NERACA
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR, Iman Adinugraha, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait maraknya impor baja murah dari China. Ini dinilai mengancam industri dalam negeri. Baja-baja impor yang membanjiri Indonesia diketahui berasal dari kelebihan kapasitas global sebesar 632 juta ton. Namun, memiliki kualitas rendah dan mayoritas tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Masalah ini dikhawatirkan memberi efek domino. Misalnya berdampak terhadap ketahanan industri, kesehatan publik, serta keamanan konstruksi dalam negeri. “Masuknya baja murah berkualitas rendah ini mengancam keberlangsungan industri baja dalam negeri yang saat ini sudah berusaha keras untuk memenuhi SNI. Produk-produk baja yang tidak memenuhi SNI dapat menimbulkan risiko bagi proyek-proyek konstruksi, baik infrastruktur maupun bangunan publik, yang pada akhirnya mengancam keselamatan masyarakat,” ujar Iman Adinugraha, Rabu (30/10).
Iman menambahkan produk baja murah ini tidak hanya merusak daya saing industri dalam negeri. Sebab, turut meningkatkan risiko kegagalan struktural karena tidak memenuhi standar kualitas. “Tahun ini saja impor baja dari Tiongkok mengalami lonjakan signifikan. Produk ini terus masuk ke pasar Indonesia dengan harga murah karena over kapasitas di negara asal, tetapi kualitasnya jauh di bawah standar yang seharusnya," Iman menjelaskan.
Ia menambahkan jika baja ini digunakan sebagai bahan baku di sektor konstruksi atau industri berat, potensi kerugiannya sangat besar. Dan, tanda-tanda itu sudah terlihat.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kasus telah membuktikan penggunaan baja impor yang tidak sesuai SNI dapat berujung pada bencana. Salah satu studi kasus yang mengemuka adalah runtuhnya beberapa proyek konstruksi di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Pada 2021, sebuah proyek pembangunan jembatan di Sumatra Barat mengalami keruntuhan saat dalam proses konstruksi. Ini saat investigasi lebih lanjut mengungkap baja yang digunakan tidak sesuai memenuhi SNI dan cenderung rentan terhadap korosi dan beban berat.
Kerugian yang diakibatkan kegagalan ini mencapai miliaran rupiah. Bahkan, mengancam keselamatan pekerja serta masyarakat di sekitarnya. “Bukan hanya industri kita yang dirugikan, tetapi juga nyawa masyarakat menjadi taruhannya. Kita harus memastikan agar produk yang beredar di pasaran benar-benar memenuhi standar yang telah ditetapkan," tegasnya.
Menurutnya Ini bukan sekadar bisnis atau persaingan. Itu karena menyangkut keamanan dan keselamatan rakyat.
Iman mendesak pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terkait kebijakan impor baja. Kemudian juga memperketat pengawasan atas produk-produk baja yang masuk ke Indonesia.
Ia juga meminta agar ada transparansi dan penguatan data terkait jumlah serta kualitas baja impor yang tidak lolos SNI. Hal ini guna menghindari risiko di masa mendatang. “Sudah saatnya kita fokus pada upaya perlindungan industri baja nasional, baik dengan meningkatkan kapasitas produksi, mengurangi ketergantungan impor, maupun memperkuat regulasi SNI. Hal ini juga perlu diimbangi dengan tindakan tegas terhadap perusahaan yang masih menggunakan baja murah tak bersertifikat SNI," tandasnya.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (Indonesian Iron & Steel Industry Association/IISIA), Widodo Setiadharmaji, mengungkapkan tantangan signifikan yang dihadapi akibat kelebihan kapasitas baja global. Kelebihan kapasitas global mencapai 632 juta ton pada 2022 dan diprediksi melonjak 158 juta ton pada 2026.
Menurutnya, kelebihan kapasitas itu menjadi ancaman banjirnya impor baja murah asal China. Menurutnya hal ini harus menjadi perhatian utama. "Para pemimpin industri menyerukan perlunya kebijakan dan langkah perlindungan perdagangan yang lebih kuat untuk melindungi industri baja domestik Indonesia dari lonjakan ini," ujarnya.
Sedangkan Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR, Nicodemus Daud menekankan pentingnya penggunaan baja yang sesuai standar dalam proyek infrastruktur nasional, serta dukungan kementerian terhadap industri domestik. agus
Jakarta-Menteri Usaha Makro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, mengatakan saat ini Pemerintah sedang mengkaji lebih dalam mengenai rencana…
Jakarta-Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pemerintah telah membahas rencana penyelamatan raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang tengah…
Klarifikasi Maung Jadi Mobil Dinas Menteri, Kemenkeu : Cuma Contoh NERACA Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklarifikasi pernyataan Wakil…
Jakarta-Menteri Usaha Makro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, mengatakan saat ini Pemerintah sedang mengkaji lebih dalam mengenai rencana…
NERACA Jakarta - Anggota Komisi VII DPR, Iman Adinugraha, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait maraknya impor baja murah dari China. Ini…
Jakarta-Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pemerintah telah membahas rencana penyelamatan raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang tengah…