Gudang SRG Dimaksimalkan untuk Penyimpanan Sementara Beras Petani

NERACA

Semarang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempersiapkan gudang-gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di wilayah Jawa Tengah agar dapat dimanfaatkan Bulog sebagai tempat penyimpanan sementara hasil panen petani. Kemendag mempunyai sembilan gudang SRG dan satu gudang bersistem Controlled Atmosphere Storage (CAS) di Jawa Tengah yang saat ini berstatus belum terpakai (idle). Total kapasitas mencapai 13,5ribu ton.

Di seluruh Indonesia,  Kemendag mempunyai gudang SRG yang saat ini idle dan berpotensi mendukung ketahanan pangan berkapasitas 145 ribu ton.

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan yang membahas sinergi pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, “(Kapasitas gudang SRG) tidak terlalu besar, namun bisa membantu Bulog dalam menyimpan beras di Jawa Tengah.  Menko Pangan telah menyampaikan kebutuhan tahun depan yang semakin meningkat, seperti untuk  Lebaran sekitar bulan Maret dan Program Makan Bergizi. Kita harus bekerja keras agar suplai tidak kekurangan.”  

Beberapa daerah diJawa Tengah yang mempunyai gudang SRG adalah Kudus, Demak, Pekalongan, Banjarnegara, Blora, Wonogiri, Cilacap, serta Brebes.

Budi berharap, Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Tengah dapat mempersiapkan gudang-gudang  tersebut untuk dimanfaatkan Bulog menjadi penyimpanan beras sementara.

“Terdapat beberapa gudang yang kosong. Kami mohon bupati dan walikota bisa membantu membersihkannya untuk persiapan musim panen, sehingga dapat dipakai Bulog untuk penyimpanan sementara komoditas beras hasil panen petani,” jelas Budi.

Harga Bapok Stabil dalam Rakor, Budi juga mengapresiasi Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Tengah yang  turut menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) menghadapi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Meskipun ia mengamati, secara umum, memang ada beberapa komoditas yang naik harga, kenaikan harga tersebut masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) maupun harga acuan (HA) yang ditetapkan. Misalnya, cabai merah keriting sempat naik menjadi Rp46.200/kilogarm (kg) dari Rp33.500/kg pada bulan sebelumnya.

“Kami mengucapkan terima kasih karena harga bapok saat menghadapi Natal relatif stabil. Memang ada  beberapa yang naik, namun sebagian masih di bawah HET. Misalnya, cabai merah keriting yang sempat naik tetapi masih di bawah harga acuan Rp55.000/kg,” jelas Budi.

Untuk Jawa Tengah, lanjut Budi, harga cabai juga masih di bawah harga acuan. Harga tertinggi untuk komoditas hortikultura ini tercatat sebesar Rp50.094/kg. Sementara itu, telur ayam juga masih di kisaran harga acuan yaitu Rp30.000/kg.

“Khusus Jawa tengah, harga bapok relatif sama dengan secara nasional. Namun, minyak goreng MINYAKITA perlu diwaspadai karena mengalami kenaikan di atas HET,” imbuh Budi.

Terkait SRG, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan berperan aktif mendukung  program prioritas pemerintah Kabinet Merah Putih yang fokus pada swasembada pangan, swasembada   energi, dan hilirisasi.

Adapun untuk mendukung program tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan  tiga program prioritas yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan ekspor, dan mendorong usaha  mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) ekspor.  Salah satu instrumen  Bappebti untuk mendukung ketiga program adalah optimalisasi Sistem Resi Gudang (SRG).

“Bappebti berkomitmen mendukung penuh program prioritas pemerintah, salah satunya  melalui optimalisasi SRG yang merupakan instrumen Perdagangan Berjangka Komoditas (PBK). SRG bertujuan untuk menjaga pasar atas produk/komoditas yang disimpan di gudang SRG, sehingga dapat memiliki nilai lebih bagi masyarakat baik petani, petambak, nelayan, maupun pekebun,” jelas Kepala Bappebti Kasan.

Kasan menerangkan, pada saat terjadi gejolak penurunan harga komoditas akibat kondisi seperti panen  raya, faktor cuaca  ekstrim, atau  gejolak  harga  komoditas  dunia,  pemilik  komoditas  dapat memanfaatkan  gudang  SRG  untuk  penyimpanan.  Semua  komoditas  yang  disimpan  pada  gudang  SRG terjamin kualitasnya karena melalui uji mutu sebelum disimpan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011, SRG merupakan salah satu instrumen perdagangan yang  bertujuan mendukung terwujudnya kelancaran produksi dan distribusi serta memberikan kesempatan   bagi penyimpan/pemilik barang untuk memperoleh alternatif permodalan dari lembaga pembiayaan bank maupun nonbank.

Selain itu, implementasi SRG secara optimal dan berkesinambungan diharapkan dapat menciptakan    rantai perdagangan yang lebih efisien melalui transaksi jual beliantara penyimpan/pemilik barang dengan pembeli, baik secara langsung maupun lelang/daring.

 

 

BERITA TERKAIT

Program Belanja Murah Akhir Tahun 2024 Capai Rp71,5 Triliun

NERACA Jakarta – Memanfaatkan momentum liburan Nataru pada akhir tahun 2024 lalu, pemerintah berkolaborasi dengan asosiasi pelaku usaha dan para…

Oplah dan Cetak Sawah Atasi Impor Sawah

NERACA Tanah Laut – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menunjukkan optimisme terhadap pertanian Indonesia. Ia yakin dengan pengembangan potensi…

Pergantian Tahun Baru Distribusi LPG Berjalan Aman

NERACA Jakarta – Menjelang malam pergantian tahun 2024-2025, Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan dan Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Program Belanja Murah Akhir Tahun 2024 Capai Rp71,5 Triliun

NERACA Jakarta – Memanfaatkan momentum liburan Nataru pada akhir tahun 2024 lalu, pemerintah berkolaborasi dengan asosiasi pelaku usaha dan para…

Oplah dan Cetak Sawah Atasi Impor Sawah

NERACA Tanah Laut – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menunjukkan optimisme terhadap pertanian Indonesia. Ia yakin dengan pengembangan potensi…

Gudang SRG Dimaksimalkan untuk Penyimpanan Sementara Beras Petani

NERACA Semarang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempersiapkan gudang-gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di wilayah Jawa Tengah agar dapat dimanfaatkan Bulog…