NERACA
Jakarta- Mandiri Sekuritas menilai pasar saham Indonesia diprediksi lebih tenang pasca pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bahkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir tahun 2025 diprediksi berada di level 8.150. “Menurut saya dampak Trump hanya lebih kepada volatilitas pasar,”kata Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, Presiden Trump yang seringkali melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial yang bisa mendorong volatilitas di pasar keuangan global, termasuk pasar saham Indonesia. Pernyataan-pernyataan keras Donald Trump sebelum dilantik, menurut dia, untuk periode kedua ini hampir sama polanya dengan era sebelumnya. Pelaku pasar dinilai justru lebih tenang, ketika Trump dilantik untuk kedua sebagai Presiden AS.
Kata Silva, sejak Trump dilantik pasar saham justru lebih tenang dibandingkan sebelum pelantikan cenderung hype akibat kekhawatiran tinggi terhadap kebijakan baru AS. Tapi, sejak dilantik pasar menilai bahwa Presiden Trump akan bernegosiasi soal tarif, meski di awal sempat kenceng. Dengan demikian, Silva optimistis, pasar saham Indonesia tahun 2025 diprediksi bisa naik lebih baik.
Diprediksi IHSG BEI hingga akhir tahun 2025 bisa mencapai level 8.150. “Kami tetap optimis target IHSG tahun ini level 8.150. Kita akan melihat volatilitas yang lebih tinggi mungkin di semester pertama, karena juga dengan prospek suku bunga yang masih tinggi di awal tahun ini,” ujar Silva.
Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas menargetkan IHSG bisa menembus level 8.000, tepatnya di 8.150 pada 2025, kendati ada risiko arus modal keluar (outflow) menyusul pelantikan Donald Trump di AS. Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana memproyeksikan, IHSG pada akhir tahun 2025 ada pada level 8.150, dengan kisaran 7.140-8.590.
Disampaikannya, pasar saham akan mengalami the waiting game menunggu kondisi lebih pasti di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan domestik. "IHSG menghadapi tekanan strategi bottom-up dan pada keadaan seperti ini sangat penting bagi investor untuk berfokus pada sektoral saat memasuki tahun 2025,"ujarnya.
Adapun, pasar saham Indonesia bakal menghadapi tantangan dan risiko dari hasil Pilpres AS dikombinasikan dengan eskalasi konflik geopolitik yang berlanjut pada tahun ini. Mandiri Sekuritas pun mendorong para investor untuk berkonsentrasi pada area dengan perputaran uang yang akan meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendanaan menghadapi kondisi likuiditas yang masih ketat. Selain itu, volatilitas yang besar mungkin akan terus terjadi sampai adanya kepastian yang lebih besar.
Dari sisi risiko, Oki melihat masih akan dipengaruhi oleh sentimen global dari hasil Pemilu di AS dengan kemenangan Trump dan eskalasi konflik geopolitik. Menurut Mandiri Sekuritas, kebijakan fiskal Trump seperti pemangkasan pajak dan kenaikan tarif impor barang dan jasa dari luar diperkirakan dapat berdampak terhadap kenaikan inflasi serta perlambatan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. "Jadi itu, faktor geopolitik itu sangat menentukan sekali. Tetapi kita di Indonesia tetap bagaimana kita meningkatkan likuiditas di pasar modal kita," ucapnya.
NERACA Jakarta-Tahun ini, emiten properti PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) membidik pendapatan usaha sebesar Rp 120,8 miliar dan laba…
NERACA Jakarta – Menjaga kepercayaan investor di pasar dan juga pangkas beban utang, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta-Tahun ini, emiten properti PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) membidik pendapatan usaha sebesar Rp 120,8 miliar dan laba…
NERACA Jakarta – Menjaga kepercayaan investor di pasar dan juga pangkas beban utang, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…