NERACA
Sidoarjo – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor produk-produk dari empat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Jawa Timur (Jatim). Pelepasan ekspor dilakukan di Kawasan Pergudangan Sinar Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Produk-produk yang dilepas ekspornya tersebut terdiri atas produk kerajinan, furnitur daur ulang dari plastik, gurita potong beku, dan filet ikan.
Produk-produk UMKM tersebut menembus Amerika Serikat (AS), Jepang, Tiongkok, dan Singapura. Nilai ekspor pada pelepasan kali ini sekitar USD 256 ribu atau setara Rp3,9 miliar.
Menteri Perdagangan Budi Santoso melihat, produk-produk ini merupakan hasil inovasi UMKM yang berhasil diterima dengan baik di pasar internasional. “Ekspor oleh para pelaku UMKM ini menjadi bukti bahwa produk inovatif Indonesia punya tempat dan mampu bersaing di pasar global. Kemendag percaya UMKM yang dibina dengan baik akan mampu mendapatkan pasar ekspor sehingga dapat menjadi tulang punggung dalam perekonomian Indonesia,” ungkap Budi.
Budi memaparkan, keempat UMKM yang produk-produknya diekspor kali ini, yaitu CV Cherry Blossom Indonesia, PT Siklus Karya Global, PT Daya Matahari Utama dan PT Matra Multikarya Segara.
Sehingga dalam hal ini Budi berharap, jumlah UMKM yang mampu merambah pasar ekspor dapat terus bertambah. Keberhasilan UMKM Jatim menembus pasar ekspor ini merupakan hasil sinergi antara Kemendag, melalui Export Center Surabaya, dan pemerintah daerah.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari peran perwakilan perdagangan di luar negeri dengan serangkaian pendampingan teknis terkait ekspor dan fasilitasi dalam bentuk penjajakan kerja sama bisnis (business matching).
“Kolaborasi ini telah membuka akses baru ke pasar internasional sekaligus memperkuat daya saing produk UMKM Indonesia di tingkat global. Hal ini pun menjadi bukti nyata sinergi pemerintah dan swasta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Budi.
Budi pun mengungkapkan, untuk memperkuat kinerja perdagangan Indonesia, Kemendag telah menyusun tiga program utama. Ketiga program ini, yaitu Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, dan Peningkatan UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Terkait perluasan pasar ekspor, Kemendag terus memperkuat diplomasi perdagangan internasional serta bidang promosi dan informasi ekspor. Sementara itu, terkait peningkatan UMKM BISA Ekspor, ada beberapa program yang Kemendag miliki.
“Kemendag memiliki pendampingan desain melalui Indonesia Design Development Center (IDDC). Untuk mencetak eksportir UMKM baru, Kemendag bersinergi dengan institusi pembina UMKM, lembaga pembiayaan, badan-badan usaha milik negara, pihak swasta, dan agregator,” kata Budi.
Budi menyampaikan selamat atas keberhasilan para pelaku UMKM yang telah berhasil menembus pasar ekspor. Diharapkan, pelepasan ekspor empat UMKM dapat memotivasi UMKM lainnya untuk melakukan hal serupa.
“Kemendag juga mengapresiasi atas kerja kerasnya dalam mendorong peningkatan ekspor produk UMKM Indonesia. Semoga pelepasan ekspor ini menjadi motivasi bagi UMKM lainnya dalam mengakselerasi peningkatan produk unggulan Indonesia ke pasar global,” ungkap Budi.
Lebih lanjut terkait UMKM, Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Helvi Y Moraza mengatakan, pelaku UMKM saat ini masih mengalami kendala klasik terkait permodalan, utamanya dari sisi terbatasnya modal dan sulitnya mengakses modal. Sedangkan untuk inovasi dan produksi, UMKM sebenarnya sudah cukup mahir, hanya sayangnya belum bisa diserap oleh pasar secara optimal.
“Dua tugas itu yang diberikan kepada Pak Menteri UMKM dan saya. Bapak Presiden berpesan agar UMKM dibukakan akses modal dan channel pasar sebanyak-banyaknya,” ujar Helvi.
Merespons amanat tersebut, Wamen Helvi mengaku mulai bergerak cepat menghubungi perbankan untuk memastikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat disalurkan dengan baik, sekaligus mengidentifikasi struktur permodalan yang belum terformalkan.
Di samping itu, untuk melihat peluang akses pasar yang lebih luas di era sekarang, Helvi berpesan agar UMKM memiliki keberanian untuk masuk ke dalam sistem digital. “UMKM tidak lagi bisa bermanja-manja dengan sistem konvensional, suka tidak suka harus masuk ke sistem digitalisasi ekonomi,” ujar Helvi.
Dari beberapa kompleksitas yang dialami UMKM, Helvi mengungkapkan bahwa UMKM seharusnya memiliki porsi tersendiri di sektor manufaktur, salah satunya berkaitan dengan keikutsertaannya ke dalam rantai pasok.
Untuk itu, Kementerian UMKM, Helvi mengaakan, akan bersinergi dengan berbagai stakeholder, salah satunya Kementerian BUMN untuk menerjemahkan arahan Presiden Prabowo terkait dengan upaya mendorong UMKM agar masuk ke dalam siklus ekosistem industri dalam negeri.
“Kami harap, paling tidak UMKM bisa mengambil porsi separuh dari rantai pasok berdasarkan potensi daerah, maupun keragaman manufaktur daerah,” jelas Helvi.
NERACA Merauke – Tokoh Masyarakat Papua Selatan, John Gluba Gebze, menegaskan dukungannya terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Pangan di Merauke…
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kolaborasi. Kolaborasi yang erat…
NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn meresmikan kantor unit pendukung Regional Comprehensive…
NERACA Merauke – Tokoh Masyarakat Papua Selatan, John Gluba Gebze, menegaskan dukungannya terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Pangan di Merauke…
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kolaborasi. Kolaborasi yang erat…
NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn meresmikan kantor unit pendukung Regional Comprehensive…