NERACA
Jakarta – Harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPDP-KS), atau biasa dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE), periode 1–31 Januari 2025 adalah sebesar USD 1.059,54/MT.
Nilai ini turun USD 12,13, atau 1,13 persen, dari HR CPO periode 1–31 Desember 2024 yang tercatat sebesar USD 1.071,67/MT.Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 1685 Tahun 2024 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit untuk periode 1–31 Januari 2025.
Sementara itu, BK CPO periode 1–31 Januari 2025 merujuk pada Kolom Angka 9 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2024 sebesar USD 178/MT. Kemudian, PE CPO periode 1–31 Januari 2025 merujuk pada Lampiran I PMK Nomor 62 Tahun 2024 sebesar 7,5 persen dari Harga Referensi CPO periode 1–31 Januari 2025, yaitu sebesar USD 79,4653/MT.
“Saat ini, Harga Referensi CPO turun mendekati ambang batas sebesar USD 680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan Bea Keluar CPO sebesar USD 178/MT. Juga dikenakan Pungutan Ekspor CPO sebesar 7,5 persen dari Harga Referensi CPO periode 1–31 Januari 2025, yaitu sebesar USD79,4653/MT untuk periode 1–31 Januari 2025,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim.
Sumber harga untuk penetapan HR CPO diperoleh dari rata-rata harga selama periode 25 November–24 Desember 2024 pada bursa CPO di Indonesia yang sebesar USD 984,61/MT, bursa CPO di Malaysia sebesar USD1.134,47/MT, dan pasar lelang CPO Rotterdam sebesar USD1.299,10/MT.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 46 Tahun 2022, bila terdapat perbedaan harga rata-rata pada tiga sumber harga lebih dari USD 40, maka perhitungan HR CPO menggunakan rata-rata dari dua sumber harga yang menjadi median dan sumber harga terdekat dari median.
Sehingga, harga referensi bersumber dari bursa CPO di Malaysia dan bursa CPO di Indonesia. Sesuai dengan perhitungan tersebut,ditetapkan HR CPO sebesar USD 1.059,54/MT. Selain itu, minyak goreng (Refined, Bleached, and Deodorized/RBD palm olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kg dikenakan BK sebesar USD48/MT.
Hal ini tercantum dalam Kepmendag Nomor 1686 Tahun 2024 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 Kg.Penurunan HR CPO tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah ketidakseimbangan produksi dengan permintaan CPO global, harga minyak nabati lainnya, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Sebelumnya, pada periode Desember 2024, Harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPDP-KS) tercatat sebesar USD1.071,67/MT. Nilai HR yang juga menjadi Pungutan Ekspor (PE) ini naik USD109,70 atau 11,40 persen dari periode November 2024 yang tercatat sebesar USD961,97/MT.
Penetapan ini tercantum dalam ‘Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1617 tahun 2024 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit untuk periode 1—31 Desember2024.
sementara itu, berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bahwa produksi CPO (crude palm oil) dan PKO (palm kernel oil) bulan Oktober 2024 mencapai 4.843 ribu ton, lebih tinggi 9,69 persen dibandingkan produksi bulan September sebesar 4.415 ribu ton.
“Secara YoY (Year on Year) sampai dengan bulan Oktober, produksi CPO dan PKO tahun 2024 adalah 43.780 ribu ton atau 4,56 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023 yaitu sebesar 45.776 ribu ton,” ungkap Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono.
Mukti memaparkan, total konsumsi dalam negeri naik menjadi 2.083 ribu ton dari 1.989 ribu ton pada bulan September 2024. Konsumsi untuk biodiesel naik menjadi 1.052 ribu ton pada Oktober dari 934 ribu ton pada bulan September 2024 (+12,07 persen), sedangkan konsumsi minyak sawit untuk pangan turun dari 865 ribu ton pada September 2024 menjadi 845 ribu ton pada bulan Oktober (-2,31 persen) dan untuk oleokimia turun menjadi 186 ribu ton pada bulan Oktober dari 190 ribu ton pada bulan September (-2,11 persen).
“Secara YoY sampai dengan bulan Oktober, total konsumsi dalam negeri tahun 2024 mencapai 19.642 ribu ton atau 1,90 persen lebih tinggi dari tahun 2023 sebesar 19.276 ribu ton. Konsumsi untuk pangan mencapai 8.375 ribu ton atau 3,64 persen lebih rendah dari tahun lalu sebesar 8.680 ribu ton, oleokimia 1.860 atau lebih rendah 1,48 persen dari tahun sebelumnya sebesar 1.888 ribu ton, sedangkan biodiesel mencapai 9.407 ribu ton atau lebih tinggi 8.01 persen dari tahun sebelumnya sebesar 8.709 ribu ton” papar Mukti.
Mukti pun menjelaskan, total ekspor naik kembali dari 2.260 ribu ton pada September menjadi 2.888 ribu ton pada bulan Oktober atau naik sebesar 27,79 persen. Kenaikan yang besar terjadi pada produk olahan CPO dari 1.573 ribu ton pada bulan September menjadi 2.071 ribu ton pada bulan Oktober (+31,66%), diikuti CPO yang naik dari 128 ribu ton pada September 345 ribu ton pada bulan Oktober (+169,53%), sedangkan ekspor oleokimia turun dari 408 ribu ton pada bulan September menjadi 354 ribu ton pada bulan Oktober (-13,23 persen).
NERACA Jakarta – Memanfaatkan momentum liburan Nataru pada akhir tahun 2024 lalu, pemerintah berkolaborasi dengan asosiasi pelaku usaha dan para…
NERACA Tanah Laut – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menunjukkan optimisme terhadap pertanian Indonesia. Ia yakin dengan pengembangan potensi…
NERACA Semarang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempersiapkan gudang-gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di wilayah Jawa Tengah agar dapat dimanfaatkan Bulog…
NERACA Jakarta – Memanfaatkan momentum liburan Nataru pada akhir tahun 2024 lalu, pemerintah berkolaborasi dengan asosiasi pelaku usaha dan para…
NERACA Tanah Laut – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menunjukkan optimisme terhadap pertanian Indonesia. Ia yakin dengan pengembangan potensi…
NERACA Semarang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempersiapkan gudang-gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di wilayah Jawa Tengah agar dapat dimanfaatkan Bulog…