Berinternet Lebih Aman dengan Jaga Data Pribadi dan Jangan Mengumbarnya di Media Sosial

Berinternet Lebih Aman dengan Jaga Data Pribadi dan Jangan Mengumbarnya di Media Sosial
NERACA 
Jawa Timur - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan Pesta Rakyat Makin Cakap Digital 2024 untuk komunitas masyarakat di wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Bertema "Pentingnya Menjaga Data Pribadi Dalam Dunia Digital" kegiatan yang dihadiri ribuan peserta di Aloon-Aloon Ponorogo, berlangsung pada Sabtu (14/9). 
Kali ini hadir pembicara yang ahli di bidangnya dari berbagai bidang antara lain Kadis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Ponorogo, Sapto Djatmiko Tjipto Rahardjo dan Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo & Statistik Kabupaten Ponorogo, Satria Putera Negara serta Direktur Sigma Tulungagung, Mochamad Ismanu Roziqi yang mengisi talkshow sesi pertama. Selain itu di sesi kedua hadir pula Kasi Humas Polres Ponorogo, Iptu Yayun Sriwiningrum dan RTIK Tulungagung, Khotibul Umam, serta anggota RTIK Tulungagung lainnya yaitu Mei Santi. 
Perkembangan teknologi informasi dan pandemi Covid-19 memaksa dunia dan Indonesia mengadaptasi gaya hidup baru yang mengandalkan dukungan teknologi internet. Perubahan ini menghasilkan lonjakan jumlah pengguna sekaligus meningkatkan risiko keamanan digital.
Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia. Sebanyak 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.
Dengan fakta tersebut kemampuan untuk digital savety atau keamanan digital menjadi salah satu yang penting bagi pengguna internet. "Keamanan digital termasuk keamanan di media sosial dan keamanan perangkat pribadi," ungkap Sapto Djatmiko yang menjadi nara sumber talkshow pertama. 
Pengguna pun harus memahami ancaman apa yang dihadapi saat berinteraksi di dunia digital. Pertama phising yaitu pelaku memancing korban untuk memberikan identitas penting dengan pertanyaan jebakan melalui kiriman link yang harus diisi lewat email maupun pesan singkat. 
Phising ini menurutnya bisa berkedok hadiah, dana bantuan, tagihan yang belum dibayar, keadaan krisis keluarga hingga memerlukan transfer dana,  bahkan ada yang berkedok tilang elektronik. 
Kedua ancaman di dunia digital ada pula yang berbentuk peretasan sistem komputer tanpa izin dengan tujuan mencuri atau membobol data penting seperti keuangan. Solusinya, menurut dia adalah dengan memakai sistem keamanan anti-virus dan anti-malware, serta terbiasa membackup data. 
Ketiga yang juga harus diwaspadai adalah cyber bullying atau perundungan dan penindasan di dunia maya yang biasanya terjadi di kolom komentar atau pesan langsung. 
Pengetahuan untuk melindungi diri menjadi bekal bagi pengguna media digital agar tetap aman bermedia digital. Seperti mengatur dengan siapa saja kita berinteraksi di media sosial, jangan mengumbar data pribadi seperti informasi nama lengkap, tanggal lahir, serta nama ibu kandung di media sosial.
Selanjutnya pelajari juga bagaimana cara menggunakan autentifikasi dua faktor, serta memakai password yang kuat. "Ini akan membantumu melindungi akun pribadimu jika saja Password kamu telah dicuri atau diretas," sambung Sapto.
Nara sumber lainnya, Yayun Sriwiningrum menambahkan bahwa selain bisa melindungi diri di ruang digital, seorang pengguna media digital juga harus memahami tentang budaya digital. "Internet secara signifikan membentuk cara kita berinterkasi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia di lingkungan masyarakat," ungkap Yuyun.
Ia menyebut bahwa digitalisasi telah membentuk budaya baru seperti main media sosial, belanja online hingga membuat keputusan dengan teknologi digital. Dalam hal menggunakan media sosial, ia menekankan bahwa setiap orang harus memahami tentang etika dan menghindari penyebaran hoaks hingga isu sensitif terkait SARA.
Lebih lanjut, Yuyun menambahkan bahwa terdapat dampak positif dengan adanya digital culture. Karena bisa meningkatkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
Selain itu digital culture akan melahirkan kolaborasi dan kreativitas berbasis digital. Tak kalah penting, hal ini akan membantu membuat keputusan dan meningkatkan proses dengan teknologi digital.

 

NERACA 

Jawa Timur - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan Pesta Rakyat Makin Cakap Digital 2024 untuk komunitas masyarakat di wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Bertema "Pentingnya Menjaga Data Pribadi Dalam Dunia Digital" kegiatan yang dihadiri ribuan peserta di Aloon-Aloon Ponorogo, berlangsung pada Sabtu (14/9). 

