PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB), melalui Fuel Terminal Tasikmalaya, turut mendukung ajang Festival Bank Sampah se-Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Fuel Terminal Manager Tasikmalaya Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Teuku Kiki Jovan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan program pengelolaan sampah tersebut telah mendorong kreativitas dan inovasi masyarakat di Kota Tasikmalaya.
Dirinya berharap Kota Tasikmalaya juga dapat belajar dan mencontoh daerah-daerah lain yang telah berhasil dalam pengelolaan sampah secara efektif."Kesuksesan ini tentunya tidak terlepas dari sinergi yang kuat antara masyarakat dan kebijakan pemerintah yang mendukung. Dengan langkah ini, kita bisa menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang," ujar Kiki.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya Feri Maulana menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif yang dilakukan Pertamina yang telah mendukung kegiatan tersebut."Tentunya dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat ini menjadi poin penting dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Festival ini memberikan kesempatan bagi kita semua untuk belajar dan berbagi pengetahuan mengenai pengolahan sampah, yang pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi Kota Tasikmalaya," ujarnya.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Eko Kristiawan menyampaikan, kegiatan festival merupakan wujud nyata Pertamina mendukung keberlanjutan lingkungan melalui program-program pengelolaan sampah yang lebih baik.
Pertamina percaya tindakan kecil seperti mengolah sampah dengan cara, yang bertanggung jawab dapat berdampak besar terhadap lingkungan dan kualitas hidup."Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat mendorong lebih banyak individu dan komunitas untuk terlibat dalam pengelolaan sampah dan mendukung program pengurangan sampah di Kota Tasikmalaya. Kami mengapresiasi kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya dan ASOBSI, yang telah berkontribusi pada kesuksesan acara ini. Kami yakin bahwa melalui kemitraan yang kuat, kita dapat menciptakan kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang," sebut Eko.
Kegiatan tersebut diselenggarakan Bank Sampah Puspasari, yang merupakan binaan PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tasikmalaya, bekerja sama dengan Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI) Tasikmalaya dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya. Hadirnya Festival Bank Sampah se-Kota Tasikmalaya pada Kamis (2/1) tersebut dapat menjadi platform untuk membangun komunitas, yang peduli terhadap lingkungan, sekaligus memperkuat upaya pengurangan sampah di Kota Tasikmalaya.
Bukan Masalah Baru
Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, Eko berharap semakin banyak bank sampah yang bisa didirikan dan dikelola dengan baik untuk mewujudkan kota yang lebih hijau. Sebelumnya, mantan ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H. Aslim pernah mengatakan, permasalahan sampah di Kota Tasikmalaya bukan merupakan permasalahan baru.
Menurutnya, permasalahan sampah di Kota Tasikmalaya adalah masalah klasik yang hingga kini belum terselesaikan dengan baik. "DPRD Kota Tasikmalaya sudah beberapa kali menanyakan kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya terkait kendala apa yang mengakibatkan permasalahan sampah tersebut selalu terjadi," ujar Aslim.
Jawabannya kata dia, selalu pada permasalahan keterbatasan peralatan, baik alat berat maupun armada. Padahal menurutnya permasalahannya tidak hanya masalah armada, akan tetapi juga menyangkut biaya operasional pekerja. Karena menurut Aslim, tidak mungkin orang bekerja tanpa memerlukan biaya operasional. "Saya kira pekerja itu harus diperhatikan mulai dari upahnya, jaminan kesehatannya dan lainnya karena jika tidak diperhatikan kinerjanya tidak akan maksimal sehingga sampah di Kota Tasikmalaya sulit untuk dibenahi dan kejadian seperti ini akan berulang terus," ujar Aslim.
Disinggung apakah akan ada solusi lain terkait pengadaan anggaran, misalnya dengan mengalihkan anggaran KATASIk untuk penanganan sampah, Aslim memgatakan itu akan dibicarakan. "Ya nanti kita bicarakan dengan Pemkot," katanya.
Seperti diketahui, permasalahan sampah di Kota Tasikmalaya mencuat sejak beberapa waktu ini. Masalah keterbatasan armada, dan juga kerusakan alat berat di TPA Sampah di Ciangir menjadi masalah utama, sehingga proses pengangkutan sampah dari warga menjadi terkendala. Akibatnya, sampah menumpuk di mana-mana. Warga pun mengeluh karena sampah sudah menumpuk, tapi belum juga diangkut oleh armada sampah.
Di sejumlah tempat, terutama di tempat-tempat pembuangan sampah sementara, seperti di TPS Pasar Cikurubuk, sampah menggunung sehingga mengganggu aktivitas jual beli di kios-kios yang berdekatan dengan TPS tersebut.
Permasalahan sampah tidak hanya berhenti pada tempat pemprosesan akhir (TPA), tetapi juga bagaimana pengelolaan sampah itu sendiri yang berada di…
Menyadari pentingnya peran UMKM dalam menopang pertumbuhan ekonomi, mendorong Astra untuk senantiasa berkomitmen terus mendukung pertumbuhan dan pengembangan kewirausahaan nasional yaitu…
Dorong pertumbuhan ekspor gula aren Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai perusahaan pembiayaan ekspor menaruh perhatian besar terhadap petani…
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB), melalui Fuel Terminal Tasikmalaya, turut mendukung ajang Festival Bank Sampah se-Kota…
Permasalahan sampah tidak hanya berhenti pada tempat pemprosesan akhir (TPA), tetapi juga bagaimana pengelolaan sampah itu sendiri yang berada di…
Menyadari pentingnya peran UMKM dalam menopang pertumbuhan ekonomi, mendorong Astra untuk senantiasa berkomitmen terus mendukung pertumbuhan dan pengembangan kewirausahaan nasional yaitu…