NERACA
Sukabumi - Meskipun hingga saat ini inflasi Kota Sukabumi masih terjaga. Namun, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi, terus berupaya melakukan penanganan terhadap nilai inflasi tetap terkendali. Salah satunya, tetap melakukan koordinasi dengan berbagai lintas sektoral.
"Alhamdulillah, inflasi Kota Sukabumi masih terjaga di kisaran 2,5 ± 1 %," ujar kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, kepada Neraca, Senin (11/11).
Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Sambung Erni, Kota Sukabumi pada Oktober 2024 alami inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,40%. Hal itu lantaran, dipicu kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Diantaranya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,27 %, kelompok pakaian dan alas Kaki sebesar 0,11%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,46 %. Kemudian, kelompok kesehatan 79%, pendidikan 3,96%, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainya sebesar 0,85%.
Erni menambahkan, dari data resmi BPS juga menunjukan, pada Oktober 2024 untuk inflasi year on year (y-on-y) Kota Sukabumi sebesar 1,80%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,34. Inflasi y-on-y terjadi, karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran. Seperti, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,73 %, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,33%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19%, kelompok kesehatan sebesar 5,20%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,71 %, kelompok pendidikan sebesar 4,41 %, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,51 %, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,78 persen.
"Kalau tingkat inflasi year to date (y-to-d) Kota Sukabumi pada bulan Oktober 2024 sebesar 1,39%," jelasnya.
Begitu juga, kata Erni, data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, komoditas pada Oktober 2024, rata-rata alami kenaikan harga. Diantaranya, cabai merah besar TW dari Rp20.000 menjadi Rp25.000/kg, cabai hijau besar dari Rp24.000 menjadi Rp25.000/kg, bawang merah dari Rp30.000 menjadi Rp32.000/kg, daging ayam broiler dari Rp36.000 menjadi Rp37.000/kg, bawang bombay dari Rp28.000 menjadi Rp30.000/kg.
"Berdasarkan data dari Diskumindag Kota Sukabumi, di Oktober 2024, rata-rata harga komoditas memang terjadi kenaikan," jelas Erni.
Erni mengungkapkan, dalam pengendalian inflasi, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya, akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.
"Termasuk, menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah, yang dapat mengganggu stabilitas harga dan keterjangkauan barang dan jasa," pungkasnya. Arya
NERACA Bandung – Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar (Kanwil DJP WPB) bekerjasama dengan Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI)…
NERACA Bekasi – Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral, Lingkungan…
NERACA Sebatik – Di tengah keindahan alam perbatasan Indonesia-Malaysia, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengambil langkah strategis untuk memperkuat ekonomi…
NERACA Bandung – Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar (Kanwil DJP WPB) bekerjasama dengan Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI)…
NERACA Bekasi – Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral, Lingkungan…
NERACA Sebatik – Di tengah keindahan alam perbatasan Indonesia-Malaysia, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengambil langkah strategis untuk memperkuat ekonomi…