NERACA
Jakarta – Pada periode November2024, seluruh komoditas produk pertambangan yang dikenakan Bea Keluar (BK) mengalami kenaikanharga jika dibandingkan dengan periode Oktober 2024. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan produk pertambangan di pasar dunia.
Kenaikan harga ini turut memengaruhi Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan BK periode November2024. Penetapantersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor1534 Tahun 2024 pada 29 Oktober 2024 tentang Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar.
“Seluruh komoditas produk pertambangan yang dikenakan BK mengalami kenaikan harga pada periode November 2024 jika dibandingkan dengan periode Oktober 2024. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan permintaan komoditas tersebut di pasar dunia,” ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendaag), Isy Karim.
Produk pertambangan dengan kenaikanharga rata-rata pada periode November 2024, yaitu konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen) dengan harga rata-rata USD 4.081,31/WE atau naik sebesar 5,57persen; konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) (Fe ≥ 50 persen dan Al2O2+ SiO2≥ 10 persen) dengan harga rata-rata USD43,45/WE atau naik6,45persen
Lalu, konsentrat timbal (Pb ≥ 56 persen) dengan harga rata-rata USD 845,28/WE atau naik2,31persen; dan konsentrat seng (Zn ≥ 51 persen) dengan harga rata-rata USD886,18/WE atau naik 16,59 persen. HPE produk pertambangan periode November2024 ditetapkan berdasarkanmasukan tertulis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku instansi teknis terkait.
Sebelum memberikan usulan tersebut, Kementerian ESDM menghitung data berdasarkan harga dari Asian Metal, London Bullion Market Association (LBMA), dan London Metal Exchange (LME).
Selanjutnya, HPE ditetapkan setelahrapat koordinasi antarinstansi terkait yang terdiri atas Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perindustrian.
Sebelymnya, pada periode Oktober2024, variasi tren permintaan berdampak pada fluktuasi harga beberapa komoditas produk pertambangan di pasar dunia. Konsentrat tembaga, konsentrat seng, dan konsentrat timbal menunjukkan kenaikkan harga dibandingkan periode September 2024, sementara harga besi laterit turun.
Hal ini mempengaruhi penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan Bea Keluar (BK) untuk periode Oktober 2024. Produk pertambangan yang harga rata-ratanya meningkat pada periode Oktober 2024.
Lebih lanjut, terkait tambang, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengingatkan pentingnya keseimbangan antara profit dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
"Mineral dan batubara adalah salah satu komoditas unggulan ekspor kita. Sekalipun di dunia global sekarang sedang berbicara tentang energi baru terbarukan, ekspor batubara kita tetap salah satu yang terbesar, hampir 600 juta ton. Tetapi kita tidak boleh terlena, karena kita sudah punya target tahun 2060 Net Zero Emission (NZE)," ujar Bahlil.
Pada kesempatan ini Bahlil juga menyampaikan bahwa capaian target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor pertambangan hingga September 2024 telah mencapai 87,5 persen. "Saya juga bersyukur kepada Tuhan bahwa hari ini target daripada realisasi PNPB kita sudah mencapai 87,5 persen sampai dengan September. Mudah-mudahan bisa tercapai sesuai dengan target yang ada," kata Bahlil.
Terkait Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), Bahlil menekankan pentingnya pengelolaan yang bijak agar keseimbangan antara suplai dan permintaan tetap terkendali atau berkelanjutan. Ia mengingatkan bahwa jika suplai terlalu banyak sementara permintaan menurun, hal tersebut dapat menyebabkan harga menjadi tidak terjangkau. Oleh karena itu, pengelolaan harus dilakukan dengan asas transparansi untuk menjaga stabilitas.
Selain itu Bahlil juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan tambang lokal dengan investor asing dalam pengelolaan smelter. "Smelter-smelter yang ada, baik dari Eropa, Korea, Jepang, maupun China, harus mampu berkolaborasi dengan teman-teman yang punya IUP di sini," ujar Bahlil.
NERACA Merauke - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa program Optimalisasi Lahan (OPLAH) Rawa seluas 40 ribu hektar (ha) di…
NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, tiga program kerja (proker) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjadi bagian dari Program Quick…
NERACA Jakarta – Ada yang unik di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Tebet,…
NERACA Merauke - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa program Optimalisasi Lahan (OPLAH) Rawa seluas 40 ribu hektar (ha) di…
NERACA Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, tiga program kerja (proker) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjadi bagian dari Program Quick…
NERACA Jakarta – Ada yang unik di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Tebet,…