PSN Pangan di Merauke Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Papua Selatan

NERACA

Merauke – Tokoh Masyarakat Papua Selatan, John Gluba Gebze, menegaskan dukungannya terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Pangan di Merauke sebagai langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua Selatan. Ia menyoroti pentingnya program ini sebagai solusi pembangunan berkelanjutan yang mengangkat potensi lokal, memaksimalkan lahan produktif, dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

Pernyataan ini disampaikan dalam rangka kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Kabupaten Merauke. Rombongan yang dipimpin oleh Prof. Rokhmin Dahuri tersebut turut didampingi Plt. Gubernur Papua Selatan Rudy Sufahriadi, unsur Forkopimda setempat, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Yudi Sastro, serta Ketua Satgas Pangan Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani. Kunjungan ini mencakup tinjauan langsung ke lahan pertanian di Desa Telaga Sari, Distrik Kurik.

John Gluba Gebze, yang juga penggagas pemekaran Papua Selatan, menegaskan bahwa program lumbung pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto bukan sekadar agenda pemerintah pusat, melainkan upaya bersama untuk mendorong kesejahteraan ekonomi masyarakat Papua Selatan. Menurutnya, program ini mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif dengan tetap menghormati kearifan lokal dan kepemilikan tanah adat.

“Lahan yang digunakan bukan diambil dari masyarakat, melainkan lahan tidur yang selama ini belum dioptimalkan. Ini adalah kesempatan besar untuk mendorong kesejahteraan melalui pembangunan sektor pertanian,” ujar John.

John juga menekankan bahwa keberhasilan program ini akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mendorong anak-anak muda Papua Selatan untuk lebih aktif menggarap lahan dengan teknologi modern. “Ini bukan hanya tentang beras, tetapi tentang bagaimana kita membangun ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan,” tambah John.

Lebih lanjut menanggapi isu penolakan yang muncul, John menegaskan bahwa isu tersebut berkembang di luar Papua Selatan dan tidak mencerminkan aspirasi masyarakat setempat. “Penolakan itu lebih banyak dipengaruhi oleh kepentingan yang berkembang di Jakarta. Faktanya, masyarakat Papua Selatan mendukung program ini selama tetap menghormati hak-hak adat dan memberikan manfaat nyata bagi mereka,” jelas John.

 Sehingga dalam hal ini John mendorong semua pihak untuk duduk bersama, membangun dialog, dan mencari solusi yang terbaik. “Penting bagi pemerintah pusat dan pihak terkait untuk terus melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek ini,” ujar John.

 Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat adat, John optimis bahwa program PSN Pangan akan membawa perubahan signifikan bagi Papua Selatan. Selain memperkuat ketahanan pangan nasional, program ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui penguatan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja baru.

 “Ini adalah kesempatan emas bagi Papua Selatan untuk menjadi pionir pembangunan pangan nasional. Melalui program ini, kita tidak hanya memajukan sektor pertanian, tetapi juga memastikan kesejahteraan masyarakat untuk generasi mendatang,” jelas John.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Rokhmin Dahuri dari Komisi IV DPR RI menegaskan bahwa program lumbung pangan di Merauke menjadi salah satu kunci pencapaian swasembada pangan nasional. “Kami percaya program ini mampu menjadikan Merauke sebagai pusat produksi pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua Selatan. Ketahanan pangan adalah fondasi kemandirian bangsa,” ujar Rokhmin.

 Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Yudi Sastro, menyampaikan komitmen Kementerian Pertanian untuk mendukung penuh program ini melalui mekanisasi pertanian dan peningkatan infrastruktur pengolahan hasil panen. “Sesuai arahan Bapak Mentan Andi Amran Sulaiman, kami akan memastikan dukungan sarana dan prasarana seperti vertical dryer dan modernisasi alsintan agar hasil panen masyarakat memiliki kualitas terbaik dan bernilai ekonomi tinggi,” ungkap Yudi.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa program Optimalisasi Lahan (OPLAH) Rawa seluas 40 ribu hektar (ha) di Kabupaten Merauke telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan.

Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar pun mengatakan, salah satu daerah yang menjadi sentra pangan dalam program tersebut yaitu Kampung Telagasari. Di sana, lahan yang telah berhasil ditanami seluas 888 hektar (ha) dari total lahan yang tersedia yakni 1.058 ha. Kini tengah memasuki masa panen yang ketiga sejak program tersebut dimulai.

 

 

BERITA TERKAIT

Berkolaborasi Dukung Industri Modest Fesyen

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak seluruh pihak untuk  memperkuat kolaborasi. Kolaborasi yang erat…

RCEP di Jakarta Perkuat Integrasi Ekonomi Kawasan

NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn meresmikan kantor unit pendukung Regional Comprehensive…

Permudah Pinjaman Modal bagi Pembudidaya untuk Tingkatkan Produktivitas

NERACA Kapuas – Langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan meningkatkan produktivitas budi daya perikanan air tawar di Kalimantan Tengah untuk menyokong…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

PSN Pangan di Merauke Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Papua Selatan

NERACA Merauke – Tokoh Masyarakat Papua Selatan, John Gluba Gebze, menegaskan dukungannya terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Pangan di Merauke…

Berkolaborasi Dukung Industri Modest Fesyen

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak seluruh pihak untuk  memperkuat kolaborasi. Kolaborasi yang erat…

RCEP di Jakarta Perkuat Integrasi Ekonomi Kawasan

NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn meresmikan kantor unit pendukung Regional Comprehensive…