NERACA
Jakarta - Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) berencana melakukan penawaran umum terbatas (PUT) III atau right issue sebanyak-banyaknya 20.190.596.389 saham bernominal Rp50 per unit dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada bulan Maret 2025. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Nantinya, setiap pemegang lima saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal 4 Maret 2025 pukul 16.00 WIB mempunyai empat HMETD. Setiap satu HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.
Apabila saham baru yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil bagian atau dibeli oleh pemegang saham perseroan atau pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan efek berdasarkan harga pelaksanaan.
Aksi korporasi ini sendiri telah disetujui oleh pemegang saham perseroan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) IATA yang diselenggarakan pada 18 Desember 2024. Rencananya, seluruh dana yang diperoleh dalam PUT III ini setelah dikurangi biaya emisi akan dipergunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perseroan. Ini meliputi namun tidak terbatas pada kegiatan pengarahan dan pengawasan atas kegiatan usaha atau operasional seluruh entitas anak Perseroan yaitu antara lain kegiatan eksplorasi, pengembangan infrastruktur, akuisisi lahan pertambangan dan pengembangan sistem operasional.
Di kuartal tiga 2024, IATA membukukan laba bersih US$13,73 juta atau terkoreksi 38,59% dari priode yang sama tahun lalu US$ 22,36 juta. Alhasil laba per saham dasar turun menjadi US$ 0,00054 dari sebelumnya US$ 0,00089. Kemudian pendapatan usaha US$100,95 juta, merosot 22% dari periode sama tahun lalu US$ 129,52 juta.
Selanjutnya, beban langsung US$ 58,05 juta, mengalami pembengkakan dari posisi sama tahun lalu US$ 57,29 juta. Laba kotor terkumpul US$ 42,9 juta, anjlok dari fase sama tahun lalu US$ 72,22 juta. Beban penjualan US$ 12,42 juta, susut dari US$ 37,25 juta. Beban usaha US$ 6,23 juta, naik dari US$ 6,14 juta. Pendapatan bunga US$ 34,19 ribu, turun dari US$ 36,84 ribu. Beban keuangan US$ 4 juta, bengkak dari US$ 1,23 juta. Beban lain-lain bersih US$ 347,84 ribu turun dari surplus US$ 564,44 ribu.
Rugi selisih kurs US$ 1,01 juta, bengkak dari US$ 606,19 ribu. Laba sebelum beban pajak US$ 18,89 juta, mengalami perosotan dari episode sama tahun lalu US$ 28,79 juta. Beban pajak penghasilan US$ 5,14 juta, susut dari US$ 6,41 juta. Laba bersih periode berjalan US$ 13,74 juta, melorot dari US$ 22,37 juta.
Perusahaan asuransi PT. Great Eastern General Insurance Indonesia (PT. GEGII) kembali dihukum oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta untuk membayar klaim…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengundang para arsitek Indonesia untuk menciptakan ide-ide terbaik dalam desain rumah subsidi berlandaskan…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
Perusahaan asuransi PT. Great Eastern General Insurance Indonesia (PT. GEGII) kembali dihukum oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta untuk membayar klaim…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengundang para arsitek Indonesia untuk menciptakan ide-ide terbaik dalam desain rumah subsidi berlandaskan…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…