG

NERACA Bogor - Kementerian Koperasi (Kemenkop) siap memfasilitasi Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk dapat menjadi supplier kebutuhan…

KKP Berkolaborasi dengan Kedubes AS Tingkatkan Pasar Ekspor

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan pola kolaborasi internasional guna memperluas pasar ikan bermutu. Bersama Kedutaan Besar…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

DAK Harus Dioptimalkan untuk Bedah UPI Skala Mikro

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan kegiatan strategis bedah unit pengolah ikan (UPI) skala mikro kecil guna…

Ekspor Produk-Produk Indonesia ke Korea Selatan Terus Ditingkatkan

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) berkomitmen untuk terus meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia ke Korea Selatan (Korsel).…

Kemenkop Siap Fasilitasi Gakoptindo Jadi Supplier Program MBG

NERACA Bogor - Kementerian Koperasi (Kemenkop) siap memfasilitasi Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk dapat menjadi supplier kebutuhan…