Indonesia Komit Kembangkan Industri Hijau

NERACA

Jakarta – Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan industri hijau, salah satunya melalui kebijakan terkait dekarbonisasi, yaitu upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan bergeser ke energi yang lebih bersih serta berkelanjutan. Beberapa elemen utama kebijakan dekarbonisasi di Indonesia melibatkan sektor energi, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi mengungkapkan, “dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan dan adanya pasar karbon nasional, Indonesia memiliki peluang besar untuk mendorong penerapan industri hijau.”

Andi pun menegaskan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berperan aktif dalam memfasilitasi pemberian sertifikasi Standar Industri Hijau (SIH). Hingga Mei 2024, sertifikat SIH telah diberikan kepada 74 perusahaan. “Dukungan ini diharapkan dapat mengakselerasi transformasi industri menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Andi.

Sejumlah unit kerja di bawah BSKJI turut mendukung percepatan transformasi industri hijau, termasuk yang dilaksanakan oleh Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Surabaya. Adapun peran BSPJI Surabaya dalam upaya dekarbonisasi meliputi penyediaan jasa pengujian udara emisi dan ambien, penggunaan infrastruktur berbasis solar panel, melakukan pelatihan industri hijau, kampanye/sosialisasi industri hijau, dan terlibat dalam tim penyusun standar industri hijau.

Andi memberikan apresiasi kepada BSPJI Surabaya yang telah menyelenggarakan Temu Industri tahun 2024 dengan tema “Together for Sustainability”. “Sesuai tema yang diusung, kami berharap kinerja pelayanan jasa oleh BSPJI Surabaya dalam mengakomodasi kebutuhan layanan industri nasional dan khususnya di wilayah Jawa Timur, sehingga menjadi lembaga mitra bagi industri dalam mewujudkan industri yang berkelanjutan, mandiri dan berdaya saing,” papar Andi.

Kepala BSPJI Surabaya, Ransi Pasae optimis melalui dukungan layanan dan jasa yang disediakan oleh BSPJI Surabaya, sektor industri nasional akan terus berkembang sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh pemerintah. “Layanan kami antara lain verifikasi emisi gas rumah kaca, sertifikasi sistem manajemen lingkungan, serta audit teknologi dan energi,” ungkap Ransi.

Ransi menambahkan, BSPJI Surabaya juga dapat menjadi mitra strategis bagi industri dalam meningkatkan daya saing dan mendukung keberlanjutan di era ekonomi hijau dan digital. “Kami juga memiliki layanan sertifikasi, pengujian, serta bimbingan teknis, khususnya dalam penerapan SNI dan peraturan terkait industri berbasis teknologi,” imbuh Ransi.

Bahkan, BSPJI Surabaya memiliki peran dalam optimalisasi penerapan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor dan mendukung pengembangan industri lokal. Saat ini, sebanyak 450 perusahaan di Provinsi Jawa Timur telah memperoleh sertifikat TKDN (Tingkatt Komponen Dalam Negeri).

“Kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan penggunaan produk lokal dalam rantai pasok nasional dan memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global,” tutur Ransi.

Selama ini, Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah pusat industri yang berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah dan nasional. Pada triwulan III 2024, sektor industri pengolahan di Provinsi Jawa Timur menyumbang hingga 25,55 persen terhadap perekonomian Pulau Jawa dan mencatat pertumbuhan sebesar 5,92 persen.

Adapun dominasi sumbangsih subsektor industri di Jawa Timur, yaitu industri makanan dan minuman yang mencapai 40,18 persen dari keseluruhan industri pengolahan, disusul oleh industri tembakau (22,78 persen) serta kimia dan farmasi (9,83 persen). Melalui capaian tersebut, Jawa Timur menjadi provinsi dengan peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan dan produk industri olahan nasional.

Bahkan, sebelumnya Presiden RI, Prabowo Subianto pun mengungkapkan di tengah dinamika tantangan dunia global dan geopolitik, Indonesia kini menapaki langkah menuju kemandirian energi melalui optimalisasi pemberdayaan sumber daya lokal. Komitmen ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi, tetapi juga sebagai strategi jangka panjang guna meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Dalam rangka mendukung visi Indonesia tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berkomitmen untuk terus mendorong sektor industri manufaktur agar menjadi lebih tangguh dan berdaya saing global. Selain itu industri diharapkan dapat berperan terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui pemanfaatan inovasi teknologi dan sumber daya nasional secara optimal.

 

BERITA TERKAIT

Dorong Pelaku IKM Terapkan Teknologi Digital

NERACA Jakarta – Di tengah persaingan ekonomi global yang semakin ketat, implementasi teknologi industri 4.0 tak dapat dihindari. Pemerintah terus…

Saatnya Tekan Produksi Limbah Tekstil dengan Sustainable Fashion

NERACA Aceh Besar – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya mengatakan fesyen merupakan salah satu subsektor ekonomi…

Peningkatan Daya Saing dan Kemandirian Industri Nasional Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan daya saing dan kemandirian industri nasional. Salah satu upayanya adalah memacu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Dorong Pelaku IKM Terapkan Teknologi Digital

NERACA Jakarta – Di tengah persaingan ekonomi global yang semakin ketat, implementasi teknologi industri 4.0 tak dapat dihindari. Pemerintah terus…

Indonesia Komit Kembangkan Industri Hijau

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan industri hijau, salah satunya melalui kebijakan terkait dekarbonisasi, yaitu upaya mengurangi…

Saatnya Tekan Produksi Limbah Tekstil dengan Sustainable Fashion

NERACA Aceh Besar – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya mengatakan fesyen merupakan salah satu subsektor ekonomi…