Kolaborasi Jadi Faktor Utama Tumbuhnya Bisnis Pelaku Industri Jasa Konstruksi

 

NERACA

Jakarta – Tren pertumbuhan industri jasa konstruksi di Indonesia menunjukkan hasil positif. Hingga semester pertama 2024, nilai bisnis konstruksi di Indonesia mencapai Rp 423,4 triliun atau 12,73 persen dari Rp 3.325,1 triliun total anggaran belanja negara tahun 2024. 

Capaian ini memberi harapan besar bagi pelaku industri, termasuk BlueScope Indonesia, salah satu pemain utama di industri baja nasional. Wakil Presiden Sales dan Marketing di NS BlueScope Indonesia Irfan Fauzie menyatakan tren positif industri jasa konstruksi ini telah memberikan hasil yang baik bagi para pelaku usaha.

“Pertumbuhan yang positif ini akan bisa terus berlanjut kalau semua pelaku industri bisa saling berkolaborasi dan bersinergi dengan cara menghadirkan produk berkualitas dalam mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia,” katanya, seperti dikutip, kemarin. 

Dalam kesempatan tersebut, Irfan melihat pertumbuhan yang positif itu didorong juga dengan sejumlah agenda reguler yang difasilitasi oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum. Salah satunya adalah program tahunan Konstruksi Indonesia 2024 yang menampilkan lebih dari 150 brand dengan menyedot pengunjung 15 ribu dalam pameran yang digelar selama dua hari, 6-8 November 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Kegiatan tersebut digelar oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Konstruksi dengan mengangkat tema “Agility dan Adaptability Sektor Konstruksi yang Berdaya Saing”.

Irfan mengatakan kegiatan semacam itu bernilai sangat positif. “Di sini menjadi ruang berkolaborasi strategis dengan banyak pihak dalam peningkatan pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui produk-produk yang berkualitas tinggi,” ujarnya.

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti. Saat menutup pameran KI 2024, ia mengatakan pentingnya kolaborasi dalam mendorong inovasi di sektor konstruksi. Ia menyatakan kegiatan Konstruksi Indonesia menunjukkan bahwa para pelaku jasa konstruksi di Indonesia mampu berkolaborasi dan siap untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur, sejalan dengan program Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.  “Kolaborasi merupakan kunci,” katanya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PU Abdul Muis mengatakan kolaborasi di industri sudah menjadi keniscayaan yang harus dilakukan. Namun dia juga mengatakan pihaknya mendukung berbagai langkah konkret Kementerian PU untuk meningkatkan keberlanjutan di sektor konstruksi, dengan mempromosikan teknologi dan material yang mendukung konsep pembangunan rendah emisi.

BERITA TERKAIT

Program Makan Bergizi Gratis Butuh 30 Ribu Ahli Gizi

    NERACA Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut program Makan Bergizi Gratis membutuhkan 30 ribu ahli…

Indonesia Dinilai Bisa Sediakan Energi Listrik Bersih di Pedesaan dan Wilayah 3T

    NERACA Jakarta – Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai Pemerintah Indonesia sangat memungkinkan untuk menyediakan listrik bersih…

Penghapusan BPHTB dan PBG Percepat Program 3 Juta Rumah

  NERACA Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyampaikan penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Program Makan Bergizi Gratis Butuh 30 Ribu Ahli Gizi

    NERACA Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut program Makan Bergizi Gratis membutuhkan 30 ribu ahli…

Indonesia Dinilai Bisa Sediakan Energi Listrik Bersih di Pedesaan dan Wilayah 3T

    NERACA Jakarta – Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai Pemerintah Indonesia sangat memungkinkan untuk menyediakan listrik bersih…

Kolaborasi Jadi Faktor Utama Tumbuhnya Bisnis Pelaku Industri Jasa Konstruksi

  NERACA Jakarta – Tren pertumbuhan industri jasa konstruksi di Indonesia menunjukkan hasil positif. Hingga semester pertama 2024, nilai bisnis…