Pefindo Beri Peringkat D untuk Wijaya Karya

NERACA

Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat D untuk PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Peringkat tersebut berlaku sejak 9 Oktober 2024 hingga 1 Oktober 2025, mempertegas peringkat yang sama pada periode sebelumnya yang disematkan Pefindo pada April 2024. Informasi tersebut disampaikan Pefindo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Analis Pefindo, Resnanda Dahono dan Yogie Perdana mengatakan, obligor dengan peringkat idSD (Selective Default) menandakan obligor gagal membayar satu atau lebih kewajiban finansialnya yang jatuh tempo, baik atas kewajiban yang telah diperingkat atau tidak diperingkat, tetapi masih melakukan pembayaran tepat waktu atas kewajiban lainnya Efek utang diberi peringkat idD pada saat gagal bayar, atau gagal bayar atas efek utang terjadi dengan sendirinya pada saat pertama kali timbulnya peristiwa gagal bayar atas efek utang tersebut.

Disampaikan Resnanda, pihaknya juga menegaskan peringkat Obligasi Berkelanjutan (PUB) III Tahap IV di idD karena WSKT belum mendapatkan persetujuan restrukturisasi dari pemegang obligasi tersebut, dan menegaskan peringkat PUB III Tahap II, Tahap III, dan PUB IV Tahap I Perusahaan di idB.

Lebih lanjut, Pefindo juga menegaskan peringkat untuk Obligasi III dan Obligasi IV WIKA di idAAA(gg) serta Sukuk Mudharabah I di idAAA(sy)(gg) yang mencerminkan jaminan penuh, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan dari Pemerintah Indonesia. Peringkat perusahaan mencerminkan profil keuangan WSKT yang sangat lemah. ‘’Kami dapat merevisi peringkat menjadi lebih tinggi jika WIKA telah menyelesaikan program restrukturisasi dengan pemegang obligasi serta menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban keuangannya secara berkelanjutan,’’ ujarnya.

WIKA merupakan perusahaan konstruksi milik negara yang menyumbang sekitar 80% pendapatan dalam tiga tahun terakhir untuk penyediaan pekerjaan konstruksi. Bisnis lainnya meliputi beton pracetak, jalan tol, properti, fabrikasi baja, dan energi. Per 30 Juni 2024, pemerintah Indonesia memegang 75,35% saham WSKT, dan sisanya dimiliki publik.

Sampai dengan Agustus 202, WIKA mengantongi kontrak baru sebesar Rp 13,5 triliun. Kontribusi terbesar pada kontrak baru tadi berasal dari segmen industri, infrastruktur dan gedung, Engineering, Procurement, Construction, Commissioning (EPCC), hingga properti.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito menyampaikan, perolehan kontrak baru tidak lepas dari Langkah transformasi yang dilakukan Perseroan. Transformasi tadi bertujuan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk semakin kompetitif dan mencapai target-target yang ingin dicapai.“Upaya transformasi yang terus dilakukan Perseroan diharapkan semakin meningkatkan keunggulan eksekusi proyek dan pengelolaan biaya operasi, sehingga mampu menjaga competitiveness-nya serta memberikan nilai tambah bagi stakeholders," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Blue Bird dan BNI Kolaborasi Implementasi Pembayaran Menggunakan QRIS

  NERACA Jakarta – PT Blue Bird Tbk (BIRD) bersama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menjalin kolaborasi strategis dalam…

Laba Adhi Karya Terkoreksi Tajam 194,52%

NERACA Jakarta – Di kuartal tiga 2024, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) laba bersih sebesar Rp69,32 miliar atau melonjak…

DEWI Diversifikasi Produksi Makanan Olahan

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) tengah melakukan pra produksi makanan olahan sebagai langkah…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Blue Bird dan BNI Kolaborasi Implementasi Pembayaran Menggunakan QRIS

  NERACA Jakarta – PT Blue Bird Tbk (BIRD) bersama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menjalin kolaborasi strategis dalam…

Laba Adhi Karya Terkoreksi Tajam 194,52%

NERACA Jakarta – Di kuartal tiga 2024, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) laba bersih sebesar Rp69,32 miliar atau melonjak…

DEWI Diversifikasi Produksi Makanan Olahan

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) tengah melakukan pra produksi makanan olahan sebagai langkah…