NERACA
Mataram – Selama empat tahun terakhir, pemerintah gencar menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) untuk terus mendongkrak peningkatan belanja produk industri dalam negeri. Pemerintah tak henti mengajak masyarakat untuk membeli, menggunakan, mengonsumsi, serta mempromosikan produk-produk lokal terutama buatan industri kecil dan menengah (IKM) agar sektor industri di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang.
Sejak tahun 2023, pemerintah juga telah menyinergikan Gernas BBI dengan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBWI) karena gerakan belanja produk lokal selaras dengan promosi dan ajakan untuk berwisata di Indonesia. Dengan demikian, pasar-pasar produk UMKM/IKM dapat terbuka semakin lebar bersamaan dengan terbukanya peluang dan potensi perekonomian yang didorong oleh sektor pariwisata.
“Gerakan Bangga Buatan Indonesia bukan sekadar slogan. Ini adalah panggilan untuk mencintai, mendukung, dan membanggakan hasil karya kita sendiri,” kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza saat Puncak Acara Harvesting Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Ite Begawe Fest 2024 di Mataram.
Faisol mengungkapkan, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, perlu upaya memperkuat fondasi perekonomian nasional dengan cara memenuhi segala kebutuhan sektor industri di Indonesia, di antaranya pasokan bahan baku. Hal ini guna mendukung kelancaran produktivitas.
“Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah adalah sektor IKM, yang selama ini terbukti menjadi penyanggah dan penyelamat bagi perekonomian nasional dari tekanan atau ancaman ketidakpastian ekonomi global,” papar Faisol.
Faisol menambahkan, dalam menyikapi situasi ekonomi global saat ini, pemerintah juga ingin mengambil kesempatan untuk membangun kekuatan industri dalam negeri. Tujuannya antara lain untuk menciptakan kemandirian ekonomi nasional dan membuka peluang peningkatan investasi di tanah air.
“Oleh karena itu, hilirisasi dan industrialisasi adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa kita pisahkan. Melalui strategi ini, kita optimis ekonomi nasional siap menyongsong visi Indonesia Emas tahun 2045,” imbuh Faisol.
Apalagi, sektor industri pengolahan nonmigas dalam negeri masih menunjukkan kinerja positif sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari capaian indikator makro seperti sektor industri pengolahan nonmigas pada triwulan III Tahun 2024 yang tumbuh positif sebesar 4,84%, dengan nilai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95%. Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB pada triwulan III Tahun 2024 juga mencapai 17,18%, dan merupakan angka tertinggi di antara sektor ekonomi lain.
Selain itu, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas sampai September 2024 mencapai USD142,24 miliar atau berkontribusi sebesar 73,76% terhadap total ekspor nasional yang menembus angka USD192,85 miliar. Sedangkan, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas periode kumulatif Januari-September 2024 berkontribusi sebesar Rp515,7 triliun (40,9%). “Tentu capaian positif dari sektor industri pengolahan nonmigas ini akan menjadi pilar dalam upaya menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Faisol.
Di sisi lain, komitmen pemerintah dalam peningkatan penggunaan produk dalam negeri ini juga ditunjukkan dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 yang mengamanatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta BUMN dan BUMD untuk merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan paling sedikit 95% dari nilai anggaran belanja barang/jasa untuk menggunakan Produk Dalam Negeri (PDN) dan 40% (empat puluh persen) di antaranya untuk menggunakan produk Usaha Mikro Kecil dan Koperasi.
“Hal tersebut membuka pasar yang lebih luas bagi produk-produk IKM, selain pasar konvensional yang menjangkau masyarakat umum, juga menjangkau pasar pengadaan barang/jasa pemerintah,” tutur Faisol.
Pemerintah terus mendorong pelaku industri dalam negeri, khususnya industri kecil, untuk mendapatkan Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri bagi Industri Kecil (TKDN-IK) secara gratis dan mudah. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) juga aktif melakukan berbagai langkah untuk mendorong pelaku industri kecil untuk mengajukan sertifikasi TKDN-IK.
Kepala BSKJI Kemenperin, Andi Rizaldi mengatakan bahwa pihaknya melalui satuan kerja di daerah terus berupaya untuk mendukung industri kecil supaya mendapatkan sertifikasi TKDN-IK yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, dan pendampingan kepada industri kecil di berbagai wilayah di Indonesia.
Kemenperin menerbitkan sertifikat TKDN sebagai jaminan bahwa produk yang dihasilkan adalah produksi lokal. Melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 46 Tahun 2022, sertifikasi TKDN untuk Industri Kecil (TKDN-IK) dibuat sederhana, gratis, dan cepat. Hingga 7 Desember 2024, telah diterbitkan 24.061 sertifikat TKDN-IK untuk 27.064 produk.
NERACA Jakarta – Di usianya ke-67 tahun PT Pertamina (Persero) terus menorehkan capaian-capaian dalam mendukung kemandirian bangsa melalui swasembada energi.…
NERACA Jakarta - Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin menilai kebijakan industrial yang lebih komperhensif sangat dibutuhkan untuk memberi ruang…
NERACA Jakarta - Industri petrokimia mendapat tekanan besar akibat maraknya produk impor. Akibatnya, industri lokal berjuang keras untuk tetap kompetitif.…
NERACA Jakarta – Di usianya ke-67 tahun PT Pertamina (Persero) terus menorehkan capaian-capaian dalam mendukung kemandirian bangsa melalui swasembada energi.…
NERACA Jakarta - Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin menilai kebijakan industrial yang lebih komperhensif sangat dibutuhkan untuk memberi ruang…
NERACA Mataram – Selama empat tahun terakhir, pemerintah gencar menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) untuk terus mendongkrak…