Di semester pertama 2024, PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) berhasil membukukan laba US$6,70 juta (Rp0,0002 per saham). Kondisi ini berbanding terbalik jika dibandingkan di periode yang sama tahun 2023, dimana BRAU merugi US$11,50 juta (US$0,0003 per saham). Informasi tersebut disampaikan emiten batu bara ini dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Sementara penjualan bersih beraset US$1,38 miliar per Juni 2024 ini tercatat US$1,27 miliar. Hasil ini turun 0,78% dari US$1,28 miliar per Juni 2023. Di tengah penurunan penjualan, beban pokok penjualan berhasil ditekan turun hingga 6,56% menjadi US$1,14 miliar dari sebelumnya US$1,22 miliar. Hal ini mendorong laba kotor tumbuh sebesar 98,93% dari US$69,03 juta menjadi US$137,32 juta.
Selain itu, total beban usaha berkurang 8,28% dari US$73,40 juta menjadi US$67,32 juta. Hal ini mendorong Perseroan mampu mencatat laba operasi sebesar US$70 juta pada semester I 2024. Padahal di semester I 2024, BRAU masih mencatat rugi operasi sebesar US$4,36 juta.
Danai ekspansi bisnisnya, PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD)…
Realisasikan keuntungan investasi menjadi alasan Tecable (HK) Co Limited, pemegang saham pengendali (MARK) telah menjual sebanyak 54.407.957 lembar (1,43%) sahamnya…
Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) berencana menawarkan obligasi II tahun 2024 senilai Rp2…
Danai ekspansi bisnisnya, PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD)…
Realisasikan keuntungan investasi menjadi alasan Tecable (HK) Co Limited, pemegang saham pengendali (MARK) telah menjual sebanyak 54.407.957 lembar (1,43%) sahamnya…
Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) berencana menawarkan obligasi II tahun 2024 senilai Rp2…