Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada kesehatan, Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat) dan BSI berikan bantuan layanan Kesehatan di HUT 101 Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS). Selain bantuan layanan Kesehatan, dalam HUT 101 RSHS di Kabupaten Cirebon juga dilakukan acara pengabdian masyarakat dan bakti sosial. Informasi tersebut disampaikan BSI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas masih menjadi tantangan bagi masyarakat dhuafa di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Cirebon. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keterbatasan sumber daya menjadi hambatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
BSI Maslahat menyalurkan bantuan dana sebesar Rp500 juta untuk biaya pengobatan 1.326 penerima manfaat dari kalangan masyarakat dhuafa di 40 kecamatan Kabupaten Cirebon. Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, serta memperkuat jaringan kerelawanan melalui kerjasama dengan lembaga profesional.
RCEO BSI Bandung, Fitria Ekayani menyampaikan, kolaborasi antara BSI Maslahat, BSI, dan RS Hasan Sadikin Bandung merupakan wujud nyata komitmen perseroan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Sementara Direktur Care Program BSI Maslahat, Ilham Syahputra menambahkan, melalui program ini, BSI Maslahat berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Cirebon. “Sekaligus mendorong kesadaran akan pentingnya zakat, infaq, dan sedekah dalam membantu sesama.”katanya.
Program "Profesor Saba Desa" yang diinisiasi oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin membawa para profesor ahli untuk memberikan layanan kesehatan langsung ke masyarakat Cirebon. Salah satu penerima manfaat Diah Triana (41 tahun) menyatakan, "Saya sangat bersyukur atas adanya program ini. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan langsung dari profesor ahli. Ini sungguh membantu kami yang selama ini kesulitan mengakses layanan kesehatan berkualitas." Tuturnya.
Asal tahu saja, kondisi geografis dan ekonomi mengakibatkan tidak meratanya layanan kesehatan di Indonesia, khususnya daerah pedalaman dan terpencil Indonesia. Sekitar 40% dari 269 juta masyarakat Indonesia hidup dengan pendapatan di bawah 3.10 Dolar AS per hari. Ditambah dengan pembangunan infrastruktur penting seperti jalan raya belum seluruhnya merata, terutama di bagian timur Indonesia. Dengan kondisi tersebut, pemerataan layanan kesehatan menjadi tantangan bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
Selain itu, kesehatan hanya mendapat 5% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan terbagi untuk tiap pemerintah daerah. Angka ini menunjukan sulitnya penyediaan layanan kesehatan yang merata untuk masyarakat.
Geopolitik yang memanas hingga perang saudara, tidak hanya memunculkan dampak kerugian ekonomi hingga korban jiwa, tetapi juga angka pengungsian yang…
Perubahan iklim dan abrasi di kawasan Muara Gembong, pesisir utara Bekasi telah menjadi masalah tahunan yang memengaruhi kondisi sosial dan…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibilty (CSR), PT Danareksa (Persero) merevitalisasi Jembatan Karsa Mekar yang menyambungkan…
Geopolitik yang memanas hingga perang saudara, tidak hanya memunculkan dampak kerugian ekonomi hingga korban jiwa, tetapi juga angka pengungsian yang…
Perubahan iklim dan abrasi di kawasan Muara Gembong, pesisir utara Bekasi telah menjadi masalah tahunan yang memengaruhi kondisi sosial dan…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibilty (CSR), PT Danareksa (Persero) merevitalisasi Jembatan Karsa Mekar yang menyambungkan…