Revitalisasi Tambak Di Karawang Akan Terinegrasi dari Hulu - Hilir

NERACA

Karawang – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meninjau calon lokasi revitalisasi tambak idle di Desa Sadari, Kecamatan Cibuaya, Karawang, Jawa Barat. Rencana revitalisasi tambak idle di lahan Kemhut itu dipastikan tidak mengganggu ekosistem mangrove.  

Rencananya revitalisasi tambak ini akan terintegrasi dari hulu hingga hilir. “Nanti di sini akan dibangun tambak modern, di tengahnya ada sarana budi daya, di pinggirnya akan ada mangrove belt, kemudian ada industri pabrik pakan, pengolahan dan seterusnya. Kalau ini berjalan, akan banyak tenaga kerja yang terserap,” ungkap Menteri Trenggono di lokasi.

Calon lokasi revitalisasi tambak idle di Kecamatan Cibuaya, Karawang merupakan lahan milik Kementerian Kehutanan seluas 2.548 hektare. Tambak idle di wilayah itu sebelumnya dikelola masyarakat untuk kegiatan budidaya perikanan, salah satunya bandeng. 

Di sekitar calon lokasi revitalisasi terdapat kawasan wisata alam mangrove yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Menteri Trenggono memastikan, kawasan mangrove tidak akan diganggu, justru ekosistemnya akan diperluas melalui pengembangan mangrove belt. Hutan mangrove sekaligus menjadi menjadi pelindung bagi tambak dan juga permukiman dari abrasi dan gelombang tinggi. 

Program revitalisasi sendiri menjadi bagian dari upaya KKP mendukung pencapaian target swasembada pangan, pemenuhan gizi masyarakat melalui protein ikan, serta menumbuhkan perekonomian daerah dan nasional.

Multiplier effect-nya akan begitu besar. Ini adalah bukti bahwa Bapak Presiden betul-betul serius menciptakan lapangan pekerjaan, mengangkat harkat martabat bangsa, dengan kemandirian budidaya perikanan,” jelas Trenggono. 

Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni memastikan mendukung penuh program revitalisasi tambak idle Pantura. Sinergi bersama KKP adalah langkah mengoptimalkan fungsi hutan untuk program ketahanan pangan. 

“Ini di sini akan ada mangrove belt, sehingga mangrove subur akan lebih banyak lagi. Jadi swasembada protein dapat, hutannya juga terlindungi. Tidak ada pembabatan hutan, melainkan memaksimalkan fungsi hutan,” tegas Raja Juli.

Rencananya KKP akan merevitalisasi tambak mangrak yang ada di wilayah Pantai Utara Jawa. Pelaksanaan proyek revitalisasi tambak rencananya akan dimulai pada tahun 2025. 

“KKP akan tancap gas mewujudkan harapan kita semua yaitu revitalisasi tambak idle di Pantura Jawa. Kami sudah berkumpul bersama untuk memantapkan dan menyatukan komitmen dan dukungan kita semua,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu atau biasa disapa Tebe.

Belum lama ini, Tebe juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak mulai dari pemerintah daerah hingga perguruan tinggi, untuk mewujudkan model pengembangan budidaya tambak Pantai Utara (Pantura) Jawa. 

Revitalisasi awal akan dimulai pada tahun 2025, menyasar 13 ribu hektare tambak mangrak dari total luasan 78 ribu hektare. Revitalisasi ditargetkan selesai pada tahun 2029 yang berada di empat provinsi dan 28 kabupaten/kota.

Pelaksanaan revitalisasi bukan tanpa hambatan. Beberapa persoalan yang dihadapi seperti tumpukan sampah yang memenuhi wilayah pesisir Pantura Jawa, kondisi tambak yang masih sangat tradisional tanpa disertai instalasi pengelolaan air limbah dan tandon, sampai persoalan abrasi serta pendangkalan yang dapat menghambat proses revitalisasi.

“Dukungan stakeholder menjadi kunci jalannya program revitalisasi tambak Pantura ini. Dukungan dari Pemda di antaranya dukungan ketersediaan lahan, membantu proses clean and clear lahan dan mengkoordinasikan masyarakat yang kondusif mendukung program revitalisasi tambak Pantura Jawa. Sementara dukungan dari perguruan tinggi kami sangat mengharapkan dukungan teknologi budi daya seperti penyediaan induk unggul dan benih bermutu serta pakan ikan berkualitas dan ramah lingkungan dan juga kajian sosial ekonomi di masyarakat tambak Pantura Jawa,” papar Tebe.

Tebe melanjutkan, komoditas yang akan dikembangkan di wilayah Pantura Jawa adalah ikan nila salin. Komoditas tersebut merupakan salah satu primadona ekspor yang dapat mendongkrak perolehan devisa negara. Berdasarkan data Future Market Insight (2024), proyeksi nilai pasar ikan nila dunia pada tahun 2024 sebesar USD 14,46 miliar. Nilai tersebut diproyeksikan meningkat sebesar 59 persen pada 2034 menjadi USD 23,02 miliar dengan tingkat pertumbuhan pertahun (CAGR) 4,8 persen.

 

BERITA TERKAIT

Bukalapak Fokus ke Digital dan Virtual, Analis Sebut Langkah Tepat

NERACA Jakarta - Bukalapak, sebagai pelopor platform lokapasar (e-commerce) di Indonesia, telah mengambil langkah strategis dengan memutuskan untuk menghentikan penjualan…

Pengaturan dan Pengawasan Aset Keuangan Digital Diserahkan ke OJK dan BI

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengalihkan tugas pengaturan dan pengawasan aset keuangan…

Pembatasan Ekspor POME, HAPOR, dan UCO Rugikan Petani Sawit

NERACA Jakarta – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI untuk mengkaji lagi dengan cara lain…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Bukalapak Fokus ke Digital dan Virtual, Analis Sebut Langkah Tepat

NERACA Jakarta - Bukalapak, sebagai pelopor platform lokapasar (e-commerce) di Indonesia, telah mengambil langkah strategis dengan memutuskan untuk menghentikan penjualan…

Pengaturan dan Pengawasan Aset Keuangan Digital Diserahkan ke OJK dan BI

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengalihkan tugas pengaturan dan pengawasan aset keuangan…

Revitalisasi Tambak Di Karawang Akan Terinegrasi dari Hulu - Hilir

NERACA Karawang – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meninjau calon lokasi revitalisasi…