NERACA
Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memenuhi panggilan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Kepresidenan Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Amran melaporkan mengenai upaya memenuhi kebutuhan susu nasional melalui kemudahan impor sapi perah yang rencannya akan dilakukan perusahaan investasi asal Vietnam pada 2025 mendatang.
Amran menjelaskan bahwa investor Vietnam tertarik untuk membangun peternakan sapi perah berskala besar di Indonesia. “Kami terus berupaya mempermudah proses agar mereka tertarik berinvestasi di Indonesia,” ujar Amran.
Menurut Amran, impor sapi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai swasembada daging dan susu melalui pengadaan sapi indukan dari luar negeri. Rencana ini juga menawarkan peluang bagi pengusaha lokal dan internasional untuk berkontribusi dalam program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah saat ini.
Pemerintah telah menyiapkan lahan di tiga lokasi sebagai tempat pembangunan peternakan sapi perah. Tiga tempat yang dimaksud adalah Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. “Kami sudah meninjau Poso bersama perusahaan TH Group. Di sana ada lahan seluas 12 ribu hektare, sementara di Sulawesi Selatan ada 30 ribu hektare dan di Kalimantan Tengah 50 ribu hektare,” jelas Amran.
Seperti diketahui, TH Group merupakan perusahaan besar asal Vietnam yang siap mendukung Indonesia dalam meningkatkan produksi daging sapi dan susu domestik. Mereka berencana mengembangkan industri pembibitan sapi, budidaya ternak, pemenuhan pakan berkualitas, distribusi, pengolahan, serta peningkatan kapasitas peternak lokal.
Investasi dari Vietnam ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) di bidang pertanian yang ditandatangani pada 19 Mei lalu. Mentan menambahkan bahwa impor sapi indukan sangat penting untuk mempercepat ketersediaan susu dalam program yang dicanangkan Presiden. Mengandalkan sapi indukan yang sudah ada akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai swasembada.
“Rencana investasi dari Vietnam dengan pengadaan sekitar 250 ribu ekor sapi ini akan berdampak besar bagi kepentingan nasional,” ujar Amran.
Hal senada diungkapkan juga oleh Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, bahwa pihaknya berupaya mendatangkan investor untuk membangun industri sapi perah dan sapi potong menjadi langkah kunci untuk mencapai swasembada. “Untuk swasembada daging dan susu, kita tidak bisa hanya mengandalkan indukan yang ada. Diperlukan sapi baru dari investor dalam dan luar negeri,” jelas Sudaryono atau yang biasa disapa Mas Dar, di Jakarta.
Mas Dar pun menekankan bahwa pemerintah tidak akan melakukan impor susu atau sapi melalui APBN, melainkan membuka ruang bagi pengusaha lokal dalam dan luar negeri untuk berinvestasi. Menurutnya, Kementan hanya memberikan asistensi dan menyiapkan lahan bagi perusahaan yang ingin membangun industri ini.
“Yang impor kan bukan negara, tetapi perusahaan-perusahaan yang akan berinvestasi dan mengembangkan sapi di Indonesia. Kita kawal dan Kementan beri asistensi ataupun menyiapkan lahan,” ujar Mas Dar.
Mas Dar juga mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 140 perusahaan yang berkomitmen mendatangkan sapi, dengan total komitmen mencapai sekitar 2 juta ekor, terdiri dari 1,3 juta sapi perah dan 700 ribu sapi potong. Oleh karena itu, ia mengungkapkan bahwa Kementan akan terus mendorong agar hal tersebut realisasi.
“Setiap perusahaan beda-beda. Ada yang rencana impornya seratus ribu, puluhan ribu, lima ratus, atau dua ratus. Dari komitmen, totalnya sekitar 2 juta ekor dengan 1,3 juta ekor sapi perah dan 700 ribu sapi pedaging. Ini kan orang janji, kerjaan kita ya ngejar agar ini segera terealisasi,” ungkap Mas Dar.
Selain itu, Mas Dar berharap peningkatan produksi daging dan susu ini mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. “Dengan mendatangkan sapi baru, kami harap kebutuhan untuk program ini dapat terpenuhi,” kata Mas Dar.
Mas Dar juga menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengimpor susu dari Vietnam, melainkan mengajak investor dari negara tersebut untuk membangun industri sapi perah di Indonesia.
Sebelumnya saat Mas Dar di Bandung mengaku optimis Indonesia mampu mewujudkan swasembada susu dan daging sapi dalam waktu yang tidak lama.
"Jadi ini sangat menggembirakan secara kemampuan kita mampu (swasembada) karena itu nanti kita akan laporkan kepada Pak Menteri, tentu kita laporkan kepada Presiden Pak Jokowi dan juga kita laporkan kepada Presiden berikutnya bahwa ke depan harus ada keputusan politik agar kita tidak impor," ujar Mas Dar.
NERACA Merauke - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa program Optimalisasi Lahan (OPLAH) Rawa seluas 40 ribu hektar (ha) di…
NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, tiga program kerja (proker) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjadi bagian dari Program Quick…
NERACA Jakarta – Ada yang unik di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Tebet,…
NERACA Merauke - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa program Optimalisasi Lahan (OPLAH) Rawa seluas 40 ribu hektar (ha) di…
NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, tiga program kerja (proker) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjadi bagian dari Program Quick…
NERACA Jakarta – Ada yang unik di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Tebet,…