NERACA
Jakarta – Kementerian Perdagangan melalui Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) menargetkan nilai ekspor sebesar USD294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1 persen pada 2025. Nilai ekspor ini harus terus meningkat hingga 2029 dan mencapai USD405,69 miliar dengan pertumbuhan 9,64 persen. Target nilai ekspor tersebut akan mendukung target pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo Subianto sebesar 8 persen. Pasalnya, pertumbuhan ekspor merupakan salahsatu pengungkit pertumbuhan ekonomi yang memberikan kontribusi cukup besar.
“Presiden Prabowo Subianto telah mentargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen pada 2029 mendatang. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, ekspor Indonesia harus tumbuh 7--10 persen. BKPerdag menargetkan, pada 2025, nilai ekspor ditargetkan mencapai USD294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1 persen. Nilai ekspor harus terus meningkat hingga 2029 dan ditargetkan mencapai USD405,69 miliar dengan pertumbuhan 9,64 persen,” jelas Kepala BKPerdag Fajarini Puntodewi.
Lebih lanjut, World Bank dan International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2025 mencapai 2,7 persen hingga 3,2 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen atau meningkat dibandingkan dari proyeksi pertumbuhan 2024 sebesar 5 persen. Pertumbuhan volume perdagangan barang dan jasa global juga diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dari 2024 dan mencapai 3,4 persen.
Puntodewi menekankan, dibutuhkan kebijakan kunci, pendorong kunci, dan sektor kunci yang mampu menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai target tersebut. Salah satu kuncinya adalah ekspor yang tumbuh tinggi. Kementerian Perdagangan (Kemendag) memiliki tiga fokus program saat ini untuk mencapai target tersebut.
Pertama, pengamanan pasar dalam negeri sehingga produk lokal dapat berdaya saing menjadi tuan rumah di pasar dalam negeri. Kedua, perluasan pasar ekspor dengan meningkatkan pangsa pasar produk ekspor Indonesia di pasar global. Ketiga, peningkatan UMKM ‘Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor' untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM terhadap ekspor nasional.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia M.Faisal dalam kesempatan tersebut menyatakan, surplus perdagangan Indonesia diperkirakan berlanjut di tahun 2025 meski menipis. Selain itu, harga komoditas berpotensi kembali melemah akibat peningkatan penawaran dan tekanan permintaan.
Menurut Faisal, tahun 2025 akan lebih menantang bagi Indonesia karena penetrasi ekspor ke mitra dagang utama terkendala melemahnya permintaan dan peningkatan hambatan perdagangan. Lebih lanjut, peningkatan tarif impor Amerika Serikat untuk produk-produk Tiongkok sebagai dampak terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden Amerika Serikat berpotensi semakin mendorong trade diversion oleh Tiongkok ke pasar-pasar potensial yang lebih mudah diakses, seperti Indonesia. Kondisi ini akan semakin menekan penetrasi pasar domestik industri nasional, termasuk industri tekstil dan produk tekstil.
Sementara itu, Ketua Komite Perdagangan Luar Negeri Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Budihardjo Iduansjah menjabarkan peluang dan tantangan perdagangan luar negeri 2025. Peluangnya antara lain meliputi pergeseran rantai nilai global sehingga memunculkan rantai nilai regional dan optimalisasi perjanjian dagang preferensi.
Sedangkan tantangannya meliputi gejala deindustrialisasi, ekonomi yang berbiaya tinggi, dan kebijakan mitra dagang utama (AS dan Tiongkok).
Adapun Tenaga Pendidikan Magister Administrasi Publik UGM Arum Kusumaningtyas menekankan bahwa strategi pemerintah pada 2025-2029 perlu berfokussalah satunya pada perbaikan tata kelola pemerintahdan perdagangan yang mencakup kewenangan pusat dan daerah.
GTT merupakan salah satu forum dialog kebijakan yang dilaksanakan secara rutin oleh Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) untuk mendukung perumusan rekomendasi kebijakan di Kemendag. GTT #17 diharapkan dapat menjadi wadah untuk menggali informasi dan memperoleh masukan dari para pemangku kepentingan terkait untuk memetakan peluang dan tantangan perdagangan luar negeri Indonesia pada 2025, serta merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat untuk menghadapinya.
Sekedar catatan, periode Januari—Oktober 2024 mencatatkan nilai yang melampaui periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sepanjang periode Januari—Oktober 2024, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD 217,24 milliar atau naik 1,33 persen dari Januari—Oktober 2023.
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng otoritas Norwegia guna meningkatkan kapasitas pengujian mutu dan…
NERACA Jakarta – Pada periode Januari—Oktober2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD192,81 miliar atau naik 5,25 persen dibanding periode yang…
Banjarmasin – Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya sinergi antara institusi pendidikan dan pemerintah dalam…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan melalui Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) menargetkan nilai ekspor sebesar USD294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1 persen…
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng otoritas Norwegia guna meningkatkan kapasitas pengujian mutu dan…
NERACA Jakarta – Pada periode Januari—Oktober2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD192,81 miliar atau naik 5,25 persen dibanding periode yang…