NERACA
Jakarta – Kabar rencana perusahaan starup kopi lokal, Fore Coffee dan East Ventures bakal melantai di pasar modal belum dipastikan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, pihak BEI mengaku belum dapat menyampaikan informasi mengenai ihwal kedatangan manajemen Fore Coffee dan East Ventures ke BEI, Selasa (7/1) kemarin.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna enggan berkomentar ihwal kunjungan petinggi Fore Coffee dan East Ventures ke kantor BEI,“Buat perusahaan-perusahaan yang masih dalam proses, saya tidak boleh ngomong dulu,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Nyoman beralasan dirinya tidak dapat memberi keterangan terkait dengan perusahaan yang tengah mengurus rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Kendati demikian, Nyoman menuturkan, lembaganya saat ini tengah mencatatkan pipeline IPO yang relatif padat tahun ini. “Yang bisa saya sampaikan, perusahaan di pipeline relatif padat,” kata dia.
Di tahun 2025, BEI menargetkan pencatatan efek baru di pasar modal sebanyak 407 efek. Di dalamnya, pencatatan efek saham baru lewat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dibidik sebanyak 66 pencatatan baru. Disampaikan Nyoman, setidaknya sudah ada 3 perusahaan mercusuar atau lighthouse dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun, yang masuk antrean (pipeline) IPO pada 2025. Dimana tiga perusahaan tersebut berasal dari sektor basic materials, energi, dan kesehatan. “Perusahaan lighthouse ada tiga. Prosesnya di tahun 2024, tetapi karena kelengkapan laporan keuangan dan dokumen membuat perusahaan masuk tahun 2025,” ujar Nyoman.
Kemudian BEI juga menargetkan pertumbuhan jumlah investor sebanyak 2 juta investor baru, dan rata-rata nilai transaksi saham harian (RNTH) mencapai Rp13,5 triliun. Sepanjang 2024, sudah ada 41 emiten yang melakukan pencatatan saham perdana. Jumlah ini lebih sedikit dari target BEI yakni 62 emiten. Dengan demikian, total perusahaan tercatat kini sebanyak 943 perusahaan.
Sementara Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca menuturkan, kunjungan itu belum spesifik mengarah pada rencana IPO Fore Coffee. Kendati demikian, Wilson tidak menampik pembicaraan soal IPO masuk dalam pembahasan bersama dengan otoritas pasar modal siang tadi. “Ngobrol-ngorol kondisi market dan lain-lain, tapi tidak ada yang terlalu serius, belum serius,”katanya.
Soal IPO, Wilson mengatakan, opsi penjajakan dana itu tetap dikaji East Ventures sebagai salah satu pemegang saham Fore Coffe. “Kita selalu bilang, kita jajaki semua opsi, tapi ya konkritnya nanti pasti diberi tahu,” tuturnya.
Di sisi lain, Fore berencana untuk menambah 60 gerai baru pada tahun ini. Komitmen itu dilakukan perusahaan untuk mengerek pertumbuhan pendapatan brand kopi lokal tersebut. "Komitmen kami setiap tahun membuka 60 gerai baru,” kata CEO Fore Coffee Vico Lamar di Jakarta, akhir 2024.
Sejak pendiriannya pada 2018, Fore Coffee telah berkembang pesat dengan membuka 217 gerai yang tersebar di 43 kota di Indonesia dan Singapura per September 2024.
NERACA Jakarta – Emiten jasa iklan dan percetakan, PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) menargetkan penjualan bersih tumbuh 5% pada…
NERACA Jakarta – Emiten migas, PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) langsung tancap gas setelah melantai di pasar modal. Dimana…
NERACA Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM) dan Seacon Crew Management Co, Limited (Seacon) telah…
NERACA Jakarta – Emiten jasa iklan dan percetakan, PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) menargetkan penjualan bersih tumbuh 5% pada…
NERACA Jakarta – Kabar rencana perusahaan starup kopi lokal, Fore Coffee dan East Ventures bakal melantai di pasar modal belum…
NERACA Jakarta – Emiten migas, PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) langsung tancap gas setelah melantai di pasar modal. Dimana…