NERACA
Batam – Emiten produsen pipa industri minyak dan gas (migas) PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) melalui anak usahanya, PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) memastikan proyek pembangunan plant 2 di Batam akan rampung pada kuartal tiga 2025. “Kita targetkan pembangunan pabrik kedua rampung tahun depan dengan total kapasitas mencapai 70 ribu ton pertahun,”kata direktur PT Rainbow Tubulars Manufacture, Barkeilona di Batam, kemarin.
Disampaikannya, pembangunan pabrik baru ini akan mampu meningkatkan kapasitas produksi dari 30 ribu ton pertahun menjadi 70 ribu ton pertahun. Dimana nilai investasinya sendiri membengkak dari semua Rp250 miliar menjadi Rp 300 miliar keatas dari capex yang dianggarkan Sunindo.”Kenaikan investasi ini karena harga bahan baku dan bangunan juga naik,”tuturnya.
Dengan adanya Plant-2 ini, maka RTM diharapkan dapat memenuhi kebutuhan domestik yang diperkirakan meningkat sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak di Indonesia, dan akan dapat memiliki kapasitas lebih untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang sejak 2023 dihentikan karena RTM mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Perseroan sendiri belum menyebutkan target bisnis di tahun depan. Hanya saja, lanjut Barkeilona, potensi bisnis pasar pipa migas sangat prospek kedepan seiring dengan upaya pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang menyebutkan akan ada 1000 sumur baru untuk mengejar target lifting minyak satu juta barel.
RTM membuka babak baru dalam industry pipa untuk kebutuhan Migas dengan menjadi pabrikan pipa OCTG Seamless pertama yang berproduksi di Indonesia. Produksi perdana RTM dimulai pada tahun 2017 untuk pasar ekpor dan pada tahun 2018 mulai memasok kebutuhan domestik. Sejak tahun 2018 sampai saat ini kontribusi RTM terus bertambah dalam memasok kebutuhan pipa khususnya Tubing untuk kebutuhan domestik.
Sementara Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro menyebutkan, ada tantangan industri migas kedepan seperti, kebutuhan pipa yang meningkat lantaran ada 50 proyek besar, termasuk proyek strategis nasional (PSN) yang agak digulirkan untuk mendongkrak lifting minyak dan gas di Indonesia,”Pencapaian target ini tidak akan tercapai, tanpa didukung suplai industri pipa seperti RTM dalam mendukung produksi migas,”tuturnya.
Apalagi, industri penunjang ini akan kebawa seiring denhahn kemajuan industri hulu migas. Hudi juga mendorong pelaku kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) untuk bisa memakai produk dalam negeri, seperti RTM dengan TKDN yang sudah mencapai 40%. “Kita punya kewajiban mendorong kehadiran industri hulu migas di daerah bisa memberikan multiplayer effect secara ekonomi bagi masyarakat di daerah operasional, termasuk pemafaatan produk lokal,”tandasnya.
Direktur Utama SUNI, Willy Johan Chandra pernah bilang, hadirnya pabrik baru SUNI juga untuk memperkuat industri pipa lokal dalam memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas ke depannya. Perseroan berkomitmen mendukung program pemerintah yang telah menetapkan target lifting minyak dan gas bumi sebesar masing-masing 1 juta BOPD (barrel oil per day) dan 12 BSCFD (billion standard cubic feet per day) pada tahun 2030.
Dengan target tersebut, Indonesia menjadi captive market untuk produk seamless pipes/OCTG tubing dan memberikan peluang bagi Perseroan untuk menjamin keberlangsungan usaha ke depannya.“SUNI merupakan perusahaan pionir dan satu-satunya di Indonesia dalam penyediaan produk seamless pipes/OCTG tubing. Sebagai produsen pipa lokal, SUNI memiliki potensi kuat untuk bertumbuh secara berkelanjutan. Pertumbuhan Perseroan juga semakin kuat didukung dengan adanya regulasi pemerintah yang mengatur standar TKDN untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor ditambah dengan kebutuhan energi yang akan terus meningkat ke depannya,” kata Willy.
NERACA Jakarta – Upaya pemerintah menyelamatkan PT Indofarma Tbk. (INAF) dari kebangkrutan, salah satunya adalah dengan mejual aset yang ada.…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/11) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta- Meski kinerja keuangan di kuartal tiga 2024 masih negatif, hal tersebut tidak membuat ciut PT Transcoal Pacific Tbk.…
NERACA Batam – Emiten produsen pipa industri minyak dan gas (migas) PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) melalui anak usahanya, PT…
NERACA Jakarta – Upaya pemerintah menyelamatkan PT Indofarma Tbk. (INAF) dari kebangkrutan, salah satunya adalah dengan mejual aset yang ada.…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/11) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…