UMKM Produk Makanan Sehat Diajak Bidik Pasar Ekspor

NERACA

Surabaya – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memproduksi makanan sehat untuk mulai membidik pasar ekspor. Ajakan ini sejalan  dengan salah satu program prioritas  Kementerian Perdagangan (Kemendag), yaitu Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Program yang digagas Kemendag tersebut telah membuka jalan bagi sebanyak-banyaknya UMKM untuk mulai mempertimbangkan ekspansi ke pasar mancanegara. 

 Budi berharp gayung bersambut dan semakin banyak UMKM memanfaatkan program UMKM BISA Ekspor. PT Ladang Sehat Indonesia, atau Ladang Lima merupakan produsen makanan olahan yang juga memiliki produk-produk bebas gluten.

“UMKM BISA Ekspor digerakkan bersama-sama oleh pemerintah, UMKM itu sendiri, dan masyarakat. Mari kita dukung satu sama lain. Kemendag telah menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat UMKM manfaatkan agar bisa merambah pasar ekspor. Mari kita koordinasi. Kemendag mempunyai banyak perwakilan perdagangandi luar negeri yang bisa membantu mempromosikan produk-produk makanan sehat dari UMKM dan mengajak pelaku usaha ikut pameran internasional. Ayo manfaatkan hal tersebut,” ajak Budi.

Menurut Budi, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag siap membantu pelaku usaha, termasuk UMKM produk makanan sehat, untuk merambah pasar ekspor yang lebih luas. Salah  satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggelar penjajakan bisnis (business matching) kepasar-pasar yang berpotensi untuk makanan sehat bebas gluten.

Contohnya, kawasan Australia, Eropa, dan Amerika. Budi berharap, sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha akan membuka jalan bagi peningkatan daya saing produk makanan sehat Indonesia di pasar  global.

“Kamibersama-sama mengedepankankolaborasi pemerintah, pelaku usaha, dan asosiasi bisnis dalam mendorong penetrasi produk ekspor Indonesia ke pasar global,” ungkap Budi.

Ladang Lima memproduksi makanan olahan dengan skala usaha menengah kecil. Ladang Lima memiliki 133 karyawan di Surabaya dan 71 karyawan di Pasuruan.

Perusahaan ini memproduksi makanan sehat bebas gluten berbasis singkong. Produk-produk tersebut didistribusikan ke hotel dan kafe melalui niaga elektronik serta disalurkan ke hotel dan kafe. Ladang Lima telah menjadi eksportir melakukan ekspor produk makanan sehat. Sekitar 10 persen produksinya telah  merambah pasar Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.

“Ladang Lima harus terusmeningkatkan semua  aspeknya,  termasuk  kualitas  produk dan kemasan. Manfaatkan  fasilitas  pelatihan  ekspor  Kemendag  dan  jaringanpameran internasionalnya,” kata Budi.

Terkait perluasan pasar ekspor, Kemendag terus memperkuat diplomasi perdagangan internasional serta bidang promosi dan informasi ekspor. Sementara itu, terkait peningkatan UMKM BISA Ekspor, ada beberapa program yang Kemendag miliki.

“Kemendag memiliki pendampingan desain melalui Indonesia Design Development Center (IDDC). Untuk  mencetak eksportir UMKM baru, Kemendag bersinergi dengan institusi pembina UMKM, lembaga  pembiayaan, badan-badan usaha milik  negara,  pihak  swasta,  dan  agregator,” kata Budi.

Pemilik Ladang Lima, Annisa Pratiwi, mengatakan, usaha menghadirkan bahan pangan sehat Indonesia bermula dari mimpi. Berangkat dari hal tersebut, Ladang Lima telah ikut serta dalam berbagai pameran pangan sehingga dapat merambah pasar ekspor.

“Kami punya mimpi mendukung ketahanan pangan Indonesia, Kemendag telah memfasilitasi kami untuk  mengikuti sejumlah pameran. Kami ingin lebih bersinergi, sehingga dapat memperoleh akses pasar yang lebih besar agar produk kami lebih dikenal secara global,” ungkap Anisa.

Lebih lanjut terkait UMKM, Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Helvi Y Moraza mengatakan, pelaku UMKM saat ini masih mengalami kendala klasik terkait permodalan, utamanya dari sisi terbatasnya modal dan sulitnya mengakses modal. Sedangkan untuk inovasi dan produksi, UMKM sebenarnya sudah cukup mahir, hanya sayangnya belum bisa diserap oleh pasar secara optimal.

“Dua tugas itu yang diberikan kepada Pak Menteri UMKM dan saya. Bapak Presiden berpesan agar UMKM dibukakan akses modal dan channel pasar sebanyak-banyaknya,” ujar Helvi.

Helvi mengaku mulai bergerak cepat menghubungi perbankan untuk memastikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat disalurkan dengan baik, sekaligus mengidentifikasi struktur permodalan yang belum terformalkan.

BERITA TERKAIT

PSN Pangan di Merauke Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Papua Selatan

NERACA Merauke – Tokoh Masyarakat Papua Selatan, John Gluba Gebze, menegaskan dukungannya terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Pangan di Merauke…

Berkolaborasi Dukung Industri Modest Fesyen

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak seluruh pihak untuk  memperkuat kolaborasi. Kolaborasi yang erat…

RCEP di Jakarta Perkuat Integrasi Ekonomi Kawasan

NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn meresmikan kantor unit pendukung Regional Comprehensive…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

PSN Pangan di Merauke Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Papua Selatan

NERACA Merauke – Tokoh Masyarakat Papua Selatan, John Gluba Gebze, menegaskan dukungannya terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Pangan di Merauke…

Berkolaborasi Dukung Industri Modest Fesyen

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak seluruh pihak untuk  memperkuat kolaborasi. Kolaborasi yang erat…

RCEP di Jakarta Perkuat Integrasi Ekonomi Kawasan

NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn meresmikan kantor unit pendukung Regional Comprehensive…