Kali ini hadir pembicara yang ahli di bidangnya dari berbagai bidang antara lain Kadis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Ponorogo, Sapto Djatmiko Tjipto Rahardjo dan Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo & Statistik Kabupaten Ponorogo, Satria Putera Negara serta Direktur Sigma Tulungagung, Mochamad Ismanu Roziqi yang mengisi talkshow sesi pertama. Selain itu di sesi kedua hadir pula Kasi Humas Polres Ponorogo, Iptu Yayun Sriwiningrum dan RTIK Tulungagung, Khotibul Umam, serta anggota RTIK Tulungagung lainnya yaitu Mei Santi. 

Perkembangan teknologi informasi dan pandemi Covid-19 memaksa dunia dan Indonesia mengadaptasi gaya hidup baru yang mengandalkan dukungan teknologi internet. Perubahan ini menghasilkan lonjakan jumlah pengguna sekaligus meningkatkan risiko keamanan digital.

Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia. Sebanyak 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.

Dengan fakta tersebut kemampuan untuk digital savety atau keamanan digital menjadi salah satu yang penting bagi pengguna internet. "Keamanan digital termasuk keamanan di media sosial dan keamanan perangkat pribadi," ungkap Sapto Djatmiko yang menjadi nara sumber talkshow pertama. 

Pengguna pun harus memahami ancaman apa yang dihadapi saat berinteraksi di dunia digital. Pertama phising yaitu pelaku memancing korban untuk memberikan identitas penting dengan pertanyaan jebakan melalui kiriman link yang harus diisi lewat email maupun pesan singkat. 

Phising ini menurutnya bisa berkedok hadiah, dana bantuan, tagihan yang belum dibayar, keadaan krisis keluarga hingga memerlukan transfer dana,  bahkan ada yang berkedok tilang elektronik. 

Kedua ancaman di dunia digital ada pula yang berbentuk peretasan sistem komputer tanpa izin dengan tujuan mencuri atau membobol data penting seperti keuangan. Solusinya, menurut dia adalah dengan memakai sistem keamanan anti-virus dan anti-malware, serta terbiasa membackup data. 

Ketiga yang juga harus diwaspadai adalah cyber bullying atau perundungan dan penindasan di dunia maya yang biasanya terjadi di kolom komentar atau pesan langsung. 

Pengetahuan untuk melindungi diri menjadi bekal bagi pengguna media digital agar tetap aman bermedia digital. Seperti mengatur dengan siapa saja kita berinteraksi di media sosial, jangan mengumbar data pribadi seperti informasi nama lengkap, tanggal lahir, serta nama ibu kandung di media sosial.

Selanjutnya pelajari juga bagaimana cara menggunakan autentifikasi dua faktor, serta memakai password yang kuat. "Ini akan membantumu melindungi akun pribadimu jika saja Password kamu telah dicuri atau diretas," sambung Sapto.

Nara sumber lainnya, Yayun Sriwiningrum menambahkan bahwa selain bisa melindungi diri di ruang digital, seorang pengguna media digital juga harus memahami tentang budaya digital. "Internet secara signifikan membentuk cara kita berinterkasi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia di lingkungan masyarakat," ungkap Yuyun.

Ia menyebut bahwa digitalisasi telah membentuk budaya baru seperti main media sosial, belanja online hingga membuat keputusan dengan teknologi digital. Dalam hal menggunakan media sosial, ia menekankan bahwa setiap orang harus memahami tentang etika dan menghindari penyebaran hoaks hingga isu sensitif terkait SARA.

Lebih lanjut, Yuyun menambahkan bahwa terdapat dampak positif dengan adanya digital culture. Karena bisa meningkatkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat.

Selain itu digital culture akan melahirkan kolaborasi dan kreativitas berbasis digital. Tak kalah penting, hal ini akan membantu membuat keputusan dan meningkatkan proses dengan teknologi digital.



 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Upayakan Startup Lokal untuk Go Global

  NERACA Jakarta – Indonesia, yang saat ini menduduki peringkat keenam dunia dengan sekitar 2.600 perusahaan rintisan (startup), tengah berupaya…

Bappenas : Tahap 2 IKN Siap untuk Penyelenggaraan Pemerintah

  NERACA Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa pembangunan tahap…

Pemerintah Serap Rp22 Triliun dari Lelang Tujuh Seri SUN

  NERACA Jakarta – Pemerintah menyerap dana senilai Rp22 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada 17 September…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Upayakan Startup Lokal untuk Go Global

  NERACA Jakarta – Indonesia, yang saat ini menduduki peringkat keenam dunia dengan sekitar 2.600 perusahaan rintisan (startup), tengah berupaya…

Bappenas : Tahap 2 IKN Siap untuk Penyelenggaraan Pemerintah

  NERACA Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa pembangunan tahap…

Pemerintah Serap Rp22 Triliun dari Lelang Tujuh Seri SUN

  NERACA Jakarta – Pemerintah menyerap dana senilai Rp22 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada 17 September